37. Little Boo-Boo

369 38 7
                                    

Tak terasa sudah menuju akhir waktu untuk tinggal di Bandung  bersama dengan teman-teman baru, tinggal dalam satu atap yang sama, menjalankan kegiatan KKN yang wajib dilakukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan nanti di akhir tahun kuliah, mengalami suka duka bareng, mengetahui kepribadian orang lain yang baru pula memang pengalaman yang nggak bakal gue lupakan. Meskipun ada tiga orang yang benci sama gue dan rasanya enggan untuk menerima gue di kelompok ini, tapi gue bersyukur mereka masih dalam batas normal. Mereka tidak sebejat Hyebin.

Beruntung juga masih ada Mark yang selalu ada buat support gue. Bilang semuanya akan baik-baik saja ketika gue merasa down. Lagi bete karena berbagai alasan entah itu karena proker, karena teman satu kelompok, karena gue yang kadang lalai hingga menyusahkan diri sendiri, dan yang selalu peka hanya Mark. Dari awal kegiatan KKN ini hingga kurang dua hari lagi kegiatan wajib ini selesai, selalu Mark yang paling baik ke gue. Kapan-kapan harus gue bales, meski cuma traktir makan doang kan lumayan.

Benar, lusa gue udah pulang balik ke Jakarta. Dan besok adalah hari terakhir proker KKN kami. Untuk proker kelompok, kami menyuguhkan sebuah acara perpisahan yang dilaksanakan di balai desa. Acara kecil-kecilan yang hanya menampilkan beberapa performa dari anak-anak sekolah dasar yang pernah gue, Mark, Ejuno, dan Tiara ajar. Karena proker kami semua sama, yaitu mengajar pelajaran bahasa kepada anak SD, bedanya cuma gue sama Mark ngulang bahasa Inggris, sedangkan Ejuno dan Tiara ngulang bahasa Indonesia.

Untuk yang tanya masalah Mark dan Yura beberapa minggu yang lalu, sampai sekarang belum ada kemajuan. Mereka masih musuhan. Waktu gue paksa si Mark buat cerita hari Selasa kemarin, tepatnya di malam hari setelah kami pulang dari rumah Pak Kades untuk membicarakan proker akhir kita, gue kaget. Alasan yang sangat biasa dan umum, yang biasanya jadi kesalahpahaman bagi para pasangan kekasih. Saat itu gue tanya,

'Tell me what's wrong with both of you!'

Dengan kekehan kecil dan seringaian yang terlihat menggelikan bagi dirinya sendiri mungkin, Mark menjawab,

'She's jealous,'

Sudah gue tebak sih, kalau tidak karena cemburu ya pasti karena Mark jarang menghubungi Yura. Tapi opsi kedua sudah pasti salah karena setiap malam Mark selalu menyempatkan diri untuk menelponnya. Karena Yura ini tipikal pacar yang selalu ingin tau bagaimana kabar pacarnya. Bukan posesif, dia hanya takut dikhianati. Karena pernah saat masih SMP dulu dia pacaran, dia sangat mencintai pacarnya kala itu tapi yang ada si cowok hanya mempermainkan perasaannya. Inget banget gue dia cerita saat itu sambil nangis. Yura adalah tipikal orang ketika menjalin hubungan ya hubungan itu harus serius. Yura pernah bilang, gue pacaran bukan karena pengen seneng-seneng aja. Gue pacaran buat cari pasangan hidup. Umur gue udah nggak pas buat main-main sama cinta-cintaan.

Ya bener sih. Terus gue tanya lagi ke Mark kenapa bisa dia cemburu,

'With whom?'

'Yerin,'

'How come?!'

Saat Mark menyebutkan nama Yerin, gue kaget dong ya. Kok bisa Yura cemburu sama Yerin. Padahal setau gue, meskipun gue nggak deket sama Yerin, gue bisa lihat kok kalau Yerin itu sudah punya pacar juga. Secara gue sama yang lain sering memergoki gadis berambut panjang itu selalu telponan tengah malam sambil senyum-senyum sendiri. Sampai kadang kita takut kalau Yerin itu sebenernya kena sawan.

'I don't know. She called me bastard,'

'Yura?'

'Who else?'

'Have you tried to call her back?'

'I have, but she didn't answer my call and every single message she didn't reply,'

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang