Thirty Four

44 14 0
                                    

"Tapi kali ini aku ingin berbicara serius denganmu, Min Yoori." Ucapnya. Membuatku terdiam, aku benar-benar tidak tau apa yang harus aku katakan.

"Baiklah. Aku tidak akan bicara sekarang, maka tunggulah ketika kita sudah selesai ujian akhir semester." Ucapnya lagi, aku hanya mengangguk.

"Aku masuk dulu." Ujarku dan segera turun dari mobilnya.
"Ne, masuklah. Aku akan pulang sekarang." Jawabnya dan segera meninggalkan halaman rumah ku.

Aku menatap mobilnya yang kini sudah menjauh. Namun perkataannya masih memutar di kepalaku.

Apa yang hendak ia bicarakan?
.
.

Beberapa hari kemudian
.

Hari ini adalah hari ketiga ku menjalankan ujian tengah semester. Itu artinya beberapa hari lagi ujian ini berakhir. Aku terus memikirkan perkataan Taehyung hingga saat ini.

"Yoori-ya, apa kau akan datang ke ulang tahun Seokjin hyung hari ini?" Tanya Jimin yang berhasil membangunkanku dari lamunan. Aku segera mengecek tanggal di ponselku, benar saja. Hari ini adalah hari ulang tahun Seokjin Oppa.

"Ne, tentu saja aku akan datang." Jawabku.
"Ah, benar. Seokjin hyung berulang tahun hari ini. Tapi aku belum membeli hadiah." Ucap Taehyung yang tiba-tiba duduk di depanku dan Jimin.
"Aku juga belum membelinya." Jawabku.
"Kalau begitu aku akan ke rumahnya duluan, kalian bisa menyusul setelah membeli hadiah." Ucap Jimin.
"Ide bagus. Taehyung-ah, beri aku tumpangan, eoh?" Ucapku pada Taehyung.
"Aish. Kau selalu saja menumpang." Jawabnya sambil memasang muka menyebalkan. Aku hanya tertawa.
.
.

Ujian hari ini sudah selesai dan saatnya pulang. Aku bersiap untuk segera meninggalkan kelas dan membeli hadiah untuk Seokjin oppa.

"Aku pergi duluan. Kalian hati-hati, eoh?" Ucap Jimin sambil melambaikan tangan padaku dan Taehyung. Aku pun membalas lambaian tangannya.

"Kajja, Yoori-ya." Ajak Taehyung yang sudah siap meninggalkan kelas. Aku pun mengangguk dan berjalan ke arah parkiran bersama Taehyung.

"Ini, pakai helmnya." Ucap Taehyung sambil menyodorkan helm untuk ku. Aku menurutinya dan segera memakainya.

Taehyung pun naik ke motornya, aku juga ikut naik di belakangnya.

"Ya! Micheosseo?!" Ucapnya tiba-tiba membuatku kaget.
"Ahh waeee?" Jawabku.
"Kau ingin naik motor dengan rok sependek itu? Gila." Tanya nya sambil menengok ke arahku. Detik berikutnya ia membuka jaketnya dan memberinya padaku.
"Pakai ini, tutupi pahamu." Ucapnya.

Aku pun menggeleng, "Shiro! Kau saja yang pakai. Udara hari ini sangat dingin dan kau membutuhkan jaket." Jawabku.
"Baiklah. Kalau begitu ayo turun dan segera mencari taksi." Ucapnya.
"Aish. Michin. Arasseo, akan ku pakai." Jawabku dan segera menutupi paha ku dengan jaketnya.
.
.

Taehyung's POV

Sekarang aku dan Yoori sedang menuju salah satu Mall di Seoul untuk mencari hadiah Seokjin Hyung. Aku masih terfokus pada jalanan, mengendarai motorku dengan kecepatan normal.

"Taehyung-ah, kau ingin bicara serius apa denganku?" Tanya Yoori tiba-tiba. Aku terdiam, memikirkan jawaban yang pas.

Yoori-ya, bukan sekarang. Aku akan menunggu waktu yang tepat dan jujur saja aku belum siap untuk mengungkapkan perasaanku. Sabarlah sebentar lagi.

Lebih baik aku berpura-pura tidak mendengar.
"Hah? Kau bicara apa, Yoori-ya? Bicara saja nanti, aku tidak bisa mendengarmu dengan jelas." Jawabku lalu ia memukul bahuku dengan keras. Aku pun terkekeh dengan responnya.
.

Sesampainya di Mall, aku dan Yoori langsung berkeliling mencari hadiah untuk Seokjin Hyung. Jujur saja aku dan Yoori bingung ingin menghadiahinya apa.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang