Forty Two

34 15 0
                                    

Aku berciuman dengannya sampai dadaku benar-benar butuh oksigen. Akhirnya kami melepaskan ciuman.

Lalu ia menatapku tepat di manik mata.
"Apa tadi aku membuatmu sakit?" Tanya nya, yang jelas aku mengerti apa maksudnya.
"Sedikit. Tapi aku tidak apa-apa, oppa." Jawabku dan tersenyum padanya.

"Baiklah, hari ini kau akan jadi bayiku." Ucapnya lalu menggendong ku ke bawah shower. Ia langsung menyalakan shower dan mengguyur tubuhku. Dengan sigap ia langsung mengambil sabun dan menyabuni tubuhku dengan telaten.

"Sekarang kita bersih-bersih lalu kita akan keluar dan merayakan tahun baru." Ucapnya. Aku pun setuju.

Setelah selesai menyabuniku, ia memandikan dirinya sendiri. Ketika urusan di kamar mandi sudah selesai, ia langsung mengambil handuk untuknya dan untukku.

Ia memakaikan handuk padaku ketika ia sudah berhanduk lebih dulu. Lalu ia menggendongku menuju kamar. Kemudian ia mengambilkan bajuku dan segera memberikannya padaku.

"Cepat pakai ini, kau bisa kedinginan." Ucapnya, lalu aku menurutinya dan langsung memakai pakaianku.
.

Kini aku sedang berada di ruang tengah bersama pacarku sambil meminum coklat hangat. Kami juga berbincang, membicarakan banyak hal.

"Yoori-ya, aku kita berjalan-jalan." Ucapnya lalu menarikku dari duduk.
"Oppa, aku malaaas. Aku ingin tidur saja." Jawabku.
"Aish, kau jauh-jauh ke Jeju hanya untuk tidur?" Tanya nya membuatku tertawa.
"Baiklah, kalau begitu gendong aku!" Pintaku dengan manja. Ia segera menurutinya dan berjongkok di depanku.

Aku langsung menaiki punggungnya dan memeluk lehernya. Ia segera mengangkatku dan keluar Villa untuk berjalan-jalan sekitar sini. Aku menciumi lehernya karena aku sangat suka dengan aroma tubuhnya yang khas. Aish, ini benar-benar candu.

Lalu ia menduduki ku di sebuah bangku. Sekarang kita terduduk di sebuah bangku taman, di hadapan perairan yang indah. Dengan udara dingin yang menemani. Entah mengapa saat udara dingin berhembus, menyentuh wajahku, aku mengingat Taehyung. Mengingat bagaimana ia mengungkapkan perasaannya padaku kala itu.

Aku melirik ke arah Namjoon oppa yang sedang terdiam. Ayo, Yoori-ya kita fokus. Di sampingmu sedang ada pacarmu yang jelas sudah bertahun-tahun menjaga dan membuatmu bahagia.

Sekarang aku sedang menyandarkan kepalaku di pundaknya, lalu aku menggenggam tangannya sambil memainkan jari-jari panjangnya. Benar, sepertinya ini waktu yang tepat untuk memberitahunya tentang keputusanku.

"Oppa.." panggilku dengan hati-hati.
"Ne, chagi?" Jawabnya sambil mengusap kepalaku dengan lembut.
"Aku ingin bicara." Ucapku, takut dengan reaksinya.
"Eoh, bicaralah. Aku akan dengarkan." Jawabnya.

Aku terdiam untuk beberapa saat. Kemudian aku meyakinkan diriku dan kini menatapnya.
"Oppa, aku sudah yakin dengan keputusanku. Aku ingin berkuliah di Daegu." Ucapku. Lalu ia menampakkan wajah yang terkejut dan serius.

"Daegu? Lalu kau akan meninggalkan Seoul?" Tanyanya.
Aku mengangguk, "Aku meninggalkan Seoul hanya sementara, Oppa. Sampai aku selesai berkuliah. Lagi pula aku bisa sesekali datang ke Seoul." Jawabku.

"Tidak. Aku sungguh tidak bisa jauh darimu, Yoori-ya." Ucapnya dengan tatapan yang sendu.
"Oppa, tapi aku ingin hidup mandiri. Walaupun ada beberapa keluarga ku di Daegu, aku akan tinggal sendiri." Kataku sambil menggenggam tangannya erat.
"Kau tau? Aku memilih kuliah di Seoul karena aku tidak ingin jauh darimu. Agar aku tetap bisa bertemu denganmu." Ucapnya lagi sambil menatapku lemah. Aku pun menarik napasku dalam-dalam.

"Aku tau, Oppa. Aku tau. Tapi ini keputusanku." Jawabku.
"Kalau kau jauh dariku apa kau bisa menjaga perasaanmu untukku? Bagaimana jika banyak lelaki yang berusaha mendekatimu?" Tanya nya. Aku pun terdiam. Aish, kenapa jadi membahas masalah ini.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang