"Sayang, makan dulu ya,"
Tawar mama untuk yang kesekian kalinya. Saat ini gue lagi di rumah mama.
"Keluar bentar.. cari angin,"
Itu kata yang kak Jaehyun ucapkan lusa kemarin, namun sampai sekarang dia nggak pernah pulang. Dan sejak kak Jaehyun pergi malam itu lebih tepatnya dua hari yang lalu begitu saja tanpa ngasih kabar sama sekali, gue memutuskan untuk pulang ke rumah mama dan cerita semuanya. Jadi sekarang mama sama papa juga udah tau alasan kenapa dulu kita bertiga diculik. Dan kenapa kak Jaehyun tiba-tiba pergi setelah mengetahui semuanya.
Gue tanya ke mama Reisya juga dia bilang nggak tau kemana kak Jaehyun pergi. Karena gue pikir dia pulang ke rumahnya. Gue bingung, takut, dan sedikit kecewa. Kak Jaehyun pergi gitu aja tanpa ngasih kabar sedangkan dia nggak tau gue disini nangis sampe nggak nafsu makan gara-gara khawatir sama dia. Ditelpon juga nggak diangkat, di chat juga nggak bales.
Papa masuk ke kamar gue, duduk di depan gue dengan tatapan penuh kasih sayang.
"Sini papa suapin ya? Perasaan udah mau jadi ibu makan harus disuapin terus," katanya santai.
Papa menyodorkan sendok berisi nasi dan sayur itu mendekat ke mulut gue, tapi gue menolak dan menjauhkan sendok nya. Air mata kembali lolos dari pelupuk mata gue, entah sudah ke-berapa kalinya gue nangis dua hari ini.
"Jaehyun cuma butuh nenangin diri kok, Ra. Bentar lagi pasti dia hubungi kamu, percaya sama mama,"
"Sebelum dia pergi dia ngomong kalau dia nggak pantes buat aku, ma. Aku takut kak Jaehyun pergi ninggalin aku,"
"Enggak. Dia nggak akan pergi, kamu tunggu dia pasti balik. Papa hajar Jaehyun kalau dia bener-bener ninggalin kamu disaat kamu hamil gedhe kayak gini," balas papa.
"Ma...kak Jaehyun kemana?"
Mama langsung meluk gue prihatin. Mengelus kepala gue mencoba memberi ketenangan.
"Sekarang, kamu harus makan. Inget ada nyawa lain di tubuh kamu. Nggak kasihan sama anak kamu emang?" Kata papa.
"Bener. Makan dulu," mama melepaskan pelukannya. Menyuruh gue untuk makan karena selama nggak ada kak Jaehyun gue nggak nafsu makan.
Karena gue nggak mau bayi dalam kandungan gue ini dalam bahaya, akhirnya gue mau makan. Gue nggak mau disuapin, udah bisa makan sendiri.
"Mama tinggal ya? Kamu habisin makanannya,"
Gue mengangguk.
Dan tak lama, gue hanya sendirian di kamar sambil makan malam, karena mama sama papa keluar dari kamar gue. Disaat malas untuk memasukkan setiap sesuap nasi ke dalam mulut, hp gue bergetar. Ada telepon masuk dan tertera nama 'Kak Shinta' di layarnya. Gue langsung angkat siapa tau ini kabar tentang kak Jaehyun.
"Assalamualaikum, kak,"
"Waalaikumsalam. Ira kamu dimana?"
"Di rumah mama, kak. Gimana ada info tentang kak Jaehyun?"
"Kamu ke rumah sekarang ya? Jaehyun sakit,"
"Hah? Maksudnya? Jadi selama ini-"
"Nanti kakak jelasin ya, Ra? Kamu ke rumah aja sekarang. Bodoh emang Jaehyun itu, nggak ada otak sama sekali,"
"Iya kak,"
"Yaudah kakak tunggu, assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam,"
Gue buru-buru keluar kamar setelah mengambil jaket dan meletakkan piring di dapur. Di dapur ada Mas Doyoung sama papa lagi ngobrol santai. Melihat gue yang gusrah-gusruh membuat papa sama Mas Doyoung bingung dan keheranan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...