"Mau kamu apa sih, hah?"
Cerca kak Jaehyun yang kesekian kalinya ke gue. Dia seperti frustasi menghadapi sikap gue yang bener-bener susah diatur mungkin. Beberapa bulan terakhir ini semuanya masih lancar-lancar saja. Urusan skripsi, lancar meski kadang masih sering revisi. Urusan kuliah, lancar juga. Tidak lagi ada tugas dan fokus di tekankan pada skripsi disuruh dosen. Masalah kehamilan gue, juga nggak terlalu aneh-aneh paling mentok ngidam diturutin, udah. Yang masalah adalah mood swing gue yang nggak nentu. Heran, di usia kandungan gue yang udah lima bulan jalan enam ini sikap gue kadang emang nyebelin. Seperti sekarang, gue lagi ngambek karena kemauan gue kak Jaehyun nggak mau nurutin.
"Tau!"
Gue ninggalin kak Jaehyun di kamar. Berjalan keluar entah ke dapur, ruang kerja, atau ruang tengah. Yang penting nggak ada kak Jaehyun. Permintaan gue simpel kok, gue cuma pengen kak Jaehyun ngelakuin aegyo yang biasa dilakuin sama idol Korea. Nyanyi dengan nada di imut-imutkan dengan gerakan manis sebagai pengiring. Cuma itu, apa susahnya?
Gue duduk di ruang tengah, melipat kedua tangan di depan dada. Tak lama kak Jaehyun muncul dan duduk di sebelah gue. Hadap miring natap gue dengan satu kakinya yang ia taruh di sofa.
"Aku nyanyiin aja nggak usah pake nari-nari imut kayak yang kamu bilang tadi. Gimana?"
"Nggak usah nggak jadi,"
"Ra..."
"Udah sana kak Jaehyun pergi,"
"Jangan gitu lah! Kamu tuh semakin kesini semakin aneh ngidamnya tau nggak. Kamu nyuruh beliin cilok di jam dua pagi, nyuruh aku kerja tapi nggak pengen ditinggal sendiri, nyuruh Jeno bawain semangka tapi nggak pengen makan padahal dia udah mati-matian kesini di hujan deres, nyuruh aku tidur di kamar sendiri di kamar yang berbeda, dan hal aneh lainnya yang bikin aku kadang kesel dan gemes sama kamu. Ini sekarang kamu nyuruh aku lagi buat niruin idol Korea? Aku nggak bisa, Ra,"
"Yaudah iya makanya aku nyuruh kakak pergi kan?"
"Jangan marah tap—"
"Iya aku nggak marah sekarang kak Jaehyun pergi!"
Kak Jaehyun beneran pergi setelah menghembuskan napas panjang dan berat. Meninggalkan gue lagi sendiri dengan segala emosi yang meluap. Gue badmood, ini memang bukan pertama kali kak Jaehyun nolak apa yang gue minta. Contohnya ya saat itu gue ngidam pengen ke Dufan, diturutin sama kak Jaehyun, tapi pas tau gue pengennya naik wahana yang cukup memacu adrenalin dengan tegas dia menolak dan langsung ngajak pulang. Diceramahi dan dimarahin lah gue. Salah gue emang itu, gue akui. Tapi kali ini dia dengan tegas menolak dan bilang nggak suka. Padahal cuma nari sama nyanyi aja.
Menyalakan dan menonton tv mungkin bisa meredakan panas di kepala gue. Gue raih remote di atas meja dan mencari siaran yang mengundang mood. Untungnya ada siaran stand up komedi yang bikin gue sedikit terhibur. Ya walaupun nggak bisa gue bohongi kalau gue masih agak kecewa sama kak Jaehyun, maupun diri gue sendiri. Bener kata Haechan dulu saat KKN, orang hamil itu kemauannya aneh-aneh.
Cukup lama sendiri di ruang tengah, tanpa kak Jaehyun yang mungkin lebih memilih menyingkir dan pergi ke kamar, tiba-tiba ada suara yang manggil nama gue. Lembut, dan saat gue noleh ternyata ada kak Jaehyun berdiri di sana. Dengan raut wajah yang entah gue juga nggak ngerti menatap gue sambil senyum.
"Demi kamu ini," katanya.
Gue bingung, lebih memilih memalingkan wajah dan kembali nonton tv. Tapi tiba-tiba kak Jaehyun melakukan aegyo seperti yang gue mau. Spontan gue noleh dan menatap lekat wajah kak Jaehyun yang tengah menyanyi lagu anak-anak yang populer di Korea, dengan nada imut dan gerakan yang super menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...