Dua hari tepat setelah nikahannya kak Shinta kemarin, keluarga gue maupun keluarga kak Jaehyun sepakat buat syukuran tujuh bulanan kandungan gue. Hanya acara kecil-kecilan, kami hanya datang ke panti asuhan dan menyantuni mereka dengan cara bersedekah. Ngaji bareng dengan membaca Al-Qur'an bersama dan juga berzikir bersama.
Lima kata dari suami gue yang sampe sekarang masih terngiang di kepala. "Kamu cantik kalo pake hijab." Entah itu kalimat pragmatis yang mempunyai makna terselubung atau hanya sekadar kalimat pujian biasa. Yang jelas itu membuat gue berpikir, tapi masih ragu untuk bertindak. Maafkan hamba Ya Allah.
Saat berada di panti kemarin, gue merasa senang dan juga merasa sedih. Gue bangga pada anak-anak yang bahkan ketika tidak ada orang tua kandungnya mereka bisa patuh dan berperilaku baik. Sikapnya juga manis-manis, apa yang ibu panti katakan mereka akan selalu menuruti. Sedihnya, diusia mereka yang masih anak-anak, bahkan masih ada yang balita, mereka harus hidup dan tinggal di panti asuhan. Sedih rasanya, membayangkan tidak ada asi yang mereka minum, dan hanya susu formula. Tidak ada sentuhan lembut dari ibu kandungnya, hanya kasih sayang tulus dari pengurus panti yang mereka dapatkan.
Memang, kehidupan itu tidak selamanya indah bagi semua orang. Layaknya roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah, atau bisa di tengah-tengah. Sebagai manusia ciptaan-Nya kita hanya bisa bersyukur dengan apa yang menimpa kita.
Karena acara syukuran tujuh bulanan gue itu, gue sama kak Jaehyun baru sempat buat beli perlengkapan bayi satu minggu setelah nikahan kak Shinta. Karena kesibukan kak Jaehyun di kampus, dan gue yang sering ke kampus juga. Meskipun cuma senin sampai kamis saja. Tapi kak Jaehyun nya enggak, sabtu minggu baru dia free dan bisa keluar. Itupun kalo dirinya sedang tidak bertugas sebagai dosen pembimbing.
Sekarang ini, kami sedang berjalan-jalan di outlet mall yang jual perlengkapan bayi. Sudah ada beberapa barang seperti baju, celana, popok kain, pampers, handuk kecil, dan perlengkapan lainnya yang masuk ke dalam troli. Rencana kita juga mau beli box bayi, bantal guling bayi, sepatu kain yang biasa dipake buat bayi, sarung tangan, bedong, dan barang lainnya juga yang bersangkutan sama bayi, kak Jaehyun meminta buat beli semuanya. Bahkan mainan juga seperti boneka, mainan yang ada bunyi-bunyi nya, bebek plastik biar kalau mandiin bisa buat mainan, kak Jaehyun juga memintanya. Gue mah setuju-setuju saja, toh uang juga pake uangnya. Hehehe.
"Susu formula beli nggak Ra?" Kata kak Jaehyun.
"Kandungan aku masih tujuh bulan kak, dedeknya belum mau lahir. Beli sekarang siapa yang mau minum? Kak Jaehyun mau minum susu bayi?"
"Oh iya," balasnya sambil terkekeh.
"Lagian rencana aku nggak mau beri dia susu formula dulu setelah lahir, kak. ASI eksklusif buat bayi selama enam bulan pertama itu makanan yang paling baik bagi pertumbuhan bayi. Dan aku pengen anak kita nanti dapat ASI eksklusif dulu dari aku, kalau udah enam bulan baru boleh misal mau di sambi pake susu formula," kata gue serius.
"Udah belajar banyak ya diem-diem?" Kak Jaehyun mengelus kepala gue sambil tersenyum bangga.
"Iya dong!" Jawab gue bangga.
"Yaudah, beli susu buat mamanya aja,"
"Masih ada satu stok di rumah,"
"Beli aja buat cadangan,"
"Yaudah iya," jawab gue pada akhirnya.
"Sumpah ini tuh bajunya kecil banget. Seukuran tangan aku, lihat Ra,"
"Mana ada?" Gue terkekeh. Memang benar bajunya hampir seukuran telapak tangan kak Jaehyun.
"Ini nih bandingin," pintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...