Nineteen

52 17 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah setelah liburan semester. Dan seperti biasa, aku berangkat diantar Oppaku.

"Yoori-ya, jika sudah selesai jangan lupa teleponku. Dan jika kau dijemput Namjoon, kabari aku." Ucap Oppaku.
"Neee, arasseo." Jawabku dan langsung turun dari mobilnya.

Aku berjalan menelusuri lorong sekolah dengan begitu malas, seperti tidak ada semangat dalam diriku sedikitpun.

"Nunaaaa!" Suara familiar memanggilku, aku langsung menengok ke sumber suara. Benar saja, itu dia.
"Eoh, Jungkook-ah." Sapaku.
"Annyeong, nuna." Sapanya.
"Ahh benar. Aku lupa. Ini tahun pertama mu sekolah disini." Ucapku.
"Ne, dan ini tahun terakhirmu." Jawabnya dan aku mengangguk.
"Semangatlah, Jungkook-ah. Perjalananmu di neraka ini masih panjang." Ujarku meledeknya.
"Tidak apa-apa. Aku ini Jeon Jungkook, aku kuat. Dan aku akan dikelilingi banyak wanita." Jawabnya sambil berbisik padaku.
Aku pun membulatkan mata mendengarnya dan berkata, "Yaaa! Siapa yang mengajarimu seperti itu? Dasar kau playboy."
Ia hanya tertawa dan berpamitan untuk masuk ke kelasnya terlebih dahulu.

Begitupun denganku, aku berjalan ke arah kelasku sendirian. Ah sepi sekali.

"Yoori-ya, annyeong." Sapa seseorang.
"Oh, annyeong." Sapa balikku singkat. Karena sebenarnya aku tidak mengenalnya.

Tiba-tiba ada seseorang yang memukul kepalaku dari belakang.
"Ya! Apa kau tidak tau cara menyapa dengan baik? Kau membuat orang takut." Ucap orang yang memukulku.
"Aish jinjja! Kim Taehyung!" Kesalku dan membalas pukulannya.
"Yaaa! Aku memberitahu mu sesuatu yang baik, kenapa kau memukulku?" Marahnya. Dan terjadi adu mulut antara aku dan Taehyung.

"Woah, jeongmal. Aku benar-benar berada disekolah sekarang. Aku bisa melihat dua manusia bodoh ini sedang bertengkar." Ucap Jimin yang baru saja datang.
"Eoh, Jimin-ah!" Sapaku dan lari untuk memeluknya.
"Aigooo, yoori-ya. Aku rinduuu." Ucapnya sambil membalas pelukanku.
"Yaa! Kenapa kalian berpelukan? Kenapa tidak ada yang memelukku?" Teriak Kim Taehyung.
"Karena kau seperti iblis! Kau membuat mood ku rusak!" Kesalku.
"Aish sudahlah, ini masih pagi! Lebih baik kita masuk kelas sekarang." Ucap Jimin menengahkan.

Akhirnya kami bertiga pun masuk ke kelas. Dan mencari tempat duduk. Aku ingin duduk bersama Jimin, namun Taehyung juga ingin bersama Jimin. Ketika kami bertiga sedang memperebutkan posisi duduk, seseorang datang dan membuat kelas hening.

"Aish, jinjja. Moodku benar-benar hancur sekarang." Ucap Taehyung.
"Eoh, annyeong Kang Seolhyun!" Sapa Jimin dengan nada yang meledek. Mulutku juga tidak tahan untuk mengeluarkan kata kasar.
"Oh, long time no see, Bitch." Sapaku yang membuat seisi kelas menahan tawa. "Mwo? Apa ucapanku dalam bahasa inggris aneh?" Tanyaku ke teman-teman sekelasku.
"Aniya. Itu sangat keren, Yoori-ya. Gomawo sudah mewakilkan kita." Jawab salah satu teman sekelasku yang membuat aku ingin tertawa.

"Ya ya ya, sudah. Kembali ke aktivitas kalian masing-masing." Pinta Jimin sambil menahan tawanya.

"Jadi bagaimana? Siapa yang duduk bersamaku?" Tanya Jimin.
"Ah terserahlah, aku benar-benar tidak mood." Jawabku sambil duduk di sembarang tempat.
"Aku juga. Moodku hancur melihat mukanya." Jawab Taehyung.
"Baiklah, aku akan duduk bersama Yoori. Aku bosan duduk denganmu, Taehyung-ah." Ucap Jimin. Taehyung hanya mengangguk malas dan langsung memasang earphone.

Benar. Walaupun hanya melihat wajahnya sekilas, itu bisa menghancurkan moodku. Ingin sekali ku patahkan leher iblis itu.
.
.

Waktu istirahat pun tiba. Biasanya aku sangat senang jika istirahat, tapi entah mengapa aku merasa biasa saja. Ah, aku rindu pacarku.

"Kenapa hari ini sepi sekali?" Tanyaku kepada dua orang bodoh dihadapanku.
"Apa kau sudah gila? Lihatlah sekelilingmu, ini sangati ramai." Jawab Jimin.
"Akan ku panggilkan Jungkook agar ramai." Jawab Taehyung. Dan benar saja, ia benar-benar memanggil Jungkook untuk makan bersama kita.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang