Forty Eight

36 14 0
                                    

Taehyung mendengar dari Jimin bahwa ia hampir memperkosa Yoori. Namun Taehyung tidak percaya apa yang sudah ia lakukan, Taehyung tidak bisa mengingat apapun.

"Jimin-ah! Aku tidak melakukan apapun!" Ucap Taehyung frustasi.
"Lalu? Kau berpikir Yoori berbohong?" Tanya Jimin dengan nada datar.
"Mwo? Yoori? Kau mendengarnya dari Yoori?" Ujar Taehyung tidak percaya.
"Apakah aku perlu memanggilnya kesini?" Tanya Jimin menatap Taehyung.
"Tapi.. tapi aku tidak mungkin melakukan hal itu padanya!" Sanggah Taehyung.

Jimin menghela napas kasar.
"Kau mabuk, bodoh! Kau benar-benar membuatnya ketakutan!" Kesal Jimin, ia juga ingin sekali menampar Taehyung.

Taehyung pun menunduk, berusaha memutar memorinya kembali. Ia berpikir keras apa yang ia lakukan semalam.

Lalu bayang-bayang itu muncul. Ia mengingat Yoori mengajaknya kembali ke Villa, ia juga ingat seseorang menendang dan memukulnya. Setelah ia sadar, ia memegang pipinya sendiri. Dan benar saja itu sakit.

"Jimin-ah, apakah pipi ku memar?" Tanya Taehyung pada Jimin.
"Tentu saja, bodoh. Yoori memukulmu." Jawab Jimin dengan datar. Taehyung tidak percaya apa yang terjadi semalam.

"Apakah aku benar-benar melecehkannya?" Tanya Taehyung dalam hatinya. Ia masih memutar ingatannya.

"Aish! Jinjja! Aku benar-benar melakukan itu! Aku.. ah!" Kesal Taehyung.
"Apa? Kau mengingatnya?" Tanya Jimin.
"Eoh, aku.. aku mengingat aku menciumnya dan ia memohon padaku untuk melepaskan." Jawab Taehyung dengan suara yang bergetar. Ia tidak habis pikir oleh dirinya sendiri.

"Aish, michin saekki. Ingin sekali aku menonjok wajahmu." Ucap Jimin sambil mengepal tangannya menahan amarah.
"Taehyung-ah, aku tidak marah padamu. Hanya saja aku benar-benar kecewa. Kau melukai Yoori." Ucap Jimin lagi.

Taehyung pun juga menyesal dan menyalahkan dirinya. Padahal ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Yoori. Namun ia malah menyakiti Yoori. Tidak hanya melecehkannya, ia juga menamparnya dengan keras. Taehyung menangis dalam diamnya.

"Jimin-ah, apakah Namjoon hyung sudah tau tentang ini?" Tanya Taehyung setelah selesai menangis.
"Tidak. Tapi Yoongi hyung tau. Habislah kau." Jawab Jimin. Taehyung pun terdiam, merasa riwayatnya akan tamat sebentar lagi.

"Ku harap kau bisa menyelesaikan masalah ini dengan bijak. Aku akan menemani Yoori." Ucap Jimin dan meninggalkan Taehyung sendirian di halaman Villa.
.
.

Sekarang anak-anak kelas itu sedang bermain di pantai, termasuk Jimin dan Yoori.

"Jimin-ah, disinilah tempatnya." Ucap Yoori dengan suara seraknya, memandang tempat yang semalam menjadi saksi bisu kehancuran hatinya. Jimin yang mendengar itu langsung mengerti apa yang Yoori maksud.

"Ahhh, Yoori-ya. Ayo kita bermain air." Ajak Jimin sambil menarik Yoori ke arah laut. Sebenarnya Jimin ingin menjauhkan Yoori dari tempat itu. Yoori pun menurut dan mengikuti Jimin.
"Yoori-ya, kau harus bersenang-senang. Kau tak lupa nasihat oppamu, eoh?" Ucap Jimin sambil tersenyum manis. Yoori pun mengangguk dan tersenyum. Mereka berdua pun bermain air bersama, tertawa dengan lepas. Sepertinya Yoori sedang berusaha menyingkirkan hal-hal mengerikan dari pikirannya.

"Eoh, Jimin-ah. Lihatlah, ada ice cream!" Ucap Yoori senang saat melihat penjual ice cream di pinggir pantai. Jimin pun melihat ke arah yang ditunjuk Yoori.
"Ah, kau mau itu, Yoori-ya?" Tanya Jimin pada Yoori dan disambut dengan sebuah anggukan antusias dari Yoori.
"Aigoo, baiklah. Tunggu disini sebentar, aku akan membelikanmu." Ucap Jimin sambil berlari ke penjual ice cream.

Yoori pun memandangi langit dan tersenyum melihatnya. Tanpa sadar, ada seseorang yang memperhatikan paras cantiknya sedari tadi. Orang itu segera mendekat ke arah Yoori, ia ingin sekali meminta maaf dengan apa yang sudah ia lakukan kepada Yoori.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang