79. Permulaan

204 25 1
                                    

Note: Ada sedikit kendala saat publish chapter ini. Kalau tulisan acak dan eror, keluar dulu terus re-open ya temen-temen.. kalau masih belum bisa hapus dari reading list atau library terus di tambahin lagi ke library kalian. Makasih 🙏

---

Alhamdulillah, Mas Jaehyun udah boleh pulang dari rumah sakit. Setelah mendapatkan perawatan hingga kondisinya memulih, kini dia sudah diperbolehkan kembali ke rumah. Tadi Mas Doyoung sama Jeno bantu kita, tapi sekarang udah pulang lagi.

Mas Jaehyun tengah duduk di ruang tengah, sembari menunggu anaknya. Sedangkan gue tengah memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci. Setelah mencuci, gue menyempatkan untuk menyapu lantai dulu karena lantainya lumayan kotor.

"Nda, laptop di ruang kerja sekalian bawa sini ya?" Pinta Mas Jaehyun.

Setelah selesai nyapu lantai, gue ke dapur untuk minum bentar dan saat itulah Mas Jaehyun minta dibawakan laptop. Gue melenggang ke ruang kerja untuk mengambil laptop Mas Jaehyun. Tak lama gue sudah ikut duduk di ruang tengah dan mengambil Areta buat gue pangku.

"Jangan langsung kerja!" Saran gue yang terkesan seperti perintah.

"Mau cek email aja," balasnya.

"Sholat dulu sana, udah mau jam dua," perintah gue.

"Ya Allah banyak banget inbox dari mahasiswa. Kamu bilang ke pihak kampus nggak aku kena musibah?" Tanyanya.

"Mama Reisya yang bilang. Datang ke kampusnya langsung malahan," jawab gue.

Mas Jaehyun masih sibuk dan menggumam kecil, tatapannya serius pada layar laptopnya. Sembari mangku Areta gue juga sedikit menahan rasa sakit di perut gue. Setelah selesai masa nifas 40 hari setelah proses persalinan, akhirnya gue mendapatkan masa menstruasi pertama setelah sekitar empat bulan setelahnya. Dan malesnya itu setiap datang bulan gue langsung berkamuflase jadi zombie.

"Udah sana sholat dulu, nanti baru dilanjut," kata gue lagi.

Dia mengangguk dan meletakkan laptopnya di atas meja.

"Kamu juga belum kan? Ayo jamaah,"

"Aku lagi enggak,"

"Udah mulai datang bulan lagi?"

"Hari pertama. Makanya buruan nurut sana sholat dulu, sebelum aku darah tinggi!" Ancam gue.

"Oke!" Balasnya langsung berdiri dan berlalu ke kamar mandi.

Selagi Mas Jaehyun sholat gue tetep nunggu di ruang tengah. Nonton tv ditemani ocehan Areta yang sudah mulai melakukan babbling. Gemes sendiri gue dibuatnya.

"Cepet gedhe ya sayang," ucap gue seraya mencubit pipinya pelan.

Selesai Mas Jaehyun sholat, dia kembali ke ruang tengah dengan kaos warna hitam dengan bawahan yang masih pake sarung. Gue bingung kenapa siang-siang pake sarung, tapi gue diem aja. Cuma ngeliatin tanpa berkomentar.

"Mas jaga dedek bentar mau nggak?" tanya gue.

"Mau ngapain emang?"

"Mau ke supermarket bentar, beli obat nyeri haid," kata gue sambil senderan di dinding sofa.

"Agak jauh kamu mau jalan kaki ke supermarket nya?"

"Enggak, pinjem mobilnya mas ya? Kunci mobil dimana?" Tanya gue seraya menyerahkan Areta begitu saja padanya, yang langsung ia terima dengan senang hati.

"Di laci kamar," balasnya.

Gue langsung pergi ke kamar dan mencari kunci mobil. Setelah nemu, gue balik lagi dan berniat salim ke dia.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang