"Oppa.." panggilku dengan suara yang ku paksakan keluar. Aku menguatkan diriku untuk kejadian berikutnya.
"Yoori-ya?" Panggilnya. Aku sudah siap jika dia mengusirku. "Sedang apa kau disini?" Tanya nya, yang jelas saja membuatku ingin menangis sekarang juga.
"Akuu.." jawabku yang sebenarnya aku tak tau ingin jawab apa.
"Aku baru saja ingin ke rumahmu." Ucapnya dan menghampiriku.
Detik berikutnya aku sudah berada di dalam pelukannya. "Ya, benar. Aku baru saja ingin ke rumahmu. Aku benar-benar merindukanmu." Tambahnya dan memelukku sangat erat. Air mataku sudah tidak tertampung, aku pun mengizinkan air mataku keluar."Oppa, mianhae. Jeongmal mianhae, Oppa." Ucapku sambil terisak.
"Sst.. aku yang seharusnya meminta maaf padamu. Aku sudah membentakmu hari itu. Mianhae, chagiya." Jawabnya dengan nada yang bergetar, mengisyaratkan ia sedang berusaha keras menahan tangisannya.
"Aku benar-benar merasa bersalah sudah menyakiti hatimu dua kali berturut-turut. Mianhae." Ucapnya lagi. Aku pun memeluknya erat, seakan aku tidak mengizinkannya meninggalkanku."Nado mianhae, oppa. Aku benar-benar menyesal. Seharusnya aku mendengarkan penjelasanmu." Ujarku sambil terus terisak.
"Jinjja bogoshipo. Aku merindukan mu di setiap waktu ku. Saranghae, Yoori-ya. Ku harap kau tidak menyelesaikan masalah dengan cara itu lagi, aku benar-benar tersiksa. Aku butuh dirimu." Ucapnya yang membuatku semakin ingin menangis.
"Aku juga benar-benar merindukanmu, Oppa." Hanya itu kalimat yang keluar dari mulutku. Aku menyandarkan kepalaku di dadanya, menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam."Aku sangat merindukan aroma ini." Ucapku.
"Hanya aromanya? Tidak merindukanku?" Tanya nya.
"I miss everything about you, Oppa." Jawabku.
"Wahh jinjja, kau sudah pintar mengucapkan kalimat berbahasa inggris." Ucapnya sambil tertawa. Aku hanya mencubit perutnya pelan."Oppa.." panggilku.
"Ne?" Jawabnya.
"Aku lapar." Ucapku dan ia hanya tertawa. "Oppaaa, aku lapar. Aku lapar karena terlalu banyak menangis." Rengekku.
"Arasseo, arasseo. Ayo kita makan. Ah, benar. Kau jadi cengeng." Ledeknya.
"Oppaaaa!" Kesalku, ia hanya tertawa dan mengacak rambutku.
.
."Kau ingin makan apa?" Tanya nya yang sesekali melirik ke arahku.
"Emmm, aku ingin tteokbokki, oden, mandu dan gimbap!" Jawabku dengan antusias.
"Makanmu banyak sekali." Ucapnya meledekku.
"Oppa! Aku lapar karena menangisimu!" Kesalku.
"Baiklah, ayo kita cari makanan itu." Jawabnya sambil mengelus tanganku dengan lembut.
"Menyetirlah dengan benar, oppa." Protesku, ia hanya terkekeh dan terus membelai tanganku serta sesekali menciuminya.
.Sekarang aku dan Namjoon Oppa sedang berada di Myeongdong untuk membeli makanan yang ku mau.
"Pertama kau ingin makan apa?" Tanya nya.
"Tteokbokki!" Jawabku antusias.
"Baiklah, ayo kita cari tteokbokki." Ia tersenyum dan menggandeng tanganku.Kami pun makan dengan lahap. Menjelajahi jalanan Myeongdong yang penuh makanan.
"Apa kau sudah kenyang?" Tanya nya. Aku hanya menggeleng, "Bagaimana kalau kita beli hotdog?" Tawarnya. Aku langsung mengangguk antusias.
Ketika hotdog sudah berada ditanganku, aku segera ingin memakannya dengan lahap.
"Aish! Jinjja!" Gerutu Namjoon oppa tiba-tiba.
"Waeyo?" Tanyaku dengan heran.
"Hotdog ku jatuh." Jawabnya dengan muka kesal.
Aku hanya memutar bola mataku kesal, "Aigooo, bagaimana bisa? Kau masih saja ceroboh, Oppa."
"Aku pun tidak tau bagaimana bisa jatuh." Ujarnya. Aku terkekeh melihat tingkahnya.
"Ini, makanlah punya ku." Ucapku dan menyuapinya."Akan ku belikan lagi, tunggi disini." Pintanya.
"Tidak perlu, Oppa. Aku ingin es krim saja." Jawabku sambil tersenyum lebar.
"Arasseo, suapi aku hotdog lagi dan kita akan membeli es krim." Ucapnya.
"Aish! Kau bisa makan sendiri, oppa!" Kesalku dan ia tertawa meledek.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we?
Fanfiction"Yoori-ya, menikahlah denganku." Pinta Kim Taehyung. . "Kau akan bahagia jika bersamanya?" Tanya Kim Namjoon. . "Aish! Michin! Kenapa jadi seperti ini?!" Kesal Min Yoori. . . . NB: satu chapter tidak lebih dari 2000 kata. WARNING!! TERDAPAT BEBERAPA...