Aku masih tersenyum membayangkan semalam. Tapi seketika senyumku pudar melihat Taehyung datang. Ia benar-benar penghancur.
"Aish jinjja. Ingin ku hancurkan wajahmu sekarang juga." Ucapku sambil menatapnya.
"Mwo? Apa salahku? Aku baru datang." Tanyanya bingung, ia bahkan baru datang ke kelas, belum sempat menempelkan bokong di kursinya.
"Kau menghancurkan momenku dan Namjoon Oppa." Rengekku.
"Mwooo?" Tanya nya tambah bingung.
"Aish. Lupakan." Ucapku akhirnya sambil menidurkan kepalaku di meja.
"Ahhh sepertinya aku tau, Yoori-ya." Ucap Jimin dengan nada meledeknya.
"Diam!" Bentakku.
Dan setelah itu aku mendengar ledekan dari dua bocah tengil dibelakangku."Yoori-ya, cepat ceritakan bagaimana rasanya." Pinta Jimin.
"Shiro!" Jawabku dengan nada tinggi. Aku menutup malu ku.
"Aishhh kau malu-malu." Ucap Taehyung meledek.
.
.Taehyung's POV.
Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri.
Apa yang dilakukan Yoori semalam dengan Namjoon hyung?Entah mengapa rasanya mulutku memang meledek Yoori akan hal itu, tapi hatiku seperti tercabik-cabik. Bahkan melihatnya dengan Namjoon hyung saja aku merasakan panas didadaku.
Sepanjang hari aku tidak bisa melepaskan pandangan ku pada Yoori. Seperti mataku otomatis melirik ke arahnya.
"Jimin-ah." Panggilku pada Jimin, aku ingin menanyakan perihal perasaanku.
"Waeyo?" Jawabnya.
"Ah.. itu. Aku ingin bertanya." Aku pun menggaruk tengkukku yang sama sekali tidak gatal. Jimin langsung memasang wajah seakan ia sudah siap mendengar pertanyaanku.
"Kalau dadaku sering terasa panas.. mengapa?" Tanyaku dengan kalimat yang tidak teratur.
"Apa kau sakit?" Ucap Jimin sambil memegang dahiku.
"Aish. Bukan itu." Ujarku kesal dan menepis tangannya.
"Lalu apa?" Tanya nya polos.
"Aku merasakan jantungku sering berpacu dengan cepat." Jelasku.
"Omo. Apa kau sudah periksa ke dokter? Bagaimana jika jantungmu bermasalah?" Tanya nya dengan muka bodohnya.
"Ah, lupakanlah. Sepertinya internet lebih baik menjawab pertanyaanku." Ucapku dengan nada yang ku tahan agar tidak memaki.
"Taehyung-ah, segeralah ke dokter. Minggu depan kita sudah ujian kenaikan kelas." Ucapnya.
"Sudahlah, aku pulang dulu." Jawabku sambil mengambil tasku dan meninggalkannya sendirian dikelas.
"Taehyung-ahhh tunggu." Ia pun berlari mengejarku.Ah benar. Minggu depan sudah ujian kenaikan kelas. Aku harus memikirkan kemana aku harus berlibur.
Bodoh. Kau harus memikirkan bagaimana menyelesaikan ujian itu. Ingin rasanya aku memaki diriku sendiri. Aish.
.
.
.Sesampainya dirumah aku tidak tau apa yang harus ku lakukan. Belajar? Ah itu sama sekali membosankan.
Aku menbuka ponselku. Melihat contact Yoori.
"Bagaimana jika aku mengirimkan pesan padanya?" Tanya ku pada diri sendiri. Jujur saja, aku seperti merindukannya. Sangat merindukannya. Padahal aku bertemu dengannya tadi di sekolah. Aish. Apa-apaan ini?
Aku membuka profilenya dan menatap fotonya.
"Kau.. kenapa kau bisa membuatku seperti ini?" Batinku.Aku memberanikan diriku untuk mengirimkan pesan padanya. Tetapi belum ada jawaban.
Astaga, apa yang harus kulakukan jika ia membalas pesanku?
Mengapa rasanya menjadi seperti ini? Biasanya aku tidak secanggung ini untuk mengirimkan pesan padanya.Tidak lama kemudian, ponselku berbunyi tanda pesan baru saja masuk. Aku berusaha menghilangkan gugupku.
Aku pun mengajaknya belajar bersama, dengan alasan aku tidak mengerti materi yang disampaikan tadi. Untung saja ia menyetujuinya.
Aku langsung menuju rumahnya dengan semangat serta perasaan yang amat senang.
.Sesampainya aku disana, aku dibukakan pintu oleh Yoongi hyung.
"Eoh, Taehyung-ah. Sayang sekali, hari ini aku tidak ingin bermain game. Datanglah besok saja." Ucapnya begitu ia melihat wajahku.
"Ah, ani hyung. Aku bukan ingin bermain game, aku ingin belajar bersama Yoori." Jelasku.
Ia menatapku dengan wajah bingung dan berkata, "Mworago?"
Akupun bertanya kembali, "Mwo?"
"Aish. Kenapa kita jadi seperti orang bodoh? Masuklah, belajar yang benar." Ujarnya dan membukakan pintu yang lebih lebar untukku.
"Ne, gomawo hyung." Jawabku dan langsung ke kamar Yoori.Aku pun mengetuk pintunya dan ia membukakan pintunya.
Cantik.
Aku menatapnya yang berbalut piyama dan wajah polosnya tanpa makeup sedikitpun.
"Ya! Kim Taehyung! Cepat masuk." Tegurnya. Aku langsung tersadar.
Kamipun berusaha keras memahami materi yang diberikan. Ingin rasanya aku menyopotkan kepalaku sebentar.
"Aish. Kita sama-sama bodoh, Taehyung-ah. Bagaimana kita bisa menyelesaikan ini?" Gerutu Yoori sambil memajukan bibirnya. Menggemaskan.
"Kau yang bodoh, aku tidak." Jawabku sambil menjulurkan lidahku.
"Kau ingin mati?" Tanya nya sambil melemparkan tatapan sinis. "Aku akan menelepon Jimin meminta bantuan. Ah, benar... atau Namjoon oppa?" Tanya nya lagi yang membuatku panik.Tidak! Jangan lakukan itu! Aku hanya ingin berdua denganmu. Mengertilah.
"Aaaaa, itu. Ya, benar. Jimin bilang padaku ia ingin berlatih vocal bersama Jungkook. Dan Namjoon hyung, bukankah ia sedang sibuk?" Ujarku terbata, mencegah yang seharusnya tidak terjadi.
"Ah, begitu. Tapi apa yang dilakukan pacarku? Dia sibuk apa? Bahkan ia tidak bilang padaku." Tanya nya yang membuatku bingung menjawabnya. Aku memutar otakku untuk mendapat jawaban yang pas."Hmm, sebenarnya aku hanya menebak bahwa Namjoon hyung sibuk. Sedikit lagi ia ujian kelulusan. Mungkin ia tidak bilang padamu karena ia tidak ingin membuatmu khawatir. Lagipula tidak semua urusannya harus kau ketahui. Bukan begitu, Yoori-ya?" Ujarku panjang lebar untuk meyakinkannya. Ia pun mengangguk setuju. Syukurlah.
"Kalau begitu ayo kita lanjutkan, Taehyung-ah. Kurasa aku mulai mengerti." Ucapnya.
"Baiklah, bagaimana jika kita latihan soal?" Saranku. Ia mengangguk.Dengan begitu kita pun mengejarkan soal-soal terkait materi yang kita pelajari tadi.
Waktu terus bergulir, tidak terasa sudah 3 jam lebih otak kami menjalankan fungsinya.
"Ahh.. aku lelah, Taehyung-ah." Ucapnya sambil menyenderkan punggungnya dikursi dan menyilangkan kedua tangannya didada, serta memejamkan matanya.
"Aish. Memangnya kau saja yang lelah? Aku lebih lelah, otakku bekerja 2 kali lebih keras daripada otakmu." Ucapku kesal. Ya, bibirku kesal. Tapi hatiku merasa kasihan melihatnya kelelahan."Taehyung-ah." Panggilnya dengan suara khas orang mengantuk dan masih memenjamkan matanya.
"Wae?" Jawabku sambil menatap wajahnya.
"Nyanyikan salah satu lagu mu." Pintanya.
"Shiro!" Tolakku.
"Baiklah, akan ku berhentikan umurmu sekarang juga." Ucapnya. Aku menahan tawa mendengar ucapannya. Aish. Wanita ini. Min Yoongi versi wanita.
"Baiklah." Aku pun berdehem dan siap menyanyikan lagu untuknya.She looks like a blue parrot
Would you come fly to me?
I want some good day, good day, good day
Good day, good day
Looks like a winter bear
You sleep so happily
I wish you good night, good night, good night
Good night, good nightImagine your face
Say hello to me
'Til all the bad days
They're nothing to me
With youWinter bear
Ooh, ooh, ooh
Sleep like a winter bear
Ooh, ooh, ooh
Sleep like a winter bear.Aku pun mengakhiri nyanyianku.
"Sudah, Yoori-ya." Ucapku. Namun tidak ada jawaban darinya.
"Yoori-ya, kau tidur?" Tanyaku pelan-pelan.
"Yaaa, Min Yoori." Panggilku lagi namun masih tidak ada jawaban. Kurasa dia sudah terbang ke alam mimpi.Aku tersenyum melihat wajah damainya. Ia terlihat damai ketika tidur, ketika ia bangun dari tidurnya maka ia akan berubah menjadi makhluk yang menyeramkan.
Aku mengangkat tubuhnya pelan-pelan agar ia tidak terbangun. Aku menggendongnya untuk memindahkannya ke kasur. Tidak lupa aku menyelimutinya.
"Aku akan menyanyikannya lagi, sedikit saja." Pintaku dengan suara pelan agar tidak membangunkannya. Aku duduk perlahan disebelahnya.
"Imagine your face
Say hello to me
'Til all the bad days
They're nothing to me
With youWinter bear
Ooh, ooh, ooh
Sleep like a winter bear
Ooh, ooh, ooh
Sleep like a winter bear". Senandungku dengan suara yang pelan sambil mengelus pipi halusnya."Jal ja, Min Yoori." Ucapku dengan bibir yang terus tersenyum. Dengan begitu aku meninggalkan kamarnya dengan perasaan yang tidak bisa ku ceritakan lagi. Biar kalian menebaknya sendiri apa yang aku rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we?
Fanfiction"Yoori-ya, menikahlah denganku." Pinta Kim Taehyung. . "Kau akan bahagia jika bersamanya?" Tanya Kim Namjoon. . "Aish! Michin! Kenapa jadi seperti ini?!" Kesal Min Yoori. . . . NB: satu chapter tidak lebih dari 2000 kata. WARNING!! TERDAPAT BEBERAPA...