Delapan bulan kemudian//
——
"Mas sarapan udah siap!"
"Ya!"
"Itu anaknya jangan dibikin nangis sih! Lagi repot malah bikin pusing!"
Mas Jaehyun datang dari arah kamar sudah rapi dengan kemeja putih dan celana panjang hitam. Dengan Areta yang berada di gendongannya lagi nangis kejer banget. Kadang suka heran, ayah satu anak itu nggak akan pernah berhenti menggoda anaknya meski yang digoda udah jengkel dan ngadu ke gue. Sampe nangis baru dia berhenti karena gue balik marahin dia. Lagian suka banget ngusilin anaknya sampe nangis.
"Nangis sendiri, nda. Bangun tidur dia langsung nangis lagi-lagi aku yang disalahin," balasnya.
Gue berjalan mendekat kearah mereka dan mencoba menghentikan tangisan anak gue. Gue usap matanya yang basah dan ada sedikit beleknya.
"Cuci muka sama ayah ya, bunda mau siapin piring dulu buat makan ayah,"
Si kecil mengangguk lesu.
"Udah nangisnya. Jangan nakal ayah udah pake baju kerja jangan di semprot pake air ya?"
Si manis kembali mengangguk. Gue tepuk kepalanya tiga kali dan segera kembali untuk menyiapkan piring. Mas Jaehyun juga langsung melenggang ke kamar mandi buat bantu anaknya cuci muka. Lima menit kemudian dua orang kesayangan gue udah balik, wajah Areta udah seger. Mas Jaehyun mendudukkan anaknya di pangkuannya sebelum gue akhirnya mengambil alih gendongan Areta.
"Sama bunda sekarang biar ayah makan. Bunda suapin pake bubur ayam mau?"
"Mammam,"
"Okee, bentar bunda buatin dulu,"
Seiring berjalannya waktu, gue bersyukur karena bisa menjalani hidup tenang bersama orang yang gue sayang. Mengurus suami dan juga anak, yang mana sudah bisa jalan dan ngomong sedikit demi sedikit. Tidak mungkin tidak ada lagi masalah yang akan datang pada keluarga kami, namanya hidup pasti tak pernah lepas dari masalah. Tapi baik gue maupun Mas Jaehyun selalu berjanji akan melewati semuanya bersama.
Mas Doyoung sama Mbak Sherrin sudah resmi menikah tiga bulan yang lalu. Setelah Mas Doyoung kerja di perusahaan papa selama dua bulan, dia meminta papa dan mama buat nemenin dia ke rumah sang kekasih untuk melamarkannya. Umur pernikahan mereka masih seumur jagung, tapi siapa sangka setelah dua bulan menikah mbak Sherrin langsung mengandung. Masih gue ingat dengan jelas ekspresi wajah Mas Doyoung kala itu karena kebetulan gue lagi main ke rumah mama sama suami dan anak gue di hari Minggu.
'Doy kamu bakalan jadi ayah,'
Itulah yang dikatakan mbak Sherrin dulu yang berhasil membuat Mas Doyoung udah persis kayak kudanil. Mulutnya nganga lebar banget, tapi setelah itu mewek akibat terlalu hanyut dalam emosi bahagia dan haru. Mas Doyoung diledek adek bungsunya, si kunyuk Jeno, bilang kalau Mas Doyoung gercep banget. Baru nikah beberapa bulan udah langsung hamil aja istrinya. Dan pada akhirnya, tinggal Jeno seorang yang masih harus kuliah disaat kakak-kakaknya sudah mempunyai keluarga dan juga anak.
"Jeno jadi ambil teknik informatika, nda?" Tanya Mas Jaehyun disela kesibukan makan.
"Jadi. Dua minggu kedepan masuk kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...