23. Tentang Lucas

294 37 0
                                    

Gue nggak mengindahkan ucapan kak Jaehyun semalam, yang melarang gue buat nggak masuk kuliah aja. Nyatanya gue ngeyel tetep pengen masuk dengan alibi ada review dadakan. Padahal juga nggak ada, dan juga pusing di kepala gue sudah agak mendingan. Daripada sendirian di rumah mending kuliah aja.

Meskipun tidak bisa bohong, selama perkuliahan nggak ada yang masuk sama sekali pelajaran yang diajarkan sama Pak Dio dan Bu Krystal. Setidaknya absensi gue nggak kosong lah. 

Tadi pagi gue dianter kak Jaehyun, karena gue nggak boleh berangkat sendiri pake motor. Baik itu saran mama, papa, kak Shinta, maupun kak Jaehyun. Melihat tidak ada yang bisa membela gue, akhirnya gue nurut. Dimana yang mengharuskan gue menyuruh Lucas untuk mengantarkan pulang ke rumah kak Jaehyun. Gue udah ijin sama kak Jaehyun tadi, dan dia ngebolehin.

"Aku nanti udah mau pindahan ke rumah baru," ucap gue saat motor Lucas berhenti di lampu merah.

"Jauh nggak?"

"Enggak kalau dari rumah kak Jaehyun. Sekali-kali main ya, itung-itung syukuran rumah baru,"

"Aku nggak mau nanti bikin salah paham kak Jaehyun,"

"Ya kan ngajak Yura sama Mark. Lagian dia nggak mungkin salah paham kok, aku udah jelasin semuanya ke dia kalau aku sama kamu udah sebatas teman nggak lebih,"

"Syukur deh kalau gitu," jawab Lucas seraya kembali tancap gas karena lampu udah berubah menjadi warna hijau.

Kalau dipikir-pikir, udah lama banget gue nggak boncengan kayak gini sama Lucas. Kangen juga. Terakhir ya pas masih pacaran dulu, itupun kalau mau main keluar bareng. Karena kalau berangkat ke kampus gue selalu bawa motor sendiri karena arah rumah gue sama dia yang berlawanan.

Setelah melewati beberapa kemacetan sedikit, akhirnya Lucas selamat sampai di rumah kak Jaehyun. Gue turun dari motornya dan mengembalikan helm yang selalu ia simpan satu di jok motornya. Dia memang selalu siap sedia satu helm buat jaga-jaga aja. Siapa tau ada yang mau nebeng, atau ada outing class yang mengharuskan para mahasiswa pergi ke suatu tempat dan minta Lucas buat nebengin.

"Mau mampir nggak?"

"Nggak ah, takut bikin fitnah,"

"Ada mama mertua aku kok, entar aku bilangin ke dia,"

"Kan bentar lagi kamu mau pindahan. Udah beres-beres emang?"

"Papa Jiho beli rumahnya yang udah sepaket sama isinya. Cuma tinggal bawa beberapa barang aja sih. Udah ayok, aku nggak enak masa kamu cuma nganter aku aja, paling nggak minum doang,"

"Yaudah. Bentar aja tapi ya?"

"Yuk, masukin aja ke dalam motornya,"

Gue berjalan lebih dulu ke arah pintu utama, lalu diikuti Lucas di belakang gue nggak lama setelahnya. Gue buka dan langsung masuk aja kedalam. Lucas juga ikut masuk, lalu dengan cepat dia mendekatkan mulutnya pada telinga gue dan membisikkan 'ini rumah gedhe banget, ra.' Tentunya bikin gue sedikit terkekeh.

"Assalamualaikum, ma. Kamu duduk di situ aja, aku ambil minum buat kamu,"

Lucas mengangguk.

"Waalaikumsalam. Udah pulang, Ra? Pulang sama siapa?"

"Dianter temen ma, itu aku suruh masuk dulu nggak papa kan? Kasian jauh soalnya,"

"Siapa?"

"Lucas namanya. Itu duduk di ruang tengah,"

"Oh gitu, yaudah mama temuin dia dulu ya. Kamu mau bikin minum kan?"

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang