Eight

64 21 0
                                    

Keesokan harinya Park Jimin langsung mendatangi ruangan Ayahnya yang berada di sekolah. Ia ingin mencari tau tentang Kang Seolhyun dengan bantuan Ayahnya.

Jimin mengetuk pintu ruangan Ayahnya.
"Appa." Sapanya.
Lelaki paruh baya yang di panggil itu hanya menengok dan kaget melihat anaknya.
"Eoh, Jimin-ah. Ada apa? Tumben sekali kau mengunjungiku disini." Jawab Ayahnya.

"Hm.." Jimin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Aku ingin minta bantuan." Ucap anaknya sambil tersenyum kikuk.
"Katakanlah, Appa akan membantu sebisanya." Ujar Ayahnya.

"Bisakah aku melihat data milik Kang Seolhyun? Teman sekelasku." Tanya Jimin pada Ayahnya.
"Tentu. Tapi kenapa? Kau suka padanya sampai kau harus lihat data pribadinya?" Tanya Ayahnya sambil senyum meledek.
"Appaaa.. yang benar saja. Aku tidak akan suka dengan wanita iblis itu." Rengek Jimin.
"Wanita iblis?" Tanya Ayahnya heran. Jimin pun menjelaskan apa yang terjadi beberapa bulan belakangan ini. Ayahnya mengangguk mengerti dan mencarikan data-data milik Kang Seolhyun.

"Ah.. ini dia. Kang Seolhyun." Ucap Ayahnya yang membuat mata Jimin berbinar tidak sabar ingin membuka semua kebusukan manusia itu.
"Bagaimana, Appa?" Tanya Jimin tidak sabar. "Intinya saja, Appa. Apakah dia memiliki ibu?" Ucap Jimin tidak sabaran.

"Ehmm.. disini tertulis bahwa ia seorang yatim piatu. Ia tinggal di Asrama milik perusahaan keluarga Jeon yang menampung tuna wisma dan dia mendapat beasiswa dari perusahaan induk milik J-Comp." Jelas Ayahnya. Mata Jimin membulat.
"Jeon dan J-Comp.. ah, benar. Itu perusahaan milik keluarga temanmu bukan? Jeon Jungkook dan Jung Hoseok? Apakah mereka tidak mengenal Seolhyun?" Tanya Appa Jimin.

"Ah, ne. Benar, Appa. Itu perusahaan milik keluarga temanku. Tapi.. kurasa mereka tidak ada yang tau." Jawab Jimin.
"Apakah informasi ini sudah cukup?" Tanya Ayahnya.
"Tentu, tapi apa aku boleh membawa salinan datanya?" Izin Jimin dengan penuh berhati-hati.
"Ne, bawalah. Appa tidak mau ada pembullyan disekolah ini. Bantu Appa jadikan sekolah ini berisi dengan murid-murid yang adil dan bertanggung jawab, Jimin-ah." Ucap lelaki paruh baya itu sambil tersenyum.
"Baik, Appa. Kalau begitu aku permisi." Pamit Jimin sambil membungkukkan badannya.
.
.

"Dimana Jimin?" Tanya Hoseok.
"Molla." Jawab Taehyung singkat.
"Ah benar, dia tidak makan?" Tanya Namjoon.
"Emm, mungkin ia sedang bertemu Appa nya." Jawab Yoori. Yang lain hanya mengangguk mengerti.

Di kantin Seolhyun dan Taehyung sedang menyantap makanannya dengan lahap. Begitu pula dengan Namjoon, Hoseok dan Yoori. Mereka makan bersama.

"Lihatlah. Wanita jalang itu makan bersama Yoori dan BTS."
"Dia sangat pintar cari muka."
"Hahaha. Padahal dia tidak lebih dari seorang pembully."
"Dia hanya berlindung kepada Yoori."
"Benar, jika Yoori tidak ada dipihaknya, ia tidak bisa apa-apa."
"Tentu. Dia akan menjadi babu disekolah ini hahahaha."
Celoteh murid-murid lainnya yang sedang memandang Seolhyun dengan jijik. Mereka sangat membenci Seolhyun karena sifatnya yang sombong dan kasar.

Yoori yang mendengar itu rasanya sudah panas. Seperti ada kobaran api yang berkoar ditelinganya.

Yoori pun membanting sumpit yang sedang ia pegang ke meja. Ia langsung menengok ke arah orang-orang yang bergosip tentang Seolhyun.

"Ya! Kalian diamlah! Sebelum ku pindahkan nampan makanan ini ke wajah kalian! Atau ku robek mulut kalian satu persatu!" Teriak Yoori membuat seisi kantin hening dan menatap makin kesal kearah Seolhyun.
"Mwo?! Apa yang kalian lihat? Lanjutkan makan kalian, pabo!" Taehyung menambahkan dengan suara beratnya yang rendah dan wajah datar tapi cukup menyeramkan.

"Mwo?! Apa yang kalian lihat? Lanjutkan makan kalian, pabo!" Taehyung menambahkan dengan suara beratnya yang rendah dan wajah datar tapi cukup menyeramkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang