Note: mulai part ini waktunya aku percepat ya, takutnya nanti part nya kebanyakan karena konflik utamanya masih belum kebongkar 😂
P.s. mulai part ini juga akan lebih banyak kejadian romansa dari Jaehyun dan juga Feira ehehe 😌
P.s.s. harapan aku sih, kalian pada baper 😆. Warning>> di akhir part ini mungkin ada sedikit mature content ya...just a little~ kalo kalian nggak biasa baca mature content bisa di pass aja bagian akhir ceritanya hehe...
So happy reading guys 🍑💚
———
Hari demi hari gue lalui. Minggu demi minggu gue jalanin. Bulan demi bulan gue lewatin. Hingga satu setengah tahun berlalu dengan segala drama yang tentunya mewarnai hidup gue.
Benar, sudah hampir dua tahun berlalu. Cepat sekali bukan. Tapi selama satu setengah tahun ini tidak ada perkembangan sama sekali dalam masalah hidup gue, entah itu lebih baik dari sebelumnya atau bahkan terselesaikan. Semuanya masih sama. Atau bahkan lebih parah.
Setelah gue bertemu Mas Doyoung di kampus siang hari satu setengah tahun yang lalu, dimana Mas Doyoung bertemu dengan Hyebin, malam harinya dia datang ke rumah gue sama kak Jaehyun marah-marah. Karena apa? Karena dia marah besar sama gue yang bikin mama sama papa memarahinya bahkan sampai mengusirnya dari rumah. Gue juga kaget saat dia bilang dengan segala emosi yang meledak-ledak ke gue kalau papa bahkan tega mengusir dia dari rumah gara-gara gue. Saat gue tanya alasannya, Mas Doyoung bilang gara-gara perkataan gue yang mengungkapkan kalau trauma gue kambuh.
Bahkan kakak gue bilang dengan santainya kalau trauma yang gue derita hanyalah sebuah trauma konyol. Bener-bener nggak habis pikir sama dia pokoknya, Mas Doyoung udah kayak kerasukan setan waktu itu. Bahkan dirinya sempat adu jotos sama kak Jaehyun juga. Baru pindah rumah, udah bikin keributan. Malam-malam lagi. Kalau bukan karena Mas Doyoung, gue sama kak Jaehyun nggak bakal kena teguran tetangga sebelah saat itu.
Terus, sekarang Mas Doyoung udah nggak tinggal bareng lagi sama yang lainnya di rumah. Dia katanya sewa rumah kecil buat dia tinggal. Gue tau tempatnya, tapi gue nggak pernah datang berkunjung. Bisa dikatakan hubungan gue sama Mas Doyoung udah bener-bener terputus. Nggak ada kabar satu sama lain. Bahkan gue nggak tau kelanjutan ceritanya gimana dia bisa kenal Hyebin si nenek lampir kalau kata Mark sama Yura. Gue juga nggak tau hubungannya sama wanita hamil itu, mungkin sekarang anaknya udah lahir. Kata Mas Doyoung sih itu anaknya. Tapi gue nggak percaya.
Gue udah lama baikan sama mama. Kita udah baik-baik aja sekarang. Sama papa juga, sama Jeno juga. Cuma mama yang katanya janji mau ngasih tau kebenaran tentang trauma gue, sampai sekarang dia belum cerita. Kesel sih, tapi setiap mau marah pasti gue nya dulu yang bakal kena omel dari kak Jaehyun.
Kak Jaehyun itu udah beda dari kak Jaehyun yang dulu. Sekarang udah bisa buka hati buat gue. Gue juga. Tapi kita belum sama-sama mengatakan kalau kita udah saling sayang atau cinta. Mungkin kalau sayang udah, tapi kalau cinta baik gue ataupun kak Jaehyun masih belum bilang ke masing-masing. Dan gue semakin kesini semakin merasa bersalah sama kak Jaehyun. Dia suami gue sejak satu tahun yang lalu, tapi sejak awal pernikahan kita, dia belum mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan dari istrinya. Bahkan sekadar ciuman di bibir pun belum pernah. Pol-polan cuma saling memeluk saat salah satunya sedang dilanda masalah atau kegelisahan. Ya gimana ya, gue masih kuliah dan baru semester enam. Masa iya hamil.
Dan ya, pernah suatu hari kak Jaehyun sakit kepala sangat hebat. Katanya dia seperti mengingat sesuatu tapi nggak terlalu jelas. Dan itu membuat dia menangis kejar malam itu. Sedikit demi sedikit ingatannya mulai bermunculan meskipun hanya potongan kejadian dulu. Beda dengan gue yang tidak mengingat sama sekali kejadian dulu. Tapi saat gue tanya ke kak Jaehyun, dia jawabnya nggak jelas. Membuat gue terus bersabar untuk menanti hari dimana semuanya terungkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM • [Jaehyun] ✓
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SELESAI] ✓ [FATUM] • Bahasa Latin yang mempunyai arti "takdir". Dalam bahasa Inggris sering disebut dengan kata "fate". ~ "Layaknya FATUM, sedari kecil memang kita sudah ditakdirkan untuk bersama. Meskipun awal pertemuan k...