80. Perkara Baru

178 27 2
                                    

Note: Jika menemukan tulisan eror atau acak, keluar dulu dari bacaan ini terus balik lagi. Kalau masih acak hapus dari library lalu masukin lagi. Happy reading, guys 😊

———

Kembali hanya berdua saja gue di rumah, bersama Areta. Mas Jaehyun kerja, udah mulai lagi sejak beberapa hari yang lalu. Dia juga jadi lumayan sibuk. Meskipun pulangnya selalu tepat waktu, tapi wajahnya yang selalu lesu membuat gue sedikit khawatir. Pasalnya luka di dadanya akibat tembakan Hyebin juga belum sembuh total.

Pria yang menyandang status sebagai suami gue sejak dua setengah tahun yang lalu itu selalu mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Contohnya ya sejak dia mempunyai tugas sebagai dosen pembimbing dia tak pernah absen ketika ada mahasiswa yang menghubungi dirinya entah lewat pesan di hp atau lewat email, pasti akan langsung dia cek. Memang sih, bimbingan di kampus selalu di laksanakan. Tapi kadang mahasiswa juga butuh bimbingan tambahan dan ketika di kampus dosen kadang terlalu sibuk dengan jadwalnya sendiri sampai tidak ada waktu untuk melakukan bimbingan di kampus. Akhirnya, kita sebagai mahasiswa harus rela ke rumah dosen yang bersangkutan untuk melakukan bimbingan, kalau tidak ya mengirimkan soft file nya seperti yang dilakukan para mahasiswanya Mas Jaehyun.

Kadang Mas Jaehyun juga tidurnya kelewat malam. Karena harus merevisi skripsi milik mahasiswanya. Setiap kampus memang beda sistemnya terkait pelaksanaan wisuda. Misalnya kampus gue udah sekitar satu bulan yang lalu melakukan wisuda, tapi kampusnya Mas Jaehyun masih beberapa bulan ke depan baru melaksanakan wisuda.

"Eummammaaa,"

Saat ini gue tengah melipat baju di ruang tengah, dengan Areta yang gue tidurkan di atas kasur bayi nya, di atas lantai.

"Apa sayang?"

Seakan hatinya tengah berbunga-bunga, Areta dari tadi ngoceh sambil senyum-senyum sendiri. Mulutnya membuka beberapa kali lali dimasukkannya jari tangannya. Rasanya baru kemarin gue melihat Areta yang masih belum bisa apa-apa. Hanya bisa menangis ketika dia haus, ketika dia gerah, dan risih karena buang air. Sekarang udah umur enam bulan aja.

"Emmaaa,"

"Pinter ngoceh anak bunda,"

Setelah beberapa menit berkutat dengan pakaian kering untuk dilipat, akhirnya selesai juga dan mengharuskan gue untuk meninggalkan Areta bentar buat menaruh tumpukan baju ini di kamar. Tidak ingin meninggalkan anak lama-lama, setelah menaruh tumpukan baju dan mengambil hp di atas meja rias gue langsung kembali ke ruang tengah. 

Ting.

Satu pesan masuk dari bang Taeyong. Sudah lama dia nggak ngirim pesan ke gue. Takutnya ini ada sangkut pautnya sama Hyebin lagi.

Bang Taeyong

[Bang Taeyong sharing a location]

Posisi Hyebin saat ini.
Jangan keluar rumah hubungi suami kamu sekarang.
Abang udah chat Doyoung nyuruh ke rumah kamu sekarang.

Tiba-tiba gue jadi deg-degan. Jantung gue berpacu dengan tempo yang cepat. Mata gue tertuju pada Areta, dia masih saja senyum-senyum sendiri. Kenapa sih wanita iblis itu nggak mau berhenti ganggu dan ngusik kehidupan gue. Dan saat ini gue merutuki diri sendiri yang suka kudet kalau baca map. Nggak begitu paham.

Feira

Dia kenapa bang?
Dia jauh nggak sama tempat tinggal aku?
Aku nggak pinter baca map bang.

Bang Taeyong

Jangan keluar rumah pokoknya kalo kamu ada di rumah sekarang.
Kunci pintunya sampe Doyoung datang.
Dia ada di dekat komplek perumahan kamu.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang