Twenty Three

49 15 0
                                    

Sedangkan di tempat lain, seseorang terduduk di bangku ruang tunggu Rumah Sakit. Berharap-harap cemas dan berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Jebal, Yoori-ya. Ku mohon padamu bertahanlah. Kau kuat. Mianhae, seharusnya aku menemani mu ke kelas." Ucapnya pada diri sendiri, berharap Yoori mendengarnya.
"Tenanglah, Taehyung-ah. Yoori akan baik-baik saja." Jawab seorang pria untuk menenangkan anak muridnya.

Tidak lama kemudian, seseorang menghampiri mereka.
"Taehyung-ah, bagaimana adikku bisa terjatuh?" Tanya orang itu langsung tanpa menyapa sedikitpun.
"Eoh, hyung. Kau disini. Aku juga tidak tau bagaimana bisa. Aku datang ke tempat kejadian tapi Yoori sudah berbaring tidak sadarkan diri." Ucap Taehyung menjelaskan kepada Kakaknya Yoori. Yang tidak lain adalah Min Yoongi.

"Kau kakaknya Min Yoori? Saya wali kelasnya Yoori." Ucap guru itu pada Yoongi sambil membungkukkan badan.
"Maafkan kelalaian saya sebagai wali kelas. Sekolah akan bertanggung jawab atas kejadian ini." Ucapnya lagi.

"Ah, tidak apa-apa. Ini sebuah kecelakaan." Jawab Yoongi singkat. Masih shock dengan apa yang menimpa adiknya.
"Saya akan bertanggung jawab selaku wali kelasnya. Saya akan kembali ke sekolah sekarang juga untuk mencari tau yang sebenarnya. Kalau begitu, saya permisi." Pamit guru itu.
"Ne, terimakasih sudah mengantar adik ku kesini." Jawab Yoongi dan membungkukkan badannya.

Taehyung pun hanya terdiam, memikirkan wanita yang ia sayangi masih berada di dalam penanganan dokter. Begitu juga Yoongi, ia terlarut dalam pikirannya.

"Cepat ikut aku!" Suara seseorang yang familiar terdengar di ujung lorong ruang tunggu, membuat Yoongi dan Taehyung menengok ke arahnya secara bersamaan.

Mereka melihat Jimin sedang menarik paksa seorang perempuan. Taehyung pun langsung membulatkan matanya dan berdiri dari duduknya, seakan tau apa yang terjadi. Sedangkan Yoongi hanya mengerutkan dahinya bingung.

"Hyung, jika kau bertanya apa yang terjadi pada Yoori, tanyakan saja pada perempuan ini." Ucap Jimin sambil mendorong perempuan itu ke hadapan Yoongi, membuat ia terjatuh di hadapan Yoongi.

"Apa yang kau lakukan dengan adikku?" Tanya Yoongi dengan nada yang datar, padahal ia sedang menahan emosinya. Mendengar itu, jantung Seolhyun berdegup kencang. Dalam hatinya ia sangat takut berhadapan dengan Yoongi.

"Aku sedang bertanya. Apa yang kau lakukan dengan adikku?" Yoongi pun mengulang pertanyaannya, masih dengan nada yang datar. Namun tidak ada jawaban dari mulut Seolhyun.

"Apa yang kau lakukan dengan adikku? Jawab!" Yoongi akhirnya menaikkan nadanya satu oktaf, pertanda ia benar-benar geram.

"Aku mendorongnya! Puas?!" Jawab Seolhyun sambil menatap mata Yoongi. Ada sorot kemarahan di mata Yoongi.
"Apa? Kau mendorongnya?" Tanya Yoongi dan menarik kerah baju Seolhyun, membuat Seolhyun berdiri dengan terpaksa.
"Brengsek! Ingin sekali aku menamparmu, tapi itu sama saja seperti aku menampar adikku." Ucap Yoongi menahan teriakannya agar tidak menimbulkan keributan.
"Tampar saja aku! Aku bukan adikmu yang lemah itu!" Jawab Seolhyun sambil memajukan wajahnya, menantang Yoongi untuk segera menamparnya.

Taehyung yang mendengar itu pun sudah berada di ambang batas kesabarannya, ia segera menarik Seolhyun yang berada di cengkraman Yoongi. Detika berikutnya, Taehyung menghadiahi sebuah tamparan kepada Seolhyun. Membuat Yoongi dan Jimin terkejut.

"Sudah ku bilang! Jika kau menyentuh Yoori sedikit saja, aku tidak segan-segan untuk menghajarmu! Dan aku tidak peduli jika kau seorang perempuan!" Ucap Taehyung dengan mata yang memerah akibat menahan amarahnya. Seolhyun hanya menangis menahan pipinya yang sakit karena tamparan Taehyung.
"Kau menangis? Jelas saja kau yang lemah!" Bentak Taehyung, membuat wanita itu semakin menangis ketakutan.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang