Eighty Five

57 16 7
                                    

Detik-detik terus berjalan, jarum jam terus berputar tiada hentinya. Hari demi hari pun sudah ku lalui dengan banyak rintangan. Saking aku menikmati hari-hari itu, aku tidak tersadar ternyata aku sudah 4 tahun berada di Daegu.

Hari ini adalah hari yang aku tunggu-tunggu selama 4 tahun. Selama 4 tahun pula aku berjuang di Daegu untuk mendapatkan ilmu serta gelar sarjana ku.

"Yoori-ya, kajja." Ajak Oppa ku. Aku langsung mengangguk dan menghampirinya, bersiap untuk berangkat.

Benar. Hari ini adalah hari wisuda ku. Eomma dan Appa ku meninggalkan kesibukannya demi datang ke wisuda ku, begitupun Oppa ku. Sayangnya pacarku yang sibuk itu tidak bisa datang karena pekerjaannya yang menumpuk.

Sekarang aku berada di mobil bersama keluargaku, menuju tempat wisudaku. Aku menatap jalanan kota Daegu dari dalam mobil, memandangnya penuh makna.

Ah.. aku akan segera meninggalkan kota ini. Terimakasih, Daegu. Kau mengajarkan banyak hal padaku. Aku benar-benar merasa seperti manusia dewasa, aku tau banyak hal tentang dunia ini selama aku berada di Daegu.

Aku terkekeh dengan miris, menertawakan diriku sendiri. Kenapa aku sangat sedih? Padahal awalnya aku sangat kesepian tinggal disini dan hampir tidak mau meninggalkan Seoul. Dan sekarang aku sedih sekali akan pulang ke Seoul.

Menyadari bahwa aku daritadi hanya terdiam, aku merasa Eomma ku memegang tanganku.

"Gwenchana, Yoori-ya?" Tanyanya dengan lembut.
"Eoh, Eomma. Gwenchana. Aku.. hanya merasa sedikit sedih. Aku tak tau mengapa, padahal harusnya ini menjadi hari bahagiaku." Jawabku.

"Aish, apanya yang sedih? Kau pasti senang karena bisa pulang ke Seoul dan menghabiskan waktu bersama pacarmu." Celetuk Oppa ku yang sedang menyetir dan melirikku lewat kaca spion tengah.
"Diamlah, Oppa." Pintaku dengan ketus.

"Anak Appa galak sekali. Tersenyumlah, ini hari bahagiamu." Ujar Appa ku sambil tertawa.
"Mianhaeyo, Appa." Jawabku.

Dan tak terasa, kami sekeluarga sudah sampai di tempat tujuan. Aku dan keluargaku memasuki gedung itu dan memisahkan diri. Aku duduk bersama wisudawan lainnya, sedangkan keluarga ku duduk di tempat para tamu undangan.

Aku pun duduk di samping Jisoo dan mengobrol dengannya.

"Kau cantik sekali hari ini, Yoori-ya." Ucap Nayeon yang baru saja datang dan duduk di sampingku.
"Aish, aku cantik setiap hari!" Protesku, membuat dua temanku tertawa.

Ahh, sepertinya ini adalah hari-hari terakhirku melihat mereka tertawa di depanku. Sebentar lagi kami pasti akan disibukkan dengan pekerjaan masing-masing dan jarang bertemu.

Aku terus menatap mereka sendu. Mereka yang menemaniku saat aku kesepian, saat aku merasa rindu Seoul. Intinya merekalah yang selalu ada untukku selama 4 tahun ini saat aku di Daegu.

Tidak hanya mereka, Sungjae dan Joohyun eonni juga menemani hari-hariku. Joohyun eonni banyak melakukan hal untuk membantuku selama berada disini.

Ah, benar! Sungjae! Dimana dia?

Aku pun mengedarkan pandangan dan melihat sekelilingku mencari manusia bodoh yang satu itu. Dia tidak lupa dengan wisuda hari ini kan?!

"Kau mencari siapa?" Tanya Jisoo dengan heran saat ia menyadari aku mencari seseorang dengan gelisah.
"Sungjae. Yook Sungjae! Dimana ia?" Ujarku panik. Ia tidak mungkin kesiangan kan?

"Di depanmu, bodoh." Jawab Nayeon sambil menatapku pasrah. Aku pun langsung menyentuh pundak seseorang yang sedang duduk di depanku.

"Eoh, kau mencariku?" Tanya orang itu dengan wajah menyebalkannya. Aish, aku segera memukulnya dengan kesal.
"Akhhh! Kau yang bodoh, kenapa kau yang memukulku?" Protesnya sambil mengelus pundaknya yang baru saja ku pukul. Aku hanya membalasnya dengan cibiran.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang