53. Dilema Hati

262 31 1
                                    


Doyoung point of view

Alarm hp milik Ira berbunyi dan memaksa gue buat membuka mata perlahan. Sedangkan sang pemilik hp masih merem dengan posisi membelakangi gue. Masih dengan posisi tiduran, gue hanya bisa melihat punggung lebarnya yang kini terlihat sedikit berisi daripada dulu karena ada janin yang tumbuh dalam rahimnya. Membuat gue diam-diam mengulas senyum kecil.

Kemarin malam, saat gue masih enak-enak nonton film di hp Ira tiba-tiba chat. Gue yang ragu buat jawab pesannya pun hanya bisa gue baca aja tanpa membalas. Lalu dia mengirimkan pesan lagi dan bilang kalau dia lagi ngidam. Awalnya gue bingung kenapa dia ngidam dan malah bilang ke gue, tapi saat pesan ketiga masuk dan saat itulah gue tau alasannya.

Sebenernya bukan hanya dia kok yang kangen, gue juga kangen banget sama adek gue yang sangat sabar ini. Tapi semua kembali lagi pada ego gue yang tinggi, dan membuat gue masih enggan untuk memaafkan Ira. Merasa kasihan dengannya, akhirnya gue balas hanya dengan satu kata singkat. Tapi sepertinya dia masih bingung sehingga dia menjelaskan bahwa dia pengen tidur bareng gue disini. Ya jelas gue mikirin itu bener-bener, tapi pada akhirnya gue bilang iya, dan tak lama setelah itu dia datang ke kamar gue hanya menenteng hp nya.

Selama itupun gue maupun Ira mengalami hal canggung. Selama itupun juga nggak ada percakapan yang terjadi. Gue tau seberapa kerasnya Ira untuk tidur, tapi sepertinya dia tidak bisa. Sama seperti gue, dan akhirnya gue memutuskan untuk pura-pura tidur.

Gue awalnya tidur membelakangi dia, namun merubah posisi setelah ada telepon masuk di hp Ira, sepertinya dari suaminya, Jaehyun, dan sepertinya mereka melakukan video call. Gue tau apa yang mereka obrolkan karena gue hanya pura-pura tidur. Dan saat itulah gue sadar, kalau Jaehyun benar-benar mencintai adek gue. Sedikit lega karena artinya Ira mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari suaminya, tapi ada rasa iri karena gue nggak bisa terang-terangan mengutarakan perasaan gue pada adek gue sendiri. Rasa kangen dan sayang yang selama ini menghantui pikiran gue. Gue juga sadar, bukan hanya Jaehyun, tapi adek gue pun juga sangat menyayangi orang yang dulu sempat sangat dekat dengan gue. Cara Ira memberi saran dan masukan pada Jaehyun ketika sang suami curhat tentang masalah pekerjaannya, sudah menjelaskan bahwa mereka berdua memang saling menguatkan dan menyayangi satu sama lain. Dan gue sangat lega akan hal itu. Setidaknya, keegoisan gue beberapa tahun yang lalu tidak selamanya membuat adek gue menderita.

Tapi ada satu pikiran melintas di kepala gue. Kayaknya.. mereka berdua sering nggak sering pasti mengalami masalah. Mendengar nama Lucas disebut, gue yakin pasti ada sesuatu yang terjadi dan Lucas ada sangkut pautnya. Dan mendengar kata 'maaf' mungkin Ira sering kena marah sama suaminya kalau dia nggak selalu nurut. Itu sudah hak Jaehyun sebagai suami, mau marah atau apa. Karena gue juga paham betul, kalau adek gue yang satu ini memang orangnya batu banget. Lebih batu dibandingkan dengan Jeno. Ngeyelan. Dan ketika sudah terlanjur melakukan kesalahan, membuat orang lain marah dan jengkel, baru dia akan menyesal dan meminta maaf. Begitulah seorang Feira Arsyita Putri. Tak apa, memang begitu orangnya.

Tertawa, bercanda, dan saling perhatian adalah yang dilakukan Ira dan Jaehyun malam kemarin. Hingga gue denger Ira bilang sesuatu yang bikin gue berasa jahat banget jadi kakak. Dia ngidam pengen gue peluk, tapi guenya ragu. Bahkan dia bilang kalau dia takut mau bilang ke gue. Sebenernya juga gue tahu sejak awal, karena dia chat bilang kangen gue peluk. Gue juga pengen, tapi entah kenapa gue ragu atau malah bisa dibilang gengsi. Padahal sama adek sendiri. Sampai gue denger Jaehyun bilang jangan nangis ke Ira dan bikin gue jadi tambah nggak enak.

Ira masih telponan sama Jaehyun saat itu, dan bisa gue denger Ira mengaduh karena bayinya aktif banget. Denger Jaehyun bilang kalau Ira meringis bikin gue punya selintas ide, yaitu merubah posisi tidur menjadi menyamping dan langsung memeluk Ira. Syukurlah, gue bisa menuruti keinginan Ira yang lagi ngidam pengen gue peluk. Dan gue juga bisa ngerasain gimana rasanya meluk adek sendiri setelah sekian lama. Gue tau Ira nangis, dari mana lagi kalau bukan karena Jaehyun yang bilang. Gue seneng Ira seneng karena gue peluk. Intinya, kita sama-sama seneng. Dan biarkan ini jadi rahasia gue aja.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang