"Perlengkapan dedek nggak ada yang ketinggalan, kan?"
"Udah lengkap, semua udah masuk tas kok, Ma,"
"Bepergian bawa bayi itu ribet, perlengkapan bayi nggak boleh ada yang ketinggalan. Beda sama orang dewasa, tinggal beli,"
"Iya mama...udah semua," jawab gue yakin.
Rencananya, hari ini kita mau pergi ke Bandung. Jalan-jalan sekeluarga karena udah lama nggak piknik bareng. Semuanya ikut, mulai dari keluarga gue sama keluarganya Mas Jaehyun. Bahkan Mas Doyoung ngajak Mbak Sherrin, dan berujung mama sama papa apalagi Jeno nggoda dia habis-habisan. Dan yang membuat Jeno nyesel dan kesel adalah, karena dia yang nggak ada pasangan sendiri. Bahkan sampe bilang, 'Ah, tau gini tadi aku ngajak Rara biar nggak ngenes.'
Langgeng juga ternyata dia. Jadi penasaran sama ceweknya.
Tapi buru-buru di omeli papa. Nggak tau alasan papa ngomel ke kunyuk, gue mah seneng aja liat dia kena omel papa.
"Nda tas item yang tadi di sofa kemana?" Mas Jaehyun datang dari dalam rumah mama Reisya dan menghampiri gue sama mama yang udah ada di dalam mobil.
"Di bagasi kayaknya, coba liat lagi," perintah gue.
Mas Jaehyun langsung membuka bagasi belakang mobilnya buat ngecek barang bawaannya.
"Ada nggak mas?"
"Ada, iya," jawabnya.
Di dekat gerbang, ada Mas Doyoung lagi berdiri sama Mbak Sherrin yang kemudian dihampiri oleh Jeno ikut nimbrung. Nggak tau malu emang adek gue itu, orang lagi pacaran malah diganggu.
"Menurut mama Mbak Se orangnya gimana?" Tanya gue ke mama.
"Sherrin?"
Gue mengangguk.
"Baru pertama kali mama liat dia. Belum tau banget sifatnya gimana. Tapi kalau diliat sih baik, ya? Cantik juga kayak kamu,"
"Berarti Mas Doyoung belum pernah ngajak Mbak Se ke rumah selama ini? Padahal Mbak Se bilang hubungan mereka udah tiga setengah tahun, lho,"
"Selama itu? Kata siapa?" Mama kayak nggak percaya gitu.
"Mbak Se yang bilang ke aku pas jenguk aku di rumah sakit, pas lahirannya Areta,"
"Mas mu berani bawa dia karena dia udah yakin sama hubungan mereka. Mama tau sifat Doyoung. Paling beberapa bulan ke depan atau tahun depan Doyoung minta buat ngelamar dia,"
"Aku sebenarnya sedikit takut kalau mas nikah, Ma," ucap gue membuat mama noleh ke gue heran.
"Mas mu nikah kok malah kamu takut? Yakali dia nggak boleh nikah, Ra?"
"Bukan gitu. Sekarang ini mas udah menunjukkan rasa sayang dia ke aku. Udah mulai nganggap aku adek lagi setelah bertahun-tahun lamanya. Aku takut mas jadi nggak lagi perhatian aja ke aku. Egois ya aku?" Kata gue dan terus memperhatikan mereka yang tengah tertawa penuh canda.
Baru mama mau membuka mulut tapi keduluan dipanggil mama Reisya buat naik ke mobil mama Reisya aja bareng sama papa, Kak Shinta dan suaminya.
"Mama tau perasaan kamu. Tapi percaya sama mama, Doyoung nggak akan lupain adek sendiri meski udah nikah. Nggak usah takut," katanya lalu pergi ke mobil satunya lagi.
Gue cuma senyum. Semoga ucapan mama benar.
Kita ini pake dua mobil aja, nggak banyak-banyak. Mobil mama Reisya diisi lima orang. Papa yang nyetir, lalu mama gue dan mama Reisya. Sama kak Shinta berserta suaminya. Lalu di mobil Mas Doyoung ada lima orang juga. Mas Jaehyun nyetir, gue di sebelahnya, Mas Doyoung dan Mbak Sherrin di bangku tengah, dan Jeno duduk sendiri di jok paling belakang. Kasian, udah paling belakang, sendirian lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...