13. Maaf

304 43 1
                                    

Ps. Masih ada lanjutan yg kemarin sedikit ya...

Jaehyun point of view

Gue gak nyangka kalau keadaan Ira bakal semenderita ini. Gue jadi penasaran sama yang namanya Hyebin. Orang yang tega membuat temannya sendiri dalam keadaan yang seperti ini. Ah, gue nggak tau apa Hyebin itu temennya Ira atau enggak.

Dengan cepat gue benerin baju Ira, membilas tangan kirinya yang terdapat sayatan tipis tapi tetap meninggalkan bercak darah disana menggunakan air. Ira nggak bereaksi apapun selain hanya menggigit bibir bawahnya. Pertama kalinya gue liat Ira seperti ini.

Setelah selesai, gue lekas menggendong Ira dan berlari menuju ke arah mobil. Ada banyak pasang mata yang menyaksikan kegiatan gue. Gue nggak peduli, dengan cepat gue buka pintu mobil bagian penumpang, dan membaringkan Ira disana. Kalau dia duduk di depan, gue takut. Takut aja kalau dia hilang kontrol dan ganggu gue nyetir. Gue tutup pintu mobil belakang dan langsung berjalan ke sisi depan dan duduk di bangku kemudi. Meletakkan tas jinjing milik Ira di bangku sebelahnya. Gue takut Ira bakal buka bajunya lagi, makanya sebelum tancap gas gue lepas dasi gue untuk mengikat tangan Ira. Dalam keadaan seperti itu, kita nggak ada yang tau apa yang akan dia lakukan. Gue hanya cari aman.

Ira masih saja meracau nggak jelas, dan gue sengaja nyalain radio di mobil gue dengan volume yang lumayan keras. Gue cowok normal, gue takut gue malah yang nanti bisa hilang kontrol. Makanya, biar nggak denger suara yang masih aneh di pendengaran gue dari mulut istri gue sendiri, gue muter lagu dari radio mobil gue dengan sangat kencang.

Selama perjalanan gue samar-samar denger Ira manggil nama gue dengan nada sensualnya. Sumpah gue merinding. Gue mencoba fokus dan mengabaikan panggilan itu. Dia terus meminta untuk menurunkannya saat ini juga. Yang nggak bakal gue turutin. Bisa dituduh cowok nggak bener gue kalau nurunin Ira dalam kondisi pengaruh obat perangsang seperti itu.

"Kak Jaehyun tolong aku,"

"Kak Jaehyun aku minta maaf,"

"Kak Jaehyun turunin aku,"

"KAK ARGHH TURUNIN AKU AKU MALU!"

"NGGAK USAH MALU AKU INI SUAMI KAMU! Lagian nggak mungkin Ira aku turunin kamu di jalanan sekarang!"

Frustasi gue lama-lama. Gue mengacak rambut gue kasar.

"Aku ng-nggak mau kak Jaehyun risih. Aku nggak mau kak Jaehyun jadi jijik!"

"Aku nggak jijik. Aku nggak risih! Kamu diem, bentar lagi kita sampe rumah!"

Arrrgggghhh.

Sudah ke berapa kalinya gue denger Ira menggeram kayak gitu. Iya gue kasihan sama dia, tapi gue bisa apa? Nggak bisa apa-apa.

Sampai di rumah, untung semua orang lagi pergi. Gue tanpa buka ikatan dasi di tangan Ira, gue kembali membopong tubuh Ira menuju ke kamar. Gue tidurin badan Ira di kasur dan dia langsung menggeliat tak karuan. Takut gue liatnya. Tapi lebih ke emosi marah sekarang.

Hyebin siapa berani membuat Ira seperti ini. Gue nggak risih dengan keadaan Ira, gue risih dengan sikap tak senonoh Hyebin itu yang bermain menjijikkan seperti ini ke Ira.

"Sakith!" Racau Ira.

Gue sadar, tepat di ikatan dasi yang gue buat di tangan Ira, disitulah ada luka sayatan tipis. Buru-buru gue lepas dasi gue, dan langsung pergi keluar kamar. Takut kalau tiba-tiba Ira hilang kontrol dan datang ke gue. Belum, gue belum siap.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang