38. Nausea

303 36 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini adalah hari puncak kegiatan KKN. Hari terkahir dan hari penutupan secara resmi yang menandai berakhirnya proker KKN kelompok tujuh di salah satu desa di Bandung ini.

Sudah ada beberapa warga yang duduk di kursi yang sudah ditata rapi oleh Yerin dan Dino tadi pagi pagi sekali. Terlihat di samping panggung juga banyak anak-anak SD yang tengah berlatih apa yang akan mereka tampilkan nanti.

Yerin dan Lyna bertugas sebagai among tamu. Yerin memberikan dus makanan ringan dan Lyna yang menulis daftar tamu yang hadir. Mark dan Jino bertugas sebagai dokumenter. Dino dan Tiara sebagai LO. Gue dan Yeri dibantu Haechan mengurus konsumsi makanan berat yang nantinya akan diberikan pas siang hari. Sisanya Ejuno yang mengawasi jalannya acara sambil sesekali mengecek kondisi sekitar.

"Ra anter gue ambil kardus Aqua gelas. Lo bawa kuncinya Mark kan?" Tanya Ejuno yang tiba-tiba datang entah dari mana.

"Eh iya. Kemana emang?"

"Warung Bu Siti dekat SD. Buat stok aja siapa tau ada yang minta lagi. Atau Yeri aja kalo lo nggak bisa,"

"Bisa kok. Lagian bawa motor, nih," gue menyerahkan kunci motor Mark yang tadi dititipkan sama yang punya buat gue kasih ke Ejuno.

"Yer, gue tinggal bentar ya?"

"Iya, Ra. Santai aja ada Haechan kok. Palingan juga balik bentar lagi,"

Gue sama Ejuno pun pergi ke tempat motor Mark di parkiran balai desa. Setelah itu gue bonceng Ejuno yang segera meluncur ke warung Bu Siti. Jalanan tanah dan sedikit agak bebatuan kerikil itu membuat Ejuno sangat hati-hati dalam menyetir. Seketika ucapan Yerin dan Tiara yang mereka katakan kemarin terlintas di pikiran gue, yang mana kak Jaehyun ngomong ke dia dengan raut wajah yang tegas. Gue tau, tegasnya kak Jaehyun itu pasti ada mimik wajah dinginnya. Saat marah ke gue aja wajahnya udah nggak bersahabat, datar, setiap intonasi penuh penekanan, serius banget, bikin gue selalu nunduk nggak berani natap matanya kalau dia lagi marah. Gue takut Ejuno malah nggak terima dikatai begitu.

"Jun," panggil gue sedikit mencondongkan badan ke depan.

"Apa?"

"Maafin kak Jaehyun ya?"

"Lha emang dia kenapa?"

"Gue tau kok lo diceramahi sama dia. Yerin sama Tiara yang cerita kemarin,"

"Tentang apa?"

Ini Ejuno pura-pura nggak tau apa gimana sih? Atau malah lupa?

"Pas gue sakit terus dijemput, terus gue izin sehari karena harus balik ke Jakarta buat periksa. Gue tau lo pasti merasa terintimidasi karena gue tau betul gimana kak Jaehyun kalo lagi marah. Gue mau minta maaf kalo kak Jaehyun pernah nyinggung lo,"

Ejuno diem lama setelah gue ngomong kayak gitu. Hingga sekitar lima menit berlalu, dia masih diem. Mungkin dugaan gue bener, dia merasa nggak terima dengan perkataan kak Jaehyun. Nyatanya, sampai di warung Bu Siti pun laki-laki bertubuh cungkring itu masih enggan untuk mau menanggapi omongan gue.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang