Mengingat kejadian kemarin yang membuat gue hampir jadi bahan olok-olok semua mahasiswa, hari ini gue memutuskan untuk bolos kuliah. Jujur gue masih takut, gue masih trauma dengan apa yang menimpa gue kemarin. Dan kalau harus melihat reaksi yang orang-orang berikan pada gue nantinya, gue belum siap. Gue males melihat itu semua, apalagi kalau sampai melihat senyum kemenangan dari wajah Hyebin.
Untuk hari ini aja, gue pengen nenangin diri dulu. Melarikan diri? Terserah kalian mau mikirnya gimana. Yang pasti, gue nggak mau tambah sakit hati dengan segala fitnah dan sumpah serapah yang mereka lontarkan ke gue.
Karena kejadian kemarin, gue kalau setiap ketemu kak Jaehyun bawaannya pengen ngehindar. Meskipun gue istrinya sekarang, tapi tetep aja hal kayak gitu sungguh menjijikkan. Gue malu, dan gue takut dia illfeel sama gue. Tapi nggak mungkin seterusnya gue harus menghindar dari suami gue sendiri. Begitupun dia yang kemarin rela datang ke kampus disaat dirinya juga mungkin banyak kerjaan yang lebih penting dari pada masalah gue, tapi dia sempatkan waktu buat jemput gue. Meskipun dia nggak bilang kenapa dia bisa tau dan langsung datang ke kampus, tanpa bertanya pun gue tau itu pasti ulah Yura. Agak marah sih sama Yura, tapi gue juga sangat berterimakasih padanya. Kalau nggak gara-gara Yura yang nekat nelpon kak Jaehyun kemarin, mungkin sampai sore gue bakal terus di kamar mandi kampus.
Mama papa kak Jaehyun nggak tau yang sebenarnya. Gue nyuruh kak Jaehyun buat nggak cerita ke mereka. Gue nggak mau mereka, apalagi papa Jiho khawatir. Beliau pasti akan merasa bersalah kalau tau gue kayak kemarin gara-gara nikah sama anaknya. Gue nggak mau beliau sedih dan malah memperburuk kondisi kesehatannya. Saat mereka tanya kenapa mata gue sembab, kak Jaehyun yang jawab dengan nada santai, 'tadi pas tidur siang nggak sengaja jatuh dari atas kasur terus kepalanya kejedot meja. Tangannya kebaret cuter tadi karena aku lagi motongin kertas buat uji praktek mahasiswa, dimana aku ngerjainnya lesehan di lantai deket kasur. Kena deh tangannya. Makanya dia nangis tadi,' begitulah kak Jaehyun yang tadi bantu gue. Saat itupun gue cuma bisa sangat berterimakasih padanya. Dan saat mereka kembali bertanya kenapa gue nggak masuk kuliah, gue jawab 'lagi kurang enak badan'.
Untungnya mereka percaya sama kebohongan gue. Tapi percayalah, gue nggak maksud bohongi keluarga kak Jaehyun. Gue cuma cari aman aja. Nggak pengen nimbulin masalah baru dengan ngomong yang sebenarnya.
Gue di rumah sendirian. Papa Jiho pasti ke kantor, Kak Shinta juga pasti ada di kantor, secara dia CEO di perusahaan papanya, kalau mama pergi, gue nggak tau kemana. Kak Jaehyun udah pasti lagi ngajar karena dia dosen. Saat ini gue lagi duduk termenung di kursi meja makan dekat dapur. Hingga lamunan gue buyar karena ada pesan masuk dari adek gue, si kunyuk Jeno.
Kunyuk🦊
Dasar amnesia!
Tenggelam aja sana di Antartika!Gue awalnya bingung saat membaca pesannya. Tapi gue langsung sadar kalau kemarin gue nggak jadi pulang ke rumah di hari ulang tahunnya. Gimana mau pulang, keadaan gue nggak memungkinkan buat pulang.
Feira
Aku nggak amnesia
Kenapa sih chat marah-marah?!Kunyuk🦊
Fix mbul kamu amnesia.
Marah pokoknya!Feira
Kok lucu ngegemesin gini sih adek aku
Maaf kemarin nggak bisa pulang
Happy birthday kunyuk sayang
🙏💞🤗Kunyuk🦊
Telat!
Feira
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...