Thirty

50 13 1
                                    

"Eoh, kau disini." Ucap Oppaku saat melihat seseorang yang baru saja turun dari mobilnya.

Membuat senyumanku secara otomatis mengembang. Aish! Michin! Kenapa aku tersenyum saat melihatnya?

"Kalian ingin pergi?" Tanya nya dan menghampiriku dan Yoongi Oppa.
"Manusia ini sedang bosan. Jadi ia ingin berjalan-jalan." Jawab Oppa ku sambil menunjuk ke arahku.

"Kebetulan sekali kau ada disini, Taehyung-ah. Tolong ajak Yoori jalan-jalan, eoh? Aku benar-benar malas." Ucap Oppa ku lagi pada Taehyung.
"Oppa!!" Tegurku kesal.
"Ya! Aku tidak akan mencelakaimu, tenang saja." Jawab Taehyung.
"Ah, gomawo. Tolong jaga adikku." Balas Yoongi oppa dan langsung masuk ke rumah.

"Taehyung-ah, aku ingin makan ice cream." Ucapku.
"Begitukah? Ah, kalau begitu ayo kita ke mini market dekat sini." Ajaknya dan segera mendorong kursi roda ku. Di sepanjang perjalanan banyak hal yang kita obrolkan, tak jarang juga Taehyung membuatku tertawa karena celotehannya.

Tidak terasa sekarang kita sudah berada di depan mini market.
"Kau tunggu disini, eoh? Aku akan membelikannya." Ucap Taehyung, aku pun mengangguk dan ia segera masuk ke dalam mini market.

Dari kejauhan aku melihat seseorang yang aku kenal. Benar-benar aku kenal. Ku lihat ia berjalan ke arahku sambil tersenyum licik. Oh, tidak. Jangan kesini.

"Annyeong, Yoori-ya. Ku lihat itu sangat menyakitkan bukan?" Tanya nya.
"Diamlah, cepat pergi dari sini." Jawabku dengan nada yang kesal.
"Ah, benar. Itu sangat menyakitkan." Ucapnya sambil menekan tangan kiri ku dengan keras.
"Bukankah kau kidal, Yoori-ya?" Tanya nya yang semakin menekan tanganku. Hingga aku merasakan lumayan sakit di tanganku. Aku pun meringis kesakitan menahannya.
"Lepaskan aku. Kau tidak ingin ditampar Taehyung lagi, bukan? Cepat pergi dari sini, Taehyung ada di dalam." Ucapku, namun ia malah mengangkat tanganku lalu melemparnya, membuat tanganku terbentur gagang besi di kursi roda ku dan aku pun berteriak kesakitan. Tidak lama Taehyung keluar dari mini market.

"Seolhyun-ah, cepat pergi." Pinta ku pada orang yang sedang menekan tanganku. Lalu ia segera lari menjauh dariku.

"Yoori-ya?" Panggil Taehyung dan duduk di depanku. "Siapa itu tadi?" Tanya nya.
"Ah, itu. Aku juga tidak tau, ia menawarkan asuransi jiwa." Jawabku terpaksa berbohong, karena aku tidak ingin Taehyung berubah menjadi monster.
"Begitukah? Ah, ini. Es krim mu." Ucapnya sambil memberi ku dua buah eskrim. Aku pun tersenyum.
"Gomawo, Taehyung-ah." Jawabku. Sebenarnya aku mengeluarkan senyum terpaksa, karena aku sedang menahan sakit di tanganku.

"Yoori-ya, gwenchana? Kenapa kau pucat?" Tanya Taehyung khawatir.
"Eoh, gwenchana. Hanya sedikit sakit saja di tanganku, ini sudah biasa." Jawabku dan terus tersenyum. Taehyung pun mengangguk.

Akhirnya aku memakan es krimku. Siapa tau eskrim bisa mengurangi rasa sakitku dan membuat pikiranku tenang.

Aish jinjja, jika saja tidak ada Taehyung mungkin wanita itu sudah ku tendang hingga dirinya mental ke langit ke tujuh. Aku bukan takut pada Taehyung. Tapi aku tidak mau Taehyung menampar seseorang hanya karena membelaku. Aku mengenal Taehyung, ia bukanlah orang yang kasar. Dan aku tidak ingin membuatnya menjadi orang yang kasar.
.
.

Taehyung's POV.

Kini aku berada di depan sebuah mini market. Menemani Yoori memakan es krimnya. Aku pun senang ia berada disini, bersama ku.

Aku melihat ia memakan es krimnya dengan lahap, membuatku tersenyum.

"Ah, iya. Kau kapan masuk sekolah?" Tanya ku membuka topik pembicaraan.
"Emm, aku masuk sekolah ketika gips di kaki ku sudah di buka." Jawabnya sambil terfokus pada es krimnya.
"Baiklah. Aku merasa kesepian." Ucapku. Ia melirik ke arahku. Aku hanya tersenyum.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang