77. I'm Not Okay

185 25 3
                                    

Seumur hidup gue di dunia, baru kali ini gue sangat begitu membenci rumah sakit. Kenapa keluarga gue selalu berakhir di tempat seperti ini dalam kondisi yang tidak baik-baik saja?

Di ruangan ini hanya ada gue. Sesak yang menggumpal di dada memaksa gue untuk kembali mengeluarkan suara yang disebut tangis. Mas Jaehyun, tidak mungkin dia meninggalkan istri dan anaknya secepat ini. Gue menolak untuk percaya.

Kenop pintu terbuka, dengan cepat gue membuka telapak tangan yang menutupi wajah. Tangis gue semakin kejar, badan gue bergetar hebat begitu melihat orang yang kini jalan mendekat dan perlahan memeluk gue erat. Gue bangun dan membalas pelukannya tak kalah erat. Suami gue kembali.

"Jangan tinggalin aku, mas..."

Mas Jaehyun diam, hanya tangannya yang mengelus punggung belakang gue. Tangan satunya dia taruh di belakang kepala dan menyembunyikan jari tangannya di sela rambut gue.

Mas Jaehyun melepas pelukannya. Air mata mengalir dari matanya tanpa isak. Tenang, dan dia masih bisa tersenyum manis.

"Aku nggak pernah ninggalin kamu, nda. Kamu nggak sendiri," ungkapnya.

Gue tatap matanya lekat, menghapus air matanya. "Jangan pergi lagi,"

"Aku nggak pergi. Aku disini," jawabnya lalu meletakkan telapak tangannya di atas dada gue.

Gue menggeleng, lalu kembali memeluknya erat. Pria ini kembali membalas pelukan ini membuat tubuh gue semakin tak terkendali.

"Sssttt... I'm here, nda. Always be here. No need to cry." Katanya, tapi anehnya gue nggak merasa tenang sama sekali. Rasanya aneh dan nggak nyata. "I love you and I will always do. No matter what happened, wherever I am, beside you or not, I'm always here... in your heart. Don't blame yourself. Give a lot of love to our little girl. Areta... I feel bad for her,"

"No, please... don't leave me," gue masih sesenggukan.

"I have to say sorry... nggak bisa tepati janji untuk selalu jaga kalian. But still, I'll always protect you in my own way. You must be happy, jangan enggak. Karena kalau enggak aku juga nggak bahagia,"

"Mas Jaehyun aku cinta banget sama kamu... jangan tinggalin aku sama anak kita. Aku nggak bisa—aku nggak—aku butuh kamu, mas. Jangan bikin aku takut,"

"Nggak perlu takut. Aku kan disini, sama kamu sama anak kita. My soul is always here, in your heart. You're not alone, nda. Don't be afraid if you cannot see me anymore. Don't cry for me all along. You still have me, my soul, in your heart. Bahagia ya, jangan sedih. Kamu harus kuat. Aku cinta kamu, Feira. My bestest woman and wife that I ever had."

Mas Jaehyun mendaratkan ciuman manis di kening dan bibir gue. Mengelus pipi gue lembut dan sukses membuat gue tambah lost control.

"Tolong pulang, Mas... hidup bareng aku. Ayo kita lawan Hyebin bareng-bareng. Aku nggak bisa lawan dia sendiri. Aku selama ini diam karena aku nggak mau dia tambah benci dan merusak keluarga aku. Tapi dia ngelukai kamu, Mas. Mas harus balas itu ke Hyebin iblis itu, bareng-bareng sama aku. Aku mohon pulang... pulang ke aku, Mas..."

"Bukannya karena nggak ada perlawanan dari kita. Dia bertindak karena dia merasa terancam. Kamu nanti bangun, tanyain sama kakak kamu, ya? Kuncinya ada di dia,"

"Enggak... aku pengen sama kamu. Aku–hk... hk... Ini kamu nyata kan, Mas?"

Tapi dia malah tersenyum simpul.

"Jangan tinggalin kita..." lirih gue merasa sangat putus asa.

"Kalo pengen aku kembali, kamu harus bangun. Pray for me. Give me strength."

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang