Jaehyun point of view
Minggu sore kali ini rumah gue lumayan rame. Ada Jeno yang sedang berkunjung dan itu sangat berisik. Sebenernya Jeno udah sejak tadi pagi jam sepuluh-an datangnya, katanya pengen ketemu mbak nya. Kangen udah lama nggak ketemu, padahal baru beberapa hari yang lalu ketemu di rumah sakit. Dari yang gue lihat, Jeno itu suka nempel sama mbaknya, si Feira. Emang sih, adek cowok itu katanya seneng sama kakak ceweknya ketimbang kakak cowok meskipun nggak semuanya orang begitu. Tapi Jeno ini salah satunya, dari tadi suka nempel sama si Feira terus. Bahkan tiduran di pahanya biar si Feira nggak kemana-mana. Bahkan saat beranjak dan berniat ke dapur saja wanita itu harus sabar dulu dengan menjawab pertanyaan sang adek.
Selain Jeno, ada juga teman-teman Feira yang sedang main. Kalian tau lah, sudah pasti Yura, Mark, sama Lucas. Ini berawal dari kemarin saat Feira masih di rumah sakit dan mengalami sakit perut. Yura nge-video call Ira dan kebetulan Ira nya masih terbaring di ranjang rumah sakit setelah di periksa dokter karena kemarin sempat kram perut. Dan karena video call gue bisa denger ocehan Yura yang memaki Ira karena selalu sering sakit semenjak nikah. Otomatis gue tersindir dong, seakan-akan gue adalah biang yang membuat Ira sering sakit, karena Ira nikahnya sama gue.
Ira menceritakan semuanya dan berakhirlah sekarang ini mereka berkunjung juga ke rumah gue. Buat jenguk sekalian main. Namanya juga anak muda, kata 'main' pasti tak lepas dengan segala ocehan, teriakan, gaduh sana gaduh sini. Banyak polah. Bahkan istri gue seakan langsung lupa kalo dia lagi hamil. Begitu liat Yura dan dua sahabatnya itu di depan pintu dengan cepat dia jingkrak-jingkrak heboh sambil peluk-pelukan. Sampai pada akhirnya gue ceramahin dia yang membuatnya menjadi bahan bulian Jeno dan teman-temannya. Lagian, sukanya bikin emosi dan marah terus. Baru aja hilang rasa jengkel gue pada Ira karena dia yang selalu susah dinasehati --kejadian di rumah sakit saat itu-- eh udah ditambah lagi rasa jengkelnya. Bukan jengkel juga sih, tapi lebih ke gemes sama sikapnya yang nggak bisa lebih buat jaga diri. Katakan gue lebay, tapi gue juga calon ayah yang pengen calon anak gue yang lagi ada di perut Ira baik-baik aja.
Gue lebih sering di kamar dan ngerjain laporan aja, males kalau di ruang kerja bisa denger ocehan para anak-anak muda. Karena ruang kerja dekat dengan ruang tengah, dan mereka mengobrol nya di ruang tengah dengan televisi yang menampilkan film Korea. Kayaknya Ira yang nonton. Secara dia memang penggemar Korea, suka banget sama hal-hal yang berbau Korea. Pernah suatu saat, udah lama, sekitar satu tahun yang lalu soalnya kejadiannya sebelum Ira hamil, gue selesai mandi dan berniat masuk ke kamar, dari luar pintu samar gue denger dia --yang katanya dia lagi nge-fanchant-- salah satu lagu idolanya. Gue yakin, dia lebih hapal dengan fanchant itu alih-alih dengan materi perkuliahan tentang sejarah Inggris.
Cukup lama gue sibuk dengan laporan mahasiswa, akhirnya gue selesai juga dan memilih untuk bersantai. Tiduran sambil mainan hp. Kadang heran setiap mainan hp pasti ada aja yang ngirim pesan kalau enggak telepon. Kayak sekarang, tiba-tiba mama gue telepon.
"Assalamualaikum. Kenapa ma?"
"Waalaikumsalam. Lagi dimana?"
"Di rumah,"
"Oh yaudah. Mama cuma pengen tanya keadaan Feira,"
"Dia nggak papa kok,"
"IRA PLEASE LO NGGAK BOLEH CURANG!"
Gue menghela napas panjang, suara Mark emang bener-bener kenceng banget. Bahkan ngalahin suara toa masjid. Jadi penasaran mereka lagi ngapain sih sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...