Yoori's POV
Sekarang aku berada di ranjang rumah sakit dengan tangan dan kaki ku yang berbalut gips, aku juga merasakan sakit yang luar biasa di kepala ku. Sekarang ada 5 lelaki yang menemaniku di rumah sakit. Melihat mereka ada disini juga cukup bagiku, aku merasa sehat jika ada mereka.
"Ah, nuna. Gwenchanayo? Akan ku bunuh wanita itu jika aku melihatnya." Ucap Jungkook.
Aku mengerutkan dahi ku, bingung apa yang di maksud Jungkook, "Wanita itu? Siapa yang kau maksud?" Semua pun menengok ke arah ku."Yoori-ya, ingatanmu baik-baik saja kan?" Tanya Namjoon Oppa dengan muka khawatirnya.
"Wanita itu adalah Seolhyun. Apa kau tidak ingat dia mendorongmu?" Tanya Taehyung sambil menatapku.Aku berpikir dengan keras, seisi ruangan pun hening. Aku berusaha memutar otak ku mengingat apa yang terjadi kepada ku.
Sebuah suara memutari telingaku, "Bisakah kau mati saja?" Begitulah katanya. Dan aku langsung ingat apa yang terjadi padaku.
"Ahhh! Aku ingat! Woah jinjja, kenapa aku bisa lupa si brengsek itu mendorongku?" Jawabku. Seketika ku lihat 5 lelaki ini langsung menghembuskan napas kesal.
"Tenanglah, dia tidak lupa ingatan. Dia hanya bodoh tidak terbatas." Jawab Oppa ku, membuat aku ingin melemparnya dengan tiang infusan di sebelahku.Aku teringat apa yang wanita sial itu katakan, membuat aku ingin sekali merontokkan rambutnya hingga botak.
"Aish! Wanita sialan itu! Ah, si brengsek! Mengapa harus tangan kiriku? Wah jinjja, aku ingin sekali mematahkan lengan si pelacur itu! Dia lebih kejam dari iblis manapun! Ah jalang! Aish jeongmal!" Kesalku sambil berteriak. Namun, keadaan sangat hening. Ku lihat semua sedang menatapku terkejut, Jimin sedang menutupi telinga Jungkook.
"Ah, miahae. Aku benar-benar kesal." Ucap ku.
"Kau bisa mengotori telinga Jungkook." Jawab Jimin sambil melepaskan tangannya dari telinga Jungkook."Ya! Min Yoori! Kau baru saja sadar dari koma dan kau sudah mengeluarkan kata-kata kasar? Aish jinjja!" Protes seseorang dari arah pintu yang sedang memegang sebuah parsel buah.
Aku terkejut melihatnya, "omo, Oppa!"Benar, itu adalah Seokjin Oppa. Aku tidak berani mengeluarkan kata-kata kasar didepannya, dia akan mengomeli ku habis-habisan. Ia sangat bawel. Dan di belakangnya ada Hoseok Oppa yang sedang menepuk dahinya heran melihatku.
"Ini untukmu. Kau harus makan buah yang banyak." Ucap Seokjin Oppa sambil meletakkan parsel itu di meja yang ada di sampingku. Aku hanya mengangguk.
"Ah, benar. Ku dengar kau di dorong oleh temanmu. Bagaimana bisa ia mendorongmu? Apakah kau berkelahi?" Tanya Seokjin Oppa tanpa jeda.
"Oppa, dia bukan temanku. Jika dia temanku, tidak mungkin ia mendorongku." Jawabku kesal, membayangkan wajah mengerikan Kang Seolhyun."Benar. Tapi bagaimana bisa ia mendorongmu? Apakah kalian berkelahi sebelumnya?" Tanya Namjoon Oppa yang sedari tadi menggenggam tanganku.
"Molla. Aku tidak tau apa yang ia pikirkan." Jawabku dan segera menjelaskan dengan detail kejadian sebelum aku terjatuh dari tangga."Woah, jinjja. Wanita itu mengerikan sekali." Ucap Jungkook dengan wajah polosnya.
"Apa aku harus berbincang dengan Appa ku untuk mencabut beasiswa nya? Ku rasa ia tidak pantas mendapatkannya, kan?" Tanya Hoseok Oppa.
"Kau tidak perlu mencabut beasiswanya. Appa ku sudah membuat keputusan, ia dikeluarkan dari sekolah mulai besok." Jawab Jimin. Aku terkejut mendengarnya."Jimin-ah, apa kau yang meminta Appa mu untuk mengeluarkannya? Tapi ia juga punya masa depan, ia butuh sekolah." Ujarku.
"Aniya. Aku hanya memberi Appa ku rekaman cctv dan aku hanya bilang untuk mempertimbangkannya. Lalu Appa ku membuat keputusan untuk mengeluarkannya dari sekolah." Jawab Jimin. Aku hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we?
Fiksi Penggemar"Yoori-ya, menikahlah denganku." Pinta Kim Taehyung. . "Kau akan bahagia jika bersamanya?" Tanya Kim Namjoon. . "Aish! Michin! Kenapa jadi seperti ini?!" Kesal Min Yoori. . . . NB: satu chapter tidak lebih dari 2000 kata. WARNING!! TERDAPAT BEBERAPA...