Akhirnya hari inipun tiba. Hari dimana gue bakal resmi menjadi seorang istri muda bagi Jaehyun. Dengan balutan kebaya berwarna putih bersih dengan bagian belakangnya yang agak panjang, bawahan kain berwarna coklat tua, sanggul yang menghiasi kepala gue yang rasanya berat banget, dan sepatu hills yang gue pakai, tak lupa dengan riasan khas seorang pengantin yang lumayan tebal, gue duduk di samping Kak Jaehyun di depan penghulu. Tepat jam 10 pagi ini, gue sama kak Jaehyun bakal melakukan ijab qobul.
Kita sewa gedung buat acara nikahan ini, yang sudah di dekor cantik oleh WO yang sudah dipesan mamanya kak Jaehyun, dimana dekorasi itu sesuai tema yang gue pilih minggu lalu.
Sama halnya dengan gue, Kak Jaehyun juga sudah rapi mengenakan setelan jas berwarna hitam pekat yang membuat dirinya terlihat sangat berwibawa. Beserta pecis yang menutupi kepalanya membuat dia terlihat seperti sosok imam yang baik.
Setelah tante Reisya memasangkan selendang putih di atas kepala kami berdua, beliau kembali duduk di kursi yang sudah di sediakan untuk para tamu dan keluarga yang datang. Saat tadi jalan ke tempat gue duduk saat ini, gue bisa melihat Lucas, Mark, dan Yura yang sangat terharu dan tersentuh melihat gue datang bersama papa gue. Gue sempat menatap Lucas, dan seketika kenangan yang kami buat selama setahun belakangan ini kembali muncul menghiasi kepala gue. Ingin rasanya gue lari ke dalam pelukan hangat Lucas yang selalu bikin gue nyaman dan tenang, tapi kalau gue beneran lakuin itu, bisa-bisa kacau acara ini. Gue cuma bisa senyum prihatin ke arah mantan gue itu, begitupun dia yang gue yakin kalau matanya berkaca-kaca. Dan akhirnya gue percaya omongan Lucas saat itu, kalau dirinya sebenarnya nggak rela ngelepas gue buat orang lain secara tiba-tiba. Dan pada akhirnya, kita hanya bisa ikhlas dan mencoba saling melupakan perasaan masing-masing.
Yura dan Mark pun sama, mereka terlihat sangat cantik dan ganteng. Senyum mereka pancarkan saat melihat gue tadi. Gue bisa liat, Yura mencoba menahan tangisnya agar tidak keluar dan membuat gue tidak melihat itu. Mark hanya menatap gue dan mengangguk aja, yang hanya gue balas dengan senyuman.
"Sudah siap?" Suara penghulu membuyarkan lamunan gue.
Meskipun nggak gue liat, barusan kak Jaehyun mengangguk untuk menanggapi omongan bapak penghulu di depannya. Tangannya meraih tangan penghulu dan menarik napas dalam-dalam. Mungkin dia gugup. Sama kayak yang gue rasakan sekarang.
"Silahkan ulang kalimat yang akan saya ucapkan dalam satu tarikan napas dengan lantang ya Pak Jaehyun,"
Lagi-lagi Kak Jaehyun cuma merespon dengan anggukan.
"Saya terima nikah dan kawinnya Feira Arsyita Putri binti Arsyi Dinantyo dengan mas kawin berupa uang dan seperangkat alat sholat dibayar tunai," ucap sang penghulu tegas.
"Saya terima nikah dan kawinnya Feira Arsyita Putri binti Arsyi Dinantyo dengan mas kawin berupa uang dan seperangkat alat sholat dibayar tunai,"
Kak Jaehyun terlihat sangat yakin saat mengucapkan ijab qobul barusan. Hanya dengan satu tarikan nafas. Suaranya juga lantang dan akhirnya berhasil dalam satu kali coba. Nggak nyangka, gue beneran jadi istrinya kak Jaehyun sekarang. Feira, your real life is started from now.
"Bagaimana dengan saksi, sah?"
"Sah,"
"Alhamdulillah..."
Setelah sukses dengan acara ijab barusan, penghulu memimpin untuk membaca doa. Saling bertukar cincin hingga sampai pada saatnya gue harus mencium telapak tangan kak Jaehyun.
"Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri dimata agama, bangsa, dan negara. Untuk mempelai wanita silahkan cium telapak tangan suaminya,"
Gue menghadap ke arah kak Jaehyun begitupun juga dengan dia. Kak Jaehyun mengulurkan tangannya yang langsung gue raih dan gue cium tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...