Alhamdulillah, hari ini hari terakhir sebelum besok akhirnya gue diperbolehkan pulang. Ini udah sore, makanya Mas Jaehyun lagi beres-beres kayak baju-baju Areta dan juga barang lainnya yang digunakan selama gue masih di rumah sakit. Sedangkan gue tengah menyusui Areta dengan santai.
Nyatanya, Mas Doyoung tidak menepati janjinya untuk membawa pacarnya kesini. Sudah empat hari sejak dia bilang mau bawa pacarnya itu kesini, tapi sampe sekarang di hari terakhir ini Mas Doyoung belum balik lagi ke rumah sakit jengukin gue.
"Pouch yang warna putih itu udah belum? Isinya alat mandi punya mas,"
"Itu di sofa, nanti kan aku masih masih, nda," jawabnya. "Udah!" lanjutnya terus menaruh tas berisi pakaian Areta dan punya dia.
Mas Jaehyun berjalan mendekat dan duduk di depan gue. Duduk bersila di atas tempat tidur. Melihat anaknya yang lagi minum ASI.
"Cantik banget ya anak ayah," ucapnya sambil menoel pipi Areta.
Gue tersenyum sambil memandangi wajah mungil dalam gendongan gue ini. Namun tiba-tiba, ada yang ngetok pintu. Buru-buru gue menyudahi acara menyusui ini dan Mas Jaehyun berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu tersebut.
"Eh, kak," katanya.
Dan saat itu Mas Doyoung masuk disusul dengan wanita cantik di belakangnya. Gue yakin, itu pasti pacarnya Mas Doyoung. Bener kata Jeno, wanita ini emang beneran cantik. Badannya agak mungil. Punya eye smile dan itu manis. Kelihatannya sih kalem orangnya. Saat Mas Doyoung udah berdiri di samping gue, langsung gue menatap dia dengan tatapan marah. Janjinya kemarin-kemarin udah kesini, tapi apa? Sekarang baru kesini.
"Maaf, kemarin kan mas sibuk," katanya seakan tau maksud gue.
"Duduk, mbak," Mas Jaehyun mempersilahkan wanita itu duduk di kursi yang nganggur di sudut ruangan. Yang sudah di dekatkan di sisi ranjang gue.
"Makasih," balasnya sambil tersenyum.
"Pacarnya mas?" Bisik gue sambil narik ujung baju Mas Doyoung.
Mas Doyoung cuma ngangguk aja sambil senyum kearah pacarnya. Mas Jaehyun berjalan berputar dan duduk di sofa. Memperhatikan kami disini sambil sesekali bermain hp. Sebenernya selama Mas Jaehyun disini dan nggak masuk kerja, dia selalu mantau anak didiknya. Dengan memberikan tugas dan materi pembelajaran lewat email. Bahkan sesekali menggunakan media zoom atau google meet jika ada presentasi yang harus dilaksanakan. Dan... akhirnya gue bisa melihat sosok dosen bernama Jaehyun tepat di depan gue. Dosen Jaehyun itu tegas, berwibawa, selalu serius, pintar—terbukti saat menjelaskan materi atau menanggapi pernyataan mahasiswa selalu ada analogi yang ia utarakan. Bahkan dirinya nggak mau dan selalu memaksa agar mahasiswa nya menghidupkan microphone dan video agar dia bisa melihat keseriusan anak didiknya dalam belajar.
"Masih ada dua mahasiswa yang belum menghidupkan microphone dan juga video, sebelum mereka siap kuliah, tidak akan saya mulai perkuliahan hari ini."
Seperti itu kira-kira saat dirinya tengah mengajar dua hari yang lalu. Dengan nada, intonasi, serta ekspresi yang seperti tidak menerima penolakan.
Kalau seperti itu, dia termasuk dosen killer nggak??
Kemarin juga ada beberapa rekan dosen Mas Jaehyun yang datang dan menjenguk kesini. Yang sukses bikin gue malu. Bukan malu karena apa-apa, tapi malu karena mereka selalu bertanya hal-hal yang menurut gue awkward.
"Itu, katanya penasaran sama pacarnya mas. Diajak ngomong toh! Malah diem aja," kata Mas Doyoung.
Ya seharusnya dia yang ngenalin duluan toh, ya? Kok malah jadi gue yang langsung sok akrab sih. Pacarnya Mas Doyoung cuma senyum manis aja, duduk manis juga sambil ngeliatin anak gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...