Forty Nine

40 15 0
                                    

Yoori's POV

Sekarang aku terduduk di sofa ruang tamuku, menunggu dua orang yang dipanggil Oppa ku untuk membicarakan perihal kejadian yang terjadi antara aku dan lelaki itu.

Benar, sejak kejadian semalam, aku sangat kacau. Pikiranku tidak bisa bekerja dengan jernih, aku menjadi tidak fokus. Seperti saat ini, aku merasa tubuhku disini, tapi pikiranku entah dimana. Aku masih membayangkan hal mengerikan itu. Bagaimana ia menyentuhku, meraba ku, bahkan menampar ku. Aish! Michin! Aku ingin sekali melempar benda yang ada disekitar ku saat ini.

Tiba-tiba saja bel rumahku berbunyi, tanda seseorang datang. Jantung ku berdegup kencang, apakah itu si lelaki sialan?

"Ahjumma, tolong buka kan pintu." Pinta Yoongi Oppa kepada pelayan di rumahku.
Lalu aku Yoongi Oppa menatapku dalam-dalam, tapi aku tidak mampu menatapnya. Aku terus menunduk.

"Min Yoori, lihat aku." Pintanya dan secara otomatis aku menatapnya. "Kuatkan dirimu, aku akan mendukungmu." Ucapnya sambil menggenggam tanganku erat.
"Ne, Oppa." Jawabku dengan takut.

Kemudian seseorang datang, menyapaku dan Oppaku.
"Hyung, kenapa kau meminta ku kesini?" Tanya nya orang itu.
"Eoh, Namjoon-ah. Kau duduk dulu saja, aku masih menunggu orang." Jawab Oppa ku dan Namjoon oppa duduk di sampingku.

"Ya, chagiya. Ada apa dengan wajahmu? Mengapa matamu sembab sekali?" Tanya nya saat melihat wajahmu, ia juga mengelus pipiku. Asal kalian tau, pipiku masih terasa nyeri. Aku refleks menjauhkan wajahku darinya. Bukan karena aku tak mau ia sentuh, tapi aku terkejut karena sakit di pipiku.
"Kau ini kenapa?" Tanya nya dengan heran. Aku hanya menggeleng.

Aku menatap mata pacarku dalam-dalam, aku sangat takut ia marah karena kejadian ini.
"Oppa, apa kau akan meninggalkan ku?" Tanya ku dengan mata sendu.
"Apa yang kau tanya, chagiya?" Ucapnya malah bertanya balik padaku.

"Min Yoori, kau bisa bahas itu nanti." Ujar Yoongi oppa yang mendengar pertanyaanku. Aku menurutinya dan menunduk. Keadaan pun menjadi hening.

Tidak lama kemudian, bel rumah ku berbunyi. Pelayan rumahku segera berlari untuk membukakan pintu. Aku tau siapa yang datang, aku semakin lemas. Pikiranku secara otomatis mengulang kejadian semalam. Aku benar-benar takut berhadapan dengannya. Aku langsung mencengkram tangan Oppa ku karena takut. Menerima pelakuan itu, Oppa ku seperti mengerti apa yang aku rasakan. Ia langsung mengelus tanganku dengan lembut.
"Semua akan baik-baik saja. Tenanglah." Katanya.

Kemudian seseorang duduk di hadapan kita.
"Taehyung-ah, mengapa kau disini?" Tanya Namjoon oppa saat melihat kehadiran laki-laki itu.
"Dia kemari karena aku suruh. Aku ingin dia menjelaskan apa yang terjadi." Jawab Yoongi Oppa. Taehyung hanya menunduk.

"Benar, aku ingin menjelaskan kejadian semalam, itu adalah sebuah kesalahan. Aku dalam keadaan mabuk, aku juga tidak bisa mengingatnya dengan jelas. Tapi, aku minta maaf dengan tulus kepada kalian." Ucap Taehyung yang masih tertunduk.

"Aish. Kau bilang sebuah kesalahan? Tentu saja, bodoh!" Ucapku yang benar-benar kesal mendengar suaranya.
Namjoon oppa pun menatapku dan menatap Taehyung bergantian dengan tatapan bingung.
"Bisa kalian jelaskan apa yang terjadi?" Tanya Namjoon Oppa. Aku langsung menggenggam tangan Yoongi Oppa dengan erat, rasanya aku ingin menangis. Tapi aku tidak boleh menangis di hadapan si mesum ini.

"Namjoon hyung, mianhae. Jinjja mianhae. Kau boleh benci denganku." Ucap Taehyung yang bahkan tidak berani menatap Namjoon oppa.
"Memangnya apa yang kau lakukan?" Tanya Namjoon Oppa dengan wajah bingungnya.
"Aku.. aku. Aku hampir saja memperkosanya, hyung." Jawab Taehyung dengan suara serak miliknya. Mendengar itu hatiku sangat sakit, membayangkan dirinya berada di atas tubuhku.
"Siapa yang kau maksud?" Tanya Namjoon oppa dengan tangan yang mulai mengepal.
"Min Yoori, pacarmu." Jawab Taehyung. Aku merasa mataku sudah memanas sekarang.

Can we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang