Gue, Mark, sama Lucas lagi di kantin kampus buat makan siang. Seperti biasa, suasana kantin rame karena banyak mahasiswa dari berbagai fakultas berkumpul untuk mengisi kembali energi setelah berkutat dengan mata kuliah yang bisa membuat kepala ingin pecah aja. Menu makanan yang gue pesen juga sama seperti biasa, nasi goreng spesial. Mark memilih batagor goreng, dan Lucas yang biasanya dia suka bakso kini memilih mencoba batagor yang sama seperti Mark.
Nggak ada Yura tuh rasanya hampa. Receh nya dia tuh beda sama receh nya Lucas sama Mark. Ada dia, pasti suasana jadi rame. Kenapa? Karena candaan yang Mark dan Lucas lontarkan kadang gue nggak mudeng. Ditambah lagi mereka ketawa-tawa ngakak padahal menurut gue nggak ada yang lucu sama sekali. Cewek sama cowok emang beda.
Saat makan dengan tenang, tiba-tiba ada salah satu mahasiswa yang gue sangat kenal, Hyebin namanya, anak prodi pendidikan bahasa Indonesia, ngomong dengan sangat keras sampai semua mahasiswa yang ada di kantin bisa mendengar dengan jelas.
"Temen-temen! Kabarnya salah satu mahasiswa di kampus kita ada yang jadi pelacur! Gila parah banget nggak tuh! Kabarnya sih dari anak sasing,"
Gue udah nggak enak nih perasaannya. Kadang orang jahat itu bisa menjatuhkan kita dalam sekali hentakan. Gue awalnya nggak mau parno, tapi melihat semua mahasiswa jadi heboh dan ngomongin orang yang Hyebin maksud membuat gue tanpa sadar melirik kearah wanita yang terbilang paling populer dalam tingkat prodi pendidikan bahasa Indonesia. Entah perasaan gue aja atau enggak, Hyebin natap gue sambil nunjukin senyum jahatnya. Gue jadi was-was. Takut kalau yang dia maksud pelacur itu gue. Ingat, jaman sekarang orang dengan gampangnya menyebar fitnah yang nggak benar pada orang lain.
"Tau nggak? Dia aja sampe udah nikah lo sama lelaki itu. Kalian tau nggak siapa lelaki yang dia nikahi? Anak seorang pengusaha sukses dari JHco, siapa sih namanya? Jihonanta Jaehyun Saputra. Iya Jaehyun si dosen muda itu. Gila, pake pelet itu pasti!"
Kok dia bisa tau? Asal kalian tau aja, Hyebin ini anak dari salah satu jajaran pengusaha sukses juga. Gue yakin, dia pasti tau kalau anaknya papa Jiho udah ada yang nikah juga dari keluarganya. Dan mungkin, dia pengen main-main dengan nyebar fitnah kek gini.
Gue rasakan suasana di kantin tambah heboh. Ada banyak sekali umpatan, makian, bahkan menggunakan hal ini sebagai candaan, meskipun ada sebagian kecil dari merek yang tak bereaksi apa-apa.
Benar kan dugaan gue, Hyebin lagi ngomongin gue. Gue udah marah banget, cuma gue tahan. Gue bisa melihat tawa kemenangan Hyebin bersama teman satu geng nya itu. Sumpah, pengen gue jahit mulutnya rapat-rapat. Bisa-bisanya dia nyebar fitnah nggak bener gitu tentang gue. Hello, dia tuh nggak tau apa-apa kenapa gue bisa nikah sama Kak Jaehyun. Gue bisa merasakan tangan Lucas menggenggam tangan gue yang tergeletak di atas meja. Mungkin dia mencoba menenangkan gue. Mark juga sama, dia berkata pelan supaya gue nggak peduliin omongan nenek lampir itu.
"Oh iya!" Seru Hyebin lagi. Kali ini apa? Dia mau nyebut siapa nama istrinya kak Jaehyun?
"Gue tau lho wanita pelacur itu. Mau tau nggak kalian?" Hyebin seakan terus mempermainkan emosi gue.
"Anak semester tiga prodi sasing, Feira Arsyita Putri! Anaknya Pak Arsyi Dinantyo yang sekarang perusahaannya lagi berada di ambang kehancuran. Dia pake guna-guna ke Jaehyun mungkin biar dia manfaatin Jaehyun, agar perusahaan papanya nggak jadi bangkrut!"
"LO KALO NGOMONG DISARING DULU YA!"
Akhirnya gue hilang kontrol. Gue teriak membuat semua orang mengalihkan perhatiannya ke gue.
"Ira sabar," Mark mencoba menenangkan gue. Maaf Mark, kali ini gue udah nggak bisa mengontrol emosi gue.
"Itu tuh orangnya!" Sentak Hyebin dengan mata melotot kearah gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...