"Mamass!"
Sosok yang gue panggil Mamas nggak pernah datang. Mulut gue dibekap sama sosok besar bertato dan membuat gue ketakutan.
"Jeje! Bangun! Mamaaass!!!"
Pukulan melayang, darah mengalir dari atas kepala. Dan semuanya menggelap.
——
"Jeje," panggil gue asal.
Melihat Mas Doyoung lengah dan berhasil membuat lawannya dengan cepat membuat babak belur di wajah dan tubuh Mas Doyoung, gue nggak tega.
"Mas Doyoung!"
Mas Doyoung menoleh dengan cepat kearah gue, tatapannya kaget dan tangannya menyiratkan gue buat segera pergi dari sini.
"ADEK AWAS!"
Dengan cepat tubuh gue terhoyong ke belakang. Gue jatuh setelah ada orang yang menyeret rambut gue kasar. Untung saja jatuhnya tidak terlalu keras dan tubuh sempat gue tahan menggunakan tangan meskipun bikin tangan gue sakit minta ampun. Yang penting bayi gue nggak papa, meskipun perut juga agak nyeri sedikit.
Gue mendongakkan kepala, ada Hyebin dengan senyum jahatnya lagi memegang balok kayu yang ia gunakan tadi.
"Lo ngapain sih?!" Teriak gue.
"Ini akibatnya kalau kalian berani main-main sama gue! Gara-gara kalian keluarga gue hancur! Papa gue dulu sempat masuk penjara dan bikin perusahaan papa bangkrut. Gara-gara kakak lo yang sok pahlawan itu tau nggak!"
"AKHH!!"
Sepertinya Hyebin telah kerasukan jiwa psychopath. Dengan entengnya dia mengayunkan balok kayu itu pada tubuh gue bikin perut gue semakin nyeri dan kram. Gue nangis dan semakin kejar saat banyak orang disana menghajar Mas Doyoung. Kepala gue pusing banget, bahkan semuanya seakan berputar. Dan saat itulah gue ingat, bagaimana kejamnya orang-orang berbadan besar dan bertato menghajar gue dan Jeje—yang kak Jaehyun bilang kalau itu adalah dirinya. Gue inget kak Jaehyun pingsan setelah dipukul kepalanya tepat di depan gue, dan gue yang dipukul menggunakan balok kayu juga di kepala sampai gue pingsan. Gue nangis tersedu-sedu dan Hyebin tengah tertawa penuh kemenangan. Jangan bilang Hyebin ada masa lalunya sama kejadian dulu.
"Mas Doyoung..."
Gue pusing, tubuh gue gemetar. Napas gue sesek. Jangan sekarang, jangan kambuh sekarang. Gue sekuat tenaga mencoba untuk kuat.
Mas Doyoung berhasil bangkit dan berlari kearah gue kayaknya. Namun lagi-lagi terhalang karena lawan itu berhasil menangkap kakinya dan membuat Mas Doyoung ambruk.
"Lo yang ngirim email ke gue?! Iya?! Salah gue kakak gue suami gue apa sih hah sama lo!" Teriak gue ke Hyebin.
"Banyak omong ya lo!"
Gue ditampar tepat di pipi kanan gue sampe rasanya panas.
"IRA!"
Suara Lucas. Ini suaranya Lucas. Gue menoleh ke belakang dan benar, dia bareng sama Mark. Tapi nggak ada Yura. Hyebin kabur, dan perlahan orang-orang yang menghajar Mas Doyoung juga kabur. Gue nangis mencoba berdiri tapi nggak bisa. Perut gue sakit banget. Gue sesek. Gue nggak berani melihat ke arah kaki gue, takut jika ada aliran darah disana. Lucas berlari menuju Mas Doyoung yang terkapar, sedangkan Mark nolongin gue.
"Are you okay?"
Gue menggeleng. Gue takut bayi gue kenapa-kenapa. Gue takut kak Jaehyun tau, mama tau, papa tau, dan bikin mereka kecewa dan marah sama gue. Napas gue udah nggak teratur. Gue takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...