Seventeen

50 15 0
                                    

Yoori's POV

Aku ingin mendengar suaranya, aku ingin melihat kecerobahannya, aku ingin mencium aroma tubuhnya yang khas, aku ingin menikmati tteokbokki bersamanya, aku ingin mendengar suara hancurnya ketika bernyanyi, aku ingin melihat auranya yang keren saat ia me-rapp.

Aku rindu semua tentangnya.

Sangat tidak terasa, sudah 2 minggu aku tidak bertemu dengannya. Jangankan bertemu, komunikasi saja tidak. Aku benar-benar merindukannya. Ku rasa aku cukup bodoh. Tapi bagaimana aku tidak marah? Ia berciuman dengan wanita lain! Siapa juga yang membiarkan pacarnya berciuman dengan wanita lain? Sudah gila jika ada yang membiarkannya.

Aku melempar ponselku frustasi, sebab tidak ada notifikasi darinya. Aish! Apa ia tidak berusaha minta maaf padaku? Jelas saja itu salahnya!

Otak ku, ayolah bekerja. Aku sangat membutuhkanmu wahai otak!

Tapi sayangnya otak ku benar-benar sedang liburan. Aku hanya bisa menjambak rambutku frustasi. Aku pun memutar otak ku dan tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepalaku.

Aku segera mengambil jaket dan dompet ku. "Berjalan-jalan keliling Seoul menggunakan bis bukan suatu hal yang buruk, kan?" Tanya ku pada diri sendiri.
"Benar sekali. Kau bisa melihat indahnya Seoul dan belanja sesuka mu." Jawabku kepada diri sendiri.

Aku segera keluar dari kamar ku dan turun ke lantai bawah. Aku melihat seseorang duduk disana.

"Oppa?" Panggilku. Yang dipanggil menengok ke arahku.
"Eoh, Yoori-ya." Sapanya.
"Sudah lama kita tidak bertemu. Apa kau ingin bertemu dengan Oppa ku?" Tanyaku.
"Ah, ya. Aku ingin keluar dengannya, tapi ia sedang mandi." Jawabnya sambil tersenyum.

" Jawabnya sambil tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahh begitu. Oh ya, bagaimana kabar mu, Oppa?" Tanyaku.
"Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja. Kau sendiri bagaimana?" Balas Hoseok oppa.
"Aku juga baik-baik saja." Jawabku.
Ia terkekeh dan berkata, "Aku tidak yakin kau baik-baik saja."
"Apa maksudmu, Oppa?" Tanyaku bingung.
"Sini, duduklah. Akan ku ceritakan sesuatu padamu." Pintanya. Aku pun langsung menurutinya dan duduk dihadapannya.

"Kau tau? Ku rasa Namjoon sangat merindukanmu. Aish orang itu jadi menyebalkan semenjak kalian tidak berkomunikasi. Ia menjadi orang yang sangat sensitif." Jelasnya. Aku terdiam untuk beberapa saat.
"Tapi bagaimanapun dia salah, Oppa. Dia mencium wanita lain." Jawabku.
"Kau tau, Yoori-ya? Saat ia mabuk berat, yang pertama kali ia sebut adalah nama mu. Ia sangat menginginkanmu, ia memanggil nama mu berulang kali. Itu tandanya ia sangat mencintaimu." Ucap Hoseok Oppa yang membuatku sedikit terharu, tapi tidak mengurangi rasa kecewa ku pada Namjoon Oppa.

"Lantas bagaimana bisa ia mencium wanita lain?" Tanyaku dan terkekeh miris.
"Dia bahkan tidak ingat apa-apa, bagaimana ia bisa tau jika wanita lain itu bukan dirimu?" Jawabnya. Aku hanya tertunduk dan sedikit membenarkan ucapannya.

"Yoori-ya, kau pasti tau jika dia adalah wanita yang jahat. Bagaimana jika dia memang ingin menghancurkan kalian? Dalam artian, dia memang sudah merencanakan ini." Ucap Hoseok Oppa yang membuatku tercengang.
"Apa maksudmu, Oppa?" Tanyaku heran.
"Biar ku jelaskan, kau dengarkan baik-baik." Ucapnya "Kita merayakan kelulusan di bar, tapi perempuan angkatanku tidak ikut. Hanya laki-laki saja. Dan aku tidak melihat ada Seolhyun di bar itu. Tapi kenapa tiba-tiba ada Seolhyun di video itu? Kau pikir saja. Ketika aku selesai dari toilet, Namjoon sudah tidak ada di tempat terakhir ku lihat. Tetapi ia berada di luar bar. Ketika aku menghampirinya, ia memanggil nama mu dan ia berkata bahwa kau datang. Bukankah itu aneh? Dan menurut pengakuan temanku yang setengah sadar, ia bilang bahwa seorang wanita mengajak Namjoon pulang." Jelasnya panjang lebar.

Aku benar-benar mencerna ucapan Hoseok Oppa dengan baik dan memutar otak ku. Aku teringat Namjoon Oppa bilang kepadaku bahwa aku datang ke bar pada malam itu. Ah apa ini?

"Tunggu. Biar ku persingkat. Maksudmu... Seolhyun sengaja? Ah, lebih tepatnya Seolhyun memanfaatkan Namjoon Oppa untuk menghancurkanku?" Tanya ku dengan kalimat yang tidak tersusun dengan benar. Aku benar-benar terkejut.

Ia pun mengangguk dan berkata, "Sekarang terserah kau mau berbuat apa, aku hanya menceritakan apa yang terjadi pada malam itu. Dan percayalah padaku, ia memang seorang yang mesum tapi ia tidak mungkin mencium wanita lain. Ku akui ia memang salah karena terlalu mabuk malam itu."

Yang bisa kulakukan sekarang adalah menunduk. Membenarkan semua ucapan Hoseok Oppa. Kenapa aku bodoh sekali? Kenapa aku tidak berpikir jernih saat Namjoon Oppa menjelaskan padaku waktu itu? Aku benar-benar menyesal karena termakan emosi.

"Sudahlah, Yoori-ya. Ini bukan waktu yang tepat untuk menyesal." Ucap Hoseok Oppa seakan bisa membaca pikiranku. "Itu semua terjadi pasti ada hikmahnya. Kejadian itu akan menjadi guru terbaik dalam proses pendewasaan mu. Percayalah, masa lalu adalah guru terbaik." Tambahnya.

Aku mencerna setiap kata-kata bijak dari Hoseok Oppa. Ini benar-benar kalimat sederhana yang bisa menamparku. Aku menyesali karena tidak percaya pada Namjoon Oppa dan berpikir keras bagaimana aku bisa memperbaiki semuanya.

Dan sebuah ide terlintas di benakku.
"Dimana dirinya sekarang, Oppa?" Tanyaku pada Hoseok Oppa.
"Namjoon? Ia sedang ada diruang rekaman." Jawabnya. Dengan begitu aku langsung bersiap-siap untuk pergi.

"Oppa, gomawo!" Teriakku pada Hoseok oppa dan segera berlari ke halte untuk menunggu bis. Aku berlari dengan perasaan yang campur aduk, perasaan sesal tetap mendoninasi.
.
.

Ketika sampai ke tempat dimana ia berada, aku langsung berlari masuk untuk mencarinya.

"Eoh, Yoori-ya?" Panggil seseorang.
"Oppa!" Panggilku balik.
"Aigoooo adik perempuanku. Kau pasti merindukan wajah tampanku ini kan? Sudah lama kita tidak bertemu. Aku juga rindu padamu." Ucapnya yang membuatku kesal.
"Aniya, oppa! Aku mencari Namjoon. Dimana ia sekarang?" Tanyaku dengan napas yang tersenggal dan ku lihat ia langsung menatapku sinis.

 Dimana ia sekarang?" Tanyaku dengan napas yang tersenggal dan ku lihat ia langsung menatapku sinis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pun menghela napas panjang, "Ne, ne, aku rindu padamu. Tapi dimana Namjoon Oppa sekarang?" Tanyaku lagi.
"Kau ini kenapa meniru sifat menyebalkan Yoongi?" Jawabnya yang malah bertanya balik padaku.
"Ah, oppa... jebal. Dimana Namjoon oppa sekarang?" Kesalku.
"Ia baru saja keluar dari gedung ini, mungkin saja masih di parkiran." Jawabnya. Aku pun langsung berlari menuju parkiran dan tidak sempat berterimakasih pada Seokjin Oppa.

"Gomawo, oppa!" Ucapku dalam hati dan terus berlari mencari seseorang yang sangat aku sayangi.

Tiba-tiba saja langkahku berhenti dengan sendirinya, kaki ku melemas saat melihat seseorang berdiri disana. Seseorang yang aku cari dan yang sangat aku rindu kan.

Ia menatap balik ke arahku dengan ekspresi yang tidak bisa aku definisikan. Ia terdiam melihatku, tidak jadi masuk ke dalam mobilnya.

Dadaku terasa sesak. Video itu kembali memenuhi pikiranku, suara bentakannya muncul di telinga ku dan berputar di kepalaku. Beribu-ribu pertanyaan muncul.

"Apa dia akan mengusirku?" "Atau ia akan masuk ke mobilnya dan meninggalkan ku?" Setidaknya itulah pertanyaan yang mendominasi di pikiranku.

Aku berusaha menggerakkan kaki ku yang benar-benar berat, seakan semua beban hidupku menahan kakiku. Aku ingin sekali memanggil namanya, tapi tenggorokan ku tercekat seperti tangan besar sedang mencekikku. Ku rasakan mataku memanas saat semakin ku pandang wajahnya.

Aish. Apa yang ku lakukan?! Aku tidak bisa hanya diam seperti ini. Min Yoori! Sadarlah!

Sekali lagi aku berusaha menggerakkan tubuhku, berjalan mendekat ke arahnya dan memberanikan diriku untuk memanggilnya.

"Oppa.."

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang