75. Bachelor Degree

173 25 0
                                    

Aula utama universitas sudah penuh oleh mahasiswa dengan gaun dan topi toga yang berwarna hitam. Para wanita terlihat lebih cantik daripada biasanya karena semuanya memakai make up. Para pria juga tak kalah tampan meskipun tidak memakai riasan. Kami duduk berbanjar di kursi yang sudah di atur oleh pihak penyelenggara, saling mengobrol sambil bercanda tawa antar teman sebelum acara dimulai. Dan saat ini, tim paduan suara kampus sedang menunjukkan aksinya dengan memperdengarkan lagu Nusantara.

Para mahasiswa yang akan diwisuda duduk di lantai paling dasar, dan para wali duduk di lantai dua. Wali yang boleh memasuki gedung aula ini dibatasi, hanya boleh dua orang saja. Yura yang datang tadi bunda sama ayahnya, Mark juga mama sama papanya, Lucas pun juga sama yang datang adalah kedua orang tua tercinta, dan sedangkan gue yang datang Mas Jaehyun dan mengajak Jeno yang kebetulan sedang libur kemarin habis ujian praktek, tak lupa dengan Areta yang digendong oleh ayahnya.

Para jajaran dosen dan rektor, serta semua yang bertugas dalam proses wisuda kali ini sudah mulai berdatangan dan memasuki gedung aula besar ini. Duduk di kursi yang sudah seperti kursi raja. Sofa nya besar, satu sofa dengan sofa lainnya ada jarak satu meter. Ada minuman dan camilan untuk mereka. Pokoknya mereka adalah orang-orang yang diagungkan di kampus ini.

Tim paduan suara berhenti bernyanyi, dan acara dibuka oleh MC dengan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama, dan kami semua diminta untuk berdiri. Seketika seluruh penjuru aula bergema suara dari mahasiswa yang menyanyikan lagu kebangsaan. Meskipun gue suka Korea, tapi setiap denger lagu Indonesia Raya atau nyanyi lagu tersebut gue jadi merinding. Beneran, bulu kuduk semuanya pada berdiri. Gini-gini gue juga tetap cinta tanah air.

"Sial kalo acara kayak gini kenapa selalu gugup ujung-ujungnya kebelet pipis sih gue," celetuk Yura dan bikin gue mengangguk.

"Sama," balas gue.

Acara pembukaan selesai, aula hening tapi tidak terlalu hening. Banyak dari kami yang riwuh karena hawa panas. Sudah ada AC dan kipas angin pun seakan tidak berpengaruh. Bahkan Yura yang kebetulan duduknya ini di samping gue dari tadi nggak berhenti mengarahkan mini kipas elektrik yang ia bawa. Yang sesekali gue rebut karena gue pun juga merasakan panas.

Gue nggak terlalu memperhatikan orang-orang berkedudukan tinggi itu yang sedang mengumumkan mahasiswa berprestasi dan mahasiswa yang berhasil mendapatkan gelar cumlaude. Sayangnya, gue nggak masuk dalam salah satu mahasiswa tersebut karena di kelas gue hanya ada satu yang cumlaude dan itu komting kami. Sejauh berkuliah dia selalu mendapat nilai yang dibilang sempurna, tak mengherankan jika dia yang mendapat gelar cumlaude di prodi sasing. Tapi gini-gini gue tetep bersyukur, meskipun gue nggak cumlaude, tapi nilai gue juga mendekati sempurna kok, tepat di bawah Mark. IP gue nggak ada yang dibawah 3,5. Cukup lah membanggakan diri sendiri dan keluarga.

Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu datang juga. Dimana satu persatu nama kami disebut dan maju ke depan untuk dipindahkan tali toga wisuda oleh dosen dan menerima ijazah sementara dan bucket bunga dari kampus. Sumpah gue deg-degan.

Gue lirik ke atas, namun nihil, gue nggak lihat Mas Jaehyun dan Jeno. Nggak tau gue, mereka duduk di sebelah mana. Tapi gue sudah berpesan pada si kunyuk untuk mulai memvideokan dari atas jika yang dipanggil sudah masuk ke prodi sasing.

Saking banyaknya mahasiswa, menunggu giliran prodi sasing disebut pun lumayan lama. Dan saat mendengar nama gue yang dipanggil, sumpah deg-degan banget. Senyum nggak bisa berhenti mengembang. Perasaan bangga meletup-letup dalam dada gue. Tangan gue keringat dingin. Intinya, gue seneng akhirnya udah lulus. Dengan perjuangan yang gue lalui untuk bisa lulus kemarin, gue merasa kalau gue bener-bener hebat. Persis seperti yang dikatakan Mas Jaehyun.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang