55. Mark, what's wrong with you?!

239 30 2
                                    

Selesai sholat subuh, kami tak berniat untuk kembali tidur. Kak Jaehyun memilih mandi sedangkan gue lebih memfokuskan untuk memasak sarapan untuk nanti. Nggak tau kenapa, gue bawaannya rada jengkel melulu. Tanpa alasan yang jelas, kadang kak Jaehyun sering kena imbasnya ketidakjelasan gue yang marah-marah. Bukan hanya suami gue, bahkan adek gue, temen-temen gue, sampai dosen pun gue sebelin juga. Tapi bukannya menenangkan mereka justru kadang ikutan jadi jengkel.

Tapi beruntung, hari ini mood gue lagi baik. Terbukti dari cara gue masak pagi ini disambi oleh nyanyian ringan. Lagu Korea yang jelas kak Jaehyun nggak bakal tahu.

Bayi gue juga lagi anteng. Nggak ada rasa nyeri, nggak ada morning sick, nggak gerak-gerak, nggak ada kontraksi, tenang dan nyaman.

Naeui modeun nareul chukkahae~

Gue ikut kembali bersenandung disaat lagu ini sudah mencapai lirik terakhir. Bertepatan dengan kehadiran sosok lelaki dengan tubuhnya yang terekspos jelas bagian atasnya, sedikit air masih mengalir dari rambutnya yang basah menandakan bahwa sang oknum barusan keramas, berjalan kearah gue yang masih sibuk memotong wortel. Pagi ini memang gue berencana memasak sayur sop. Tolong, saat ini gue berusaha untuk mengalihkan pandangan dari dadanya yang masih menyisakan bekas yang gue perbuat beberapa hari yang lalu, dimana meninggalkan bekas dengan warna merah gelap agak hitam kecoklatan. Kalau hanya satu masih biasa lah, lha ini soalnya lumayan banyak. Tiba-tiba teringat suara lenguhan kak Jaehyun saat itu, bener-bener bikin merinding.

"Bajunya dipake dulu, ih! Masuk angin entar," perintah gue.

Namun, balasan yang ia berikan adalah sebuah kecupan manis di leher sisi belakang gue karena kak Jaehyun tengah memeluk gue dari belakang. Membuat tetesan air dari rambutnya itu sedikit mengenai wajah samping gue. Salah, bukan hanya kecupan, tapi juga hisapan yang membuat gue reflek menaikkan pundak bermaksud menghindar.

"Aku belum mandi, nanti kuliah!"

"Aku juga pengen kamu ada tanda kepemilikan dari aku,"

"Aku kuliah, kak—astagfirullah kak Jaehyun ah,"

Kalian tau? Benar-benar selepas pulang dari Batam kak Jaehyun bener-bener aneh. Sering minta skinship. Baru saja suami gue ini memutar tubuh gue biar menyandar di kabinet salah satu kitchen set ini dan menubruk tubuh gue buat dia rengkuh dan memberikan ciuman serta hisapan di bahu. Sialnya, gue pake piyama yang tanpa lengan dan sedikit terbuka, jadi bisa dengan mudah ia menjelajahi disana.

"Mau berapa, Ra?"

Kak Jaehyun mengangkat kepalanya dan terkekeh geli karena mungkin melihat ekspresi gue yang menurutnya masuk kedalam jebakan nya.

"Nyebelin banget sih—asshhh kak Jaeeee,"

Tangan gue bertumpu kebelakang, namun hanya sekejap dan berpindah objek jadi memegang kedua bahu pria yang dengan seenaknya sedang berusaha meninggalkan bekas kemerahan di area dada gue. Sedangkan tangan kak Jaehyun merengkuh tubuh gue dalam. Sebagai akhir kegiatannya, dia memilih mencium perut gue yang tertutup piyama, lama dan sedikit memberi elusan menggunakan ibu jarinya. Selagi kak Jaehyun sibuk dengan calon anaknya, gue melirik kearah dada gue, total ada lima bekas kemerahan disana. Oh my God, there's something wrong with him.

"Sana kamu mandi, aku yang masak," katanya dengan tangan yang menelusup masuk kedalam baju gue, mulai mengelus perut buncit gue.

"Ra, nanti malam aku nggak pulang kayaknya,"

Reflek gue terpaku dan menatap aneh kepada kak Jaehyun. Kesibukan apa yang ia kerjakan sampai bilang nggak akan pulang malam ini?

"Kenapa? Acara apa? Kayaknya sesibuk-sibuknya dosen nggak bakal nginep kampus," kata gue.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang