24. Cemburu Atau Marah

335 40 4
                                    

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Maaf kak, tadi jalanan macet. Baru bisa pulang jam segini,"

"Ya,"

Kak Jaehyun kembali menunjukkan sikap dinginnya ke gue. Iya gue tau kalau sudah melakukan kesalahan. Ijin menemui mantan pacar disaat ada suami yang bahkan belum disiapkan untuk makan malam. Dan gue menjanjikan sebelum jam 7 bakalan sampai rumah, tapi nyatanya jam 8 lebih tujuh menit baru sampai rumah lagi. Jangan hanya salahkan gue yang udah berusaha ngebut tapi kalau jalanan macet karena hujan deres, gue bisa apa. Kalau nekat ngebut nanti yang ada malah nabrak yang lainnya, di tilang, nambah masalah baru.

"Maaf ya, kak. Biar kak Jaehyun nggak marah aku tebus deh. Belum makan malam kan? Mau apa deh bilang habis ini aku langsung buatin," rayu gue.

"Emang kamu bisa masak?" Tanyanya meragukan.

"Sedikit," jawab gue sambil menjentikkan ujung jempol gue.

Kak Jaehyun diam. Masih sibuk dengan pekerjaannya yaitu membaca beberapa lembaran kertas. Saat ini kami sedang berada di ruang kerjanya kak Jaehyun. Di rumah ini, kamar dan ruang kerja dibuat terpisah. Nggak sama kayak di rumah kak Jaehyun.

"Jangan-jangan kak Jaehyun udah makan duluan, ya? Nggak nunggu a–ku?" Gue curiga.

"Nasi goreng aja,"

Gue terkekeh. Secara nggak langsung dia membantah omongan gue yang sudah menuduh dirinya makan duluan.

"Yaudah, aku masak dulu. Nanti aku panggil kalau udah jadi,"

"Hm,"

Gue berlalu ke dapur dan meninggalkan kak Jaehyun di ruang kerjanya. Mulai memasak nasi goreng. Tapi gue baru sadar, kan belum ada nasi. Tadi sampai di rumah langsung beres-beres. Selesai beres-beres gue langsung pergi dan baru aja pulang. Mana gue buntu kalau masalah bikin makanan. Biasanya juga terima jadi kalau di rumah dulu. Di rumah kak Jaehyun pun kemarin nggak gue yang masak. Yang masak mama Reisya dan gue cuma potong-potong sayuran atau apa yang disuruh mama. Gue balik lagi ke ruang kerja kak Jaehyun, masih dengan posisi yang sama dia tengah membaca lembaran kertas. Kayaknya sih tugas mahasiswa nya.

"Kak,"

Kak Jaehyun cuma berdeham tanpa melihat gue.

"Belum ada nasi. Selain nasi goreng bisa nggak?"

Kak Jaehyun menghentikan aktivitas nya dan menatap gue seraya memijit pangkal hidungnya.

"Terserah kamu," jawabnya.

"Maaf ya, kak. Aku ke dapur dulu,"

Balas gue langsung ngacir ke dapur lagi. Serem liat ekspresi kak Jaehyun. Sekarang pertama yang harus gue lakuin adalah menanak nasi. Sambil menunggu nasinya matang, gue pun membuka isi kulkas dan melihat-lihat apa yang kiranya mudah untuk dimasak. Mau tanya mama, posisi gue lagi marahan sama mama. Jadinya ya mengandalkan keyakinan aja deh masaknya.

Gue memutuskan untuk memasak sayur asem. Gue inget mama Reisya bilang kalau kak Jaehyun suka sayur asem. Meskipun gue nggak tau cara masaknya, tapi kan ada YouTube yang bisa dijadikan pedoman. Untung ada bahannya.

Akhirnya pun gue bertarung di dapur dengan alat-alat masak dan kompor. Pertama kalinya bagi Feira masak sendiri. Maksudnya masak yang emang buat makanan sehari-hari. Karena biasanya masak juga telur mata sapi, telur dadar, sama mie instan aja kalau kepepet.

Tiga puluh menit lebih dikit, gue selesai masak. Masakan gue udah tertata rapi di atas meja makan. Setelah mengorbankan jari telunjuk kiri gue sedikit teriris pisau tadi saat memotong sayuran, semoga rasanya memuaskan. Kalau gue coba tadi sih, nggak buruk-buruk amat lah. Dan saatnya gue manggil kak Jaehyun.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang