49. Email Anonim

288 31 3
                                    

Malam hari ini kak Jaehyun menyendiri di ruang kerja. Entah kesibukan apa yang tengah ia garap, dan sejak tadi dirinya selalu diam, nggak mau ngajak omong dan nggak mau diajak ngomong, gue takut dan masih merasa bersalah. Tapi selain itu juga gue masih agak marah sama dia karena dibentak, gue paling benci dibentak. Semarah-marahnya Papa juga nggak pernah bentak gue kayak kak Jaehyun tadi sore.

"Kak..." Panggil gue pelan dari balik pintu. Berdiri dan menopang perut gue menggunakan tangan.

"Jangan marah sama Lucas, dia murni cuma pengen nenangin aku aja,"

Pintu terbuka, terpampanglah wajah kak Jaehyun yang tanpa ekspresi.

"Aku marah sama kamu dan kamu masih belain dia?!"

"Bukan...nggak gitu," gue menggeleng.

"Jelasin!" Tuntutnya.

"Aku habis dapet kabar dari Jeno tentang kondisinya papa Jiho. Itu aja...aku khawatir dan dia nenangin aku. Udah,"

"Caranya salah! Entah kenapa ada seorang anonim yang ngirim DM ke aku, isinya foto kalian. Dipinggir jalan, banyak orang, semua udah tau kan kamu punya suami? Rumor apa yang tersebar di kampus kamu? Masih inget kan? Masih bisa pelukan sama mantan kayak gitu? Nggak pantes, Ra."

"Maaf...nggak aku ulangi,"

"Aku tau Lucas orangnya baik, sayang sama kamu. Tapi harus tau batasan," pungkasnya seraya mencoba melalui gue, tapi gue halangi.

"Enggak..." Gue menggeleng. "Aku takut kak Jaehyun yang kayak gini, maaf..."

"Selalu bilang takut kalo aku udah marah tapi terus bikin aku marah?"

"Nggak ada niatan bikin kakak marah," bela gue. "Kan kak Jaehyun bisa langsung tanya jadi nggak salah paham—"

"Bukan karena alasan salah paham, Ra, kamu mudeng nggak sih?!" Katanya kembali dengan nada ketus.

"Inget nggak kamu diolok-olok disebut apa sama mereka yang ada di kampus kamu? Inget nggak kamu udah punya suami? Inget nggak kamu lagi hamil? Bisa nimbulin fitnah baru...paham? Aku peduli dan aku sebagai suami hanya berusaha melindungi nama kamu. Itu aja kok. Aku nggak ngelarang kamu deket sama siapa aja, Lucas sekalipun meski dia itu mantan kamu. Aku cuma pengen kalian tau batasan. Oke kalian udah deket banget dan udah nggak ada hubungan. Udah mantan tapi... iya pelukan adalah hal sepele, Ra. Tapi kalau pelukan kayak gitu posisi kamu udah punya suami, mikirin nggak kamu di posisi aku? Suami kamu. Dan Lucas itu orang asing bagi aku, Ra,"

"Tapi Lucas bukan orang asing bagi aku, kak. Aku kenal dia banget, kak Jaehyun nggak usah takut—,"

"MASIH AJA BELAIN DIA?!"

"IYA maaf...." kata gue.

Pria dengan kaos maroon dan bawahan sarung ini kembali menghembuskan napas panjang. Terkesan frustasi. Pandangannya kalang kabut dan nggak tenang.

"Kaakk..." panggil gue.

"Udah paham belum kesalahan kamu?" Katanya.

"Paham...maaf..."

Kak Jaehyun berniat berjalan melalui gue, tapi gue raih lengannya dan mengikuti kemanapun dia melangkah. Sembari menahan tangis tentunya. Namun tiba-tiba, gue menghentikan langkah, melepas tangan gue di lengannya. Beralih memegang perut gue sendiri yang terasa kencang. Sedangkan kak Jaehyun tetap melangkahkan kakinya sepertinya menuju dapur.

"Kak," panggil gue dengan suara tertahan.

Kak Jaehyun noleh, gue tatap wajahnya memelas dan meminta pertolongan. Sadar, dia langsung kembali memapah gue ke kamar.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang