Thirty Eight

45 15 0
                                    

Taehyung's POV.

Kini aku sedang berada di mobilku, namun aku tidak mengendarainya. Entah mengapa hari ini Yoori mau mengendarai mobilku.

Ia menyetir dengan fokus, aku pun memandanginya dengan fokus. Ia cantik, ia benar-benar tipe ku. Aku tidak hanya memandang fisiknya, namun aku juga sangat menyukai pribadinya. Aku terus menatapnya dalam-dalam, seakan aku tidak mengizinkan ia berpaling dariku.

"Kau ingin aku mencolok matamu?" Tegurnya dengan nada yang sinis, membuat ku terkekeh.

"Kau galak sekali, Nona Min. Tidak bolehkah aku mengagumi dan menggilaimu?" Tanya ku dengan serius, sambil memajukan wajahku.

"Menjauhlah, aku sedang menyetir!" Pintanya dengan nada tinggi. Aku suka sekali saat ia marah, seperti memancing adrenalinku. Namun aku tidak menggubrisnya, aku tetap memandanginya dari jarak dekat.

"Ya! Kim Taehyung! Sudah ku bilang menjauh dariku!" Ucapnya sebal sambil berusaha mendorong wajahku menjauh.
Aku tetap mendekati wajahku ke arahnya, "Ini mobilku. Jadi terserah denganku ingin berbuat apa." Jawabku santai dan menyederkan dagu ku di  bahunya. Ku dengar ia mendengus kesal.

"Tentu ini mobilmu! Jika kau tidak menjauh, akan ku tabrakan mobil ini!" Ucapnya kesal sambil menjauhkan bahunya dari wajahku. Aku tertawa, merasa semakin ingin menggodanya dan membuatnya kesal.

Aku menyibakkan rambutnya yang tergerai, memandangi kalung yang bergantung dengan indah di lehernya. Namun aku benar-benar salah fokus, aku melihat lehernya yang putih dan mulus. Membuatku ingin sekali memangsanya, nafsu birahi ku tiba-tiba saja bangun dari tidurnya. Astaga. Aku segera menelan ludahku.

Astaga, cobaan apa ini?

"Kau sangat menggoda, Min Yoori." Ucapku seperti orang tidak berotak jernih. Kini keadaan diantara ku dengannya hening seketika, ia tidak lagi berontak dengan kesal.

"Kim Taehyung-ssi, jauhkan wajahmu dari ku sekarang juga. Bagaimana pun aku sudah punya pacar." Ujarnya tiba-tiba dengan nada yang sangat datar. Aku pun segera memundurkan wajahku dan duduk di kursi penumpang dengan benar.
"Arasseo. Untuk saat ini aku memang mundur dan aku akan menunggu waktu yang tepat untuk maju mendapatkan mu." Jawabku. Ia hanya terdiam.

Aku juga memilih diam dan memandangi jalanan dari kaca sebelahku. Ah, tapi ini aneh. Ini bukan jalan ke arah rumah Yoori.

"Yoori-ya, kau mau membawa ku kemana? Ini bukan arah rumah mu." Ucapku yang tersadar ini adalah arah yang salah.
"Memang bukan." Jawabnya santai.
"Ya! Kau harus pulang. Kalau tidak aku akan dibunuh oleh Oppamu!" Ucapku dan menatapnya heran.
"Duduk saja dan tunggu sampai." Jawabnya lagi.

Aku memandangi jalanan yang benar-benar aku kenal dan tentu saja selalu aku lewati.
"Ya, Min Yoori! Apa kau ingin membawa ku pulang?" Tanya ku heran.
"Eoh, tentu saja." Jawabnya sambil melirik ke arahku dengan santai.
"Aish, michin! Lalu kau pulang bagaimana? Kau mau menginap di rumahku, eoh?" Tanyaku benar-benar heran dengan sikapnya.
"Diamlah, dikit lagi kita sampai." Jawabnya dengan nada sinis.

Dan benar saja. Sekarang kita sudah ada di depan rumahku, lalu ia segera memakirkan mobil di garasi rumahku.
"Ayo, turun." Ajaknya dan ia segera turun dari mobilku.
"Ya! Kau benar-benar akan menginap?" Tegurku.
"Eoh, jadi cepatlah turun." Ucapnya yang membuatku kaget setengah mati. Aku turun dan menyusulnya. Anak ini benar-benar gila. Apa yang harus ku katakan pada Yoongi hyung dan Namjoon hyung?
.

Kini aku sudah memasuki rumahku. Namun aneh sekali, perasaan aku sudah menyuruh pelayanku untuk mengunci pintu. Namun kenapa pintu utama tidak terkunci? Dan jelas saja tadi aku tinggalkan rumahku dalam keadaan terang, tapi kenapa sekarang sangat gelap?

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang