Thirty Two

46 14 1
                                    

"Ya! Aku bukan jahat. Hanya saja aku tidak ingin ia merasa seakan aku memberinya harapan lebih terhadapku. Aku tidak ingin menyakiti perasaan seseorang yang tidak bersalah." Jawab Taehyung yang entah mengapa membuat ujung bibirku tertarik membentuk sebuah senyuman.

"Wae? Biasanya kau sangat tertarik pada wanita cantik." Ucap Jimin.

"Karena aku sedang menaruh hatiku pada seseorang." Ucap Taehyung sambil menatapku, membuat aku terdiam dan badanku seperti kaku.

"Mworago?" Ucap Jimin dan Jungkook berbarengan. Aku hanya terdiam dan Taehyung masih menatapku.
"Siapa? Kenapa kau tidak cerita?" Tanya Jimin.
"Apa kau benar-benar jatuh cinta pada orang itu, hyung?" Tanya Jungkook.

Lalu Taehyung mengalihkan pandangannya dari ku, ia menatap Jimin dan Jungkook bergantian. Kemudian ia tertawa.
"Aish, aku hanya bercanda. Sudah ku bilang aku sedang tidak ingin mengenal wanita. Lagian penampilan tidak menjamin dia baik. Ya, aku belajar dari pengalaman, eoh." Jawab Taehyung. Aku menghembuskan napas kesal melihatnya.

"Aish, michin. Si bodoh ini." Ucapku.
"Aku setuju, Nuna. Temanmu ini benar-benar bodoh." Jawab Jungkook membuatku tertawa. Dan ku lihat Jimin seperti ingin melempar Taehyung dari ketinggian, namun yang bisa ia lakukan hanyalah tersenyum menahan kebodohan Kim Taehyung.

"Aku tetap mencintaimu walau kau bodoh, Taehyung-ah." Ucap Jimin.
"Gomawo, Jimin-ah. Nado saranghae." Jawab Taehyung dengan senyum menyebalkannya. Aish.

Kami pun menghabiskan makanan sambil bercerita dan dilengkapi dengan canda tawa.

"Ayo kita kembali ke kelas." Ajak Jimin. Aku pun berdiri dari duduk ku.

Ketika aku ingin berjalan, tanpa sengaja aku menginjak tali sepatuku sendiri yang terlepas dari ikatannya.
"Aish, Min Yoongi! Ikatanmu kurang sempurna." Gerutu ku kesal, mengingat Oppa ku yang tadi pagi mengikatkan tali sepatu ku.

Taehyung menatapku dan bertanya, "Wae?" Dengan muka herannya.
"Aniya. Hanya saja tali sepatu ku copot." Jawabku.

Tanpa di suruh dan tanpa banyak omong, tiba-tiba saja Taehyung berjongkok di depanku. Ia mengikat tali sepatuku dengan teliti.

"Taehyung-ah, aku bisa sendiri." Ucapku yang tidak enak dengannya.
"Gwenchana. Kau tidak akan bisa mengikatnya dengan satu tangan." Jawabnya, lalu ia berdiri dan menatapku. Kini jarak ku dengannya sudah benar-benar dekat. Oh, tidak. Jantungku, berdetaklah dengan benar!

 Jantungku, berdetaklah dengan benar!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa kau diam saja? Ayo ke kelas." Ajaknya.
"Eoh, gomawo Taehyung-ah." Jawabku dan langsung pergi dari hadapannya.
.
.

Sekarang kelas sudah selesai, sudah waktunya untuk pulang. Aku berjalan ke arah gerbang sekolah, menunggu Yoongi Oppa menjemputku.

Tidak lama kemudian sebuah mobil yang ku kenal berhenti di depanku, namun ini bukan mobil Oppa ku. Aku langsung tersenyum melihat siapa yang menjemputku.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang