Note: cerita ini hanya fiksi ya. Jadi semua kejadian yang ada disini juga hanya imagine penulis 😊
———
Kak Jaehyun baru aja selesai mandi, dan sekarang gue tengah berdiri di dekat kulkas sembari memperhatikan dirinya minum kopi yang baru saja gue buat untuknya. Aneh memang, bukannya duduk bareng tapi malah gue seperti babysitter yang lagi ngawas anaknya.
Tapi mau gimana lagi, gue masih malu karena perihal kemarin. Meskipun berkali-kali dia bilang baik-baik aja dengan itu, nggak risih atau apapun itu, tapi tetep saja. Gue yang nggak baik-baik aja disini.
"Ira ngapain kayak patung gitu sih?" Ucap papa Jiho saat beliau melihat gue masih saja berdiri tegak di samping kulkas.
"Ini-ini mau ambil minum, pa," kata gue langsung buru-buru buka kulkas dan mengambil satu botol air putih.
"Kamu ini ada-ada saja,"
Gue mengambil gelas untuk dituangkan air ke dalamnya, baru gue minum. Sebenernya alesan aja, dan itu alasan yang paling masuk akal.
"Ra, aku tunggu di kamar. Aku mau ngomong," ucap kak Jaehyun cepet dan langsung beranjak dari kursinya. Berjalan duluan menuju lantai atas.
Ada apa ini.
Gue lihat papa Jiho senyum-senyum jahil ke gue gitu, nggak tau harus gimana gue bales aja dengan senyum kikuk. Lantas gue permisi ke papa Jiho dan langsung menyusul kak Jaehyun yang mungkin sudah ada di kamar.
Saat sampai di kamar, kak Jaehyun sedang duduk di kursi kerjanya sambil membawa seperti amplop berwarna putih. Gue berjalan mendekat dan bertanya.
"Ada apa kak?"
Dia menyodorkan amplop itu dan gue dengan ragu mengambilnya.
"Ini apa kak?"
"Buka aja," pintanya.
Masih berdiri, gue mulai membuka amplop dan menemukan sebuah surat resmi dari universitas tempat kak Jaehyun mengajar, terlihat dari kop surat tersebut kalau ini surat pemberitahuan dari kampus tersebut.
Gue baca dengan teliti, tapi sampai baris terakhir pun gue nggak maksud dengan isinya. Yang gue tau cuma pemberitahuan liburan bagi para dosen pada tanggal 26 besok. Maksud bingung disini, kenapa dia memberikan ini ke gue?
"Ini maksudnya gimana ya?"
Kak Jaehyun natap gue datar, lalu menghembuskan napas kecil.
"Kamu ikut aku besok di acara itu," katanya santai.
"Ha?!" bales gue kaget.
"Nggak mau?" Tanyanya lagi.
"Bukan gitu, tapi kan ini acara dosen kak. Masa aku ikut?" Tanya gue ragu.
"Itu acara tahunan yang diselenggarakan oleh kaprodi aku. Liburan bagi dosen dan keluarganya biar nggak suntuk ngajar terus. Kan mereka tau aku udah nikah, kalau aku datang sendiri pasti mereka bakalan tanya-tanya kenapa istri nggak ikut, sedangkan mereka semua bawa pasangan dan anak mereka. Makanya aku ngajak kamu," jelasnya sambil mulai berjalan menuju kasur, mengambil hp nya karena baru aja terdengar suara notifikasi pesan masuk.
"Oh, gitu ya?"
"Tapi kalau kamu nggak mau juga terserah. Aku nggak maksa," katanya. Tapi kok gue bisa merasakan nada ancaman dari itu, yang mengharuskan gue mau ikut dia.
"Ini satu hari aja acaranya, kak?"
"Dua hari satu malam," katanya sambil mengetik sesuatu di layar hp nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...