43. Satu Keinginan

266 32 3
                                    

Siapa sih disini yang tidak mempunyai keinginan? Pasti semua orang yang hidup di dunia ini mempunyai sebuah keinginan yang sangat mereka inginkan. Tidak mungkin tidak, paling tidak mereka pasti mempunyai satu keinginan.

Keinginan ingin beli sepatu, sepeda motor, mobil, jalan-jalan keluar kota, liburan bareng keluarga, mendapatkan nilai baik untuk ujian, dan hal-hal kecil lainnya. Kalian punya kan? Kalau begitu sama.

Saat ini, keinginan keluarga gue dan keluarga kak Jaehyun hanya satu. Papa Jiho baik-baik saja. Entah kenapa, mama Reisya menutupi ini dari yang lainnya. Ternyata, sudah dua minggu lebih papa Jiho di rawat di rumah sakit. Entah apa yang membuatnya bungkam membisu tak membiarkan yang lain tau. Gue juga baru tau kemarin, itupun di kasih tau sama kak Jaehyun.

Jadi kemarin kak Jaehyun pulang kerja izin ke gue mau ke rumah orang tuanya dulu ambil printer. Katanya dia butuh untuk pekerjaannya. Tanpa diduga, dia merasa ada yang aneh saat tiba di rumah. Menurut ceritanya kemarin, di rumah saat itu hanya ada kak Shinta. Sampai di rumah, kebetulan kak Shinta nya lagi beres-beres baju dan makanan yang sudah di tata di rantang.

Awalnya kak Jaehyun masih nggak ngeh, tapi melihat bahwa itu baju-baju mamanya yang kak Shinta siapkan membuatnya bertanya-tanya. Kak Jaehyun tanya kenapa kakaknya mengemas baju-baju mamanya dan membawa rantang segala, karena melihat gelagat aneh yang di tunjukkan oleh kakaknya, kak Jaehyun menginterogasi kak Shinta. Dan saat kak Shinta ngomong yang sebenarnya kalau papa mereka masuk rumah sakit sejak dua minggu yang lalu kak Jaehyun bener-bener jadi marah. Bener-bener semarah itu bahkan pas sampai rumah pun raut wajahnya nggak bersahabat saat gue tanya kenapa.

Ternyata kemarin saat kita jenguk papa ke rumah sakit, papa udah harus kemoterapi. Kanker paru-paru nya udah naik jadi stadium 3. Dan itu membuat kak Jaehyun semakin marah karena mamanya menyembunyikan keadaan papanya darinya. Sampai-sampai papa gue dan Jeno yang saat itu kebetulan datang ikut menenangkannya. Karena gue dan kak Shinta yang notabenenya seorang wanita, meskipun kami berdua dan kak Jaehyun sendirian, tenaga laki-laki lebih kuat. Dan kemarahan kak Jaehyun lah yang membuatnya tak bisa terkalahkan. Hingga pada akhirnya dia bisa luluh dan lebih tenang saat di tenangkan oleh papa gue, diberi beberapa wejangan dan nasehat.

Nantinya rencana gue pulang kuliah mau ke rumah sakit. Tapi kak Jaehyun bilang kalau ke rumah sakitnya malam aja, sekalian bareng.

"Ra, lo udah ketemu Pak Yuno belum?"

"Ini mau ke kantor, Yur. Ngapa?"

"Bareng. Gue juga mau konsul sama Bu Mina,"

"Yaudah, kuy!"

Gue dan Yura jalan bareng ke kantor. Pak Yuno itu dosen pembimbing gue, pembimbing skripsi. Pak Yuno ini dulu lulus dengan gelar S.S, M.Ling, jadi beliau yang jadi pembimbing gue buat subjek skripsi yang gue ambil karena gue ambil linguistik. Sedangkan Yura mengambil tema feminisme, dan Bu Mina itu ahlinya bidang sastra.

Cerita sedikit tentang Bu Mina, dosen gue yang satu ini bener-bener bikin gue iri. Beliau termasuk dosen muda disini, mungkin umurnya sekitar dua puluhan akhir. Dan, beliau ternyata juga sama seperti gue. Suka hal-hal yang berbau Korea, hanya saja beliau lebih ke drama nya ketimbang industri musik. Kalau gue mah semuanya suka. Terus hal yang bikin gue iri adalah, Bu Mina ini pernah liburan ke negeri ginseng itu. Menurut ceritanya beliau liburan empat hari disana. Kok bisa gue tau, saat pemaparan materi di dalam kelas dulu, beliau sempat menyinggungnya bahkan menampilkan foto saat dirinya tengah berada di salah satu wisata kuil disana. Gue lupa namanya kuil apa, pokoknya bagus. Gue pengen. Semoga suatu saat gue bisa lah liburan ke Korea juga.

Oke, balik lagi ke permasalahan awal.

Satu semester ke depan ini angkatan gue mencapai tahap sibuk-sibuknya sebagai mahasiswa. Sibuk kuliah di kelas, setelah itu sibuk mencari waktu yang tepat untuk bimbingan skripsi. Bahkan kata dosen pembimbing gue, Pak Yuno, boleh kalau ke rumah beliau untuk bimbingan jikalau di kampus tidak sempat. Gue kasih tau aja, Pak Yuno ini dosen sok sibuk, atau memang sibuk gue nggak ngurus. Soalnya beliau ini jarang ada di kampus, sering pergi keluar untuk menghadiri sebuah acara. Dan entah kenapa selalu beliau yang jadi delegasi dosen. Bahkan sering juga keluar kota selama dua sampai tiga hari yang mengakibatkan kami sebagai mahasiswa yang diampuhnya harus pusing-pusing mencari hari pengganti mata kuliah.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang