33. I Hate Myself (or Him)

307 37 7
                                    

Gue tengah duduk lesehan di atas tikar di ruang tamu dengan setumpuk buku tugas milik anak didik gue yang harus gue koreksi tugas-tugasnya. Sekarang masih jam setengah tujuh malam, habis sholat Maghrib tadi yang di imami oleh Ejuno gue memutuskan untuk langsung berkutat dengan buku tulis yang rata-rata sampulnya berwarna coklat. Karena semuanya dilapisi kertas payung.

Sebenarnya gue agak nggak enak badan, mungkin bener kata Dias tadi. Mungkin gue terlalu memforsir diri jadinya terlalu kecapekan dan berakhir kayak gini. Kepala gue terlalu pening. Bahkan rasanya udah kayak bom aja yang siap untuk diledakkan kapan saja.

Padahal tadi juga pusing, gue juga sempet minum vitamin yang Mark berikan tadi waktu di sekolah. Tapi bukannya sembuh malah yang ada rasanya semakin pusing. Bahkan untuk mengoreksi tugas anak-anak yang hanya tentang kosa kata bahasa Inggris dasar dan sudah gue hapal diluar kepala aja, rasanya butuh berpikir keras. Sedari tadi gue senderkan kepala pada dinding ruang tamu yang dingin. Dan rasanya berat banget pas lihat buku-buku di depan gue masih banyak menumpuk belum dikoreksi.

Gue samar-samar mendengar suara gelak tawa yang gue yakini itu suaranya Haechan dan Tiara yang sedang berada di dapur. Entah apa yang mereka bicarakan hingga mengundang gelak tawa sekeras ini. Mark sedang berada di rumah Pak Kades mengantar Yerin untuk mengurus tentang proker nya karena Yerin tidak bisa bawa motor sendiri. Coba saja ada Mark, pasti gue udah minta tolong dia buat bantu mengoreksi PR anak-anak didik gue.

Dan saat itu, Ejuno datang dari bilik kamar pria membawa laptop bermerek A*us nya. Duduk di ruang tamu seperti yang gue lakukan, tapi agak menjauh. Tatapannya selalu dingin, sama persis kayak tatapannya kak Jaehyun saat pertama kali gue ketemu dia—lagi(?)

Gue memilih diam dan melanjutkan kegiatan mengoreksi, karena rasanya pengen cepet selesai dan lekas tidur aja. Namun yang namanya sebuah keinginan itu hanya sebuah wacana saja, karena tiba-tiba gue malah pengen ke kamar mandi. Ada-ada saja memang.

Gue angkat kepala gue yang sedari tadi hanya menempel pada dinding yang keras, dan meletakkan buku tulis yang semula gue pegang bersama bolpoin merah. Ingin beranjak berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Untuk menuju ke kamar mandi gue harus melewati kamar pria, dan saat ini kebetulan pintunya sedang terbuka dan menampilkan sosok Dino dan Jino yabg terkapar lemas di kasurnya. Mungkin mereka lelah. Gue hanya tersenyum simpul lalu langsung masuk ke kamar mandi.

Selesai, gue berjalan ke dapur dulu dimana disana ada Tiara dan Haechan. Lagi duduk santai di kursi sambil nonton YouTube pake hp nya Haechan dengan tema komedi, pantes. Ketawa mulu sih.

"Eh, Ra? Mau apa?" Tentu saja Haechan yang nanya, karena nggak mungkin Tiara mau ngomong sama gue.

"Minum," jawab gue santai.

Gue membuat susu putih aja, buat gue bawa ke depan untuk teman saat balik ngoreksi nanti. Setelah selesai, gue langsung aja balik ke ruang tamu, dan masih liat Ejuno yang berkutat dengan laptopnya.

Hanya butuh beberapa langkah untuk sampai di ruang tamu, tapi tiba-tiba bumi terasa berputar, keseimbangan gue hilang gitu aja, tapi gue mencoba untuk tetap berjalan. Gue nggak boleh bikin masalah di balai ini. Mark lagi nggak ada, gue takut nanti malah semakin di olok-olok karena menimbulkan masalah lagi. Namun, harapan memang selalu tidak sesuai dengan yang diinginkan. Tepat sampai di ruang tamu, masih berdiri di depan Ejuno gue terhuyung dan berakhir jatuh membuat gelas berisi susu panas yang gue bawah tumpah di atas kaki gue. Sumpah rasanya perih karena air panas yang baru saja keluar dari tremos mengenai langsung kulit gue.

Ejuno yang tadinya sibuk pun kaget melihat gue jatuh tepat di hadapannya. Entah karena kasihan atau apa, dia bangkit dan membatu gue buat duduk di atas tikar. Haechan dan Tiara datang dari arah dapur, terlihat panik.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang