Dua hari berlalu. Baik gue maupun kak Jaehyun kini sudah tau masa lalu kelam yang pernah kita alami dulu semasa kecil. Awalnya gue takut, takut siapa tau kak Jaehyun jadi agak menghindari gue lagi. Bersikap acuh seperti dulu. Menunjukkan mimik wajah yang dingin dan ketus yang dulu dia lakukan sama gue. Gue takut kak Jaehyun jadi berpikir kalau kejadian dulu itu akar permasalahannya adalah gue.
Namun baru kali ini prasangka buruk gue salah. Kak Jaehyun masih bersikap sama seperti kak Jaehyun yang sekarang. Tidak kembali pada kak Jaehyun yang dulunya dingin ke gue. Dalam hati terdalam, gue sangat berterimakasih dan merasa lega. Setidaknya masih ada sosok lelaki selain papa yang bisa menenangkan gue. Karena Mas Doyoung udah bener-bener nggak mau peduli sama gue.
Setelah dua hari yang lalu kita ke rumah mama, hari ini kita mau main ke rumah orang tua kak Jaehyun. Kayaknya nggak bisa menyimpulkan sesuatu dari pihak keluarga gue aja. Harus ada penjelasan dari pihak lain juga agar semuanya lebih jelas dan menghindari kesalahpahaman.
Setelah kak Jaehyun pulang ngajar tadi, kak Jaehyun langsung mandi dan kita bersiap untuk pergi ke rumah orang tua kak Jaehyun. Sekarang pun kita udah sampai di halaman rumah kak Jaehyun. Gue dan kak Jaehyun turun dari mobil secara bersamaan. Lalu masuk ke dalam rumah juga bersamaan.
"Assalamualaikum," kami mengucap salam secara bersamaan.
Sampai di ruang keluarga ada papa Jiho, mama Reisya, dan kak Shinta lagi quality time. Nonton tv bersama.
"Waalaikumsalam," balas papa.
"Loh kesini kok nggak bilang-bilang?" Katanya.
"Cuma mau main aja kok, pa," jawab gue sambil tersenyum.
"Sini-sini duduk. Udah makan belum?"
"Belum. Kan habis aku pulang kerja tadi langsung kesini," ungkap kak Jaehyun.
"Nanti makan malam disini saja," ucap mama Reisya dengan tatapan yang sama saat pertama gue ketemu beliau di rumah gue—saat melakukan lamaran.
Apa karena kemarin mama telpon makanya beliau jadi agak beda lagi sikapnya.
"Perusahaan gimana, kak?"
"Lancar kok,"
Kak Jaehyun manggut-manggut aja. Baik gue maupun kak Jaehyun nggak ada lagi yang buka suara. Kita semua sama-sama diam dan pandangan tertuju pada TV LED di depan sana. Yang tengah menampilkan berita dimana sekarang masih marak dengan penyebaran virus berbahaya nan mematikan.
"Mama Kinan udah cerita semuanya," tiba-tiba kak Jaehyun mengeluarkan suara.
Hingga tiga menit berlalu tidak ada respon sama sekali dari yang lain. Kak Jaehyun juga gue lihat dia santai-santai saja, tidak memaksa orang tuanya untuk langsung menjelaskan. Gue juga mencoba berpikir, mungkin mereka masih memutar otak untuk menjelaskan kejadian dulu yang menimpa anaknya. Hingga dua menit kembali berlalu dan akhirnya papa Jiho merespon.
"Kamu sekarang minta apa?" Katanya dengan nada pelan tapi tersirat kesedihan di dalamnya. Sama seperti yang orang tua gue lakuin.
"Kemarin kan kita udah denger dari sudut pandang orang tua Ira, kita mau denger lagi dari sudut pandang kalian," kata kak Jaehyun.
"Sama seperti yang Kinan katakan. Intinya kalian bertiga itu sebenernya udah saling kenal. Kamu, Feira, sama kakaknya, Doyoung. Papa nggak tau kenapa kalian bisa ditinggal sama Doyoung waktu itu. Kata Kinan dan Dinan, kalau Doyoung meninggalkan kalian di tempat sepi sehingga kalian diculik dan dia tidak kembali lagi setelah meninggalkan kalian. Untungnya ada keajaiban, kalian selamat dan para penculiknya tertangkap," pungkas mama Reisya langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...