Author POV
Langit sore begitu mendung, hawa dingin juga mulai menusuk tulang. Angin sesekali berhembus kencang, membuat sekelompok orang yang tengah duduk melingkar di atas lapangan beton meremang. Rasa-rasanya mereka sudah sangat muak dengan penjelasan dari pria berkepala plontos itu, dan segera ingin beranjak untuk pulang ke rumah masing-masing.
"Karena jam sudah menunjukkan pukul empat lebih, Bapak rasa sudah cukup pertemuan kali ini. Pulang ke rumah masing-masing, jangan main, sebentar lagi hujan sepertinya turun,"
Dalam hati anak-anak SMP itu ngedumel. Sedangkan bapak berkepala plontos itu tengah mengingatkan kembali tentang pembelajaran ekstrakurikuler yang baru saja mereka kerjakan. Dan ketika guru tersebut pergi, banyak murid yang langsung beranjak pergi dan saling pamit untuk segera pulang, karena rata-rata sudah pada dijemput dan hujan sebentar lagi menyapa.
"Sekolah banyak penunggu nya!" Ucap seorang siswa laki-laki saat melihat salah satu temannya itu bukan berjalan keluar sekolah malah duduk di kursi panjang sambil mainan hp.
"Gue nggak takut. Lo udah di jemput?"
"Nggak. Gue bawa motor sendiri. Mau gue anter?"
Alis siswa berjenis kelamin perempuan itu menukik ke atas. "Kok bisa?"
"Ya bisa lah. Gue kan tadi pulang dulu sebelum mulai ekskul. Lagian deket kok rumah gue,"
"Oh.." sahut gadis SMP itu seadanya. "Pulang duluan aja, Ren. Gue dijemput kok," imbuhnya.
"Oh. Tapi kok nggembel disini?"
"Rendy yang paling ganteng, mending lo enyah!" Sentaknya.
"Sama gebetan nggak usah galak-galak," ucap lelaki itu menggoda.
"Lagian lo juga nyebelin. Sama gebetan kok ngatain gembel!"
"Oh ngakuin gue gebetan nih udahan?" Alis pria itu naik turun.
"Gue bilang gitu kah? Sorry, it was a mistake," kata gadis yang rambutnya di cepol satu itu. "Pergi sana lo!" Lanjutnya.
"Heh! Gue udah berbaik hati nawarin bareng, malah disuruh enyah. Dasar biri-biri!"
"Gue punya nama kalo lo lupa!"
"Beneran dijemput, kan? Ya gimana, ya ... gue takut lo ilang di bawa penunggu sini,"
"Hm," dehamnya malas. "Bilang aja khawatir sok-sok-an gengsi,"
Lelaki itu diam saja dan malah menggaruk ujung hidungnya sendiri.
Entah kenapa hari ini mood gadis itu buruk. Sejak kemarin sore. Ini semua gara-gara sang Ayah, semuanya karena Ayahnya. Iya, biang kerok penghancur mood adalah Ayahnya sendiri.
Karena Rendy yang melulu diusir, diapun lantas pergi. Meninggalkan gadis yang sebenarnya meninggalkan perasaan aneh dalam hatinya.
Gadis itu kini mencoba menelpon seseorang. Mengangkat dan menempelkan hp nya di kuping kanannya.
"Waalaikumsalam. Aku udah selesai, Bun... Jemput, ya?... Ih kok gitu?! Nggak mau... Yaudah aku telpon Om Jeno aja... Nggak mau sama Ayah aku, lagi ngambek... Bodo, ah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...