61. Random

298 30 0
                                    

Malam ini, kak Jaehyun sedang mengepel lantai dan beres-beres ruang tamu. Sedangkan gue cuci piring di dapur dan beres-beres dapur. Baru saja Yura pulang dari rumah gue, buat ngerjain skripsi bareng sama gue. Katanya suntuk ngerjain sendirian. Mau sama Mark juga bosen katanya. Jadinya dia tiba-tiba nongol aja di rumah dan ngerjain skripsi di rumah.

Tentu saja namanya juga mahasiswa, anak muda, kalau ngumpul bareng pasti rusuh. Yura makan kripik dan kesebar-sebar puing-puing keripiknya di karpet ruang tamu. Terus, minuman juga nggak sengaja ia tumpahkan di lantai dan bikin lengket. Untung kak Jaehyun sabar rumahnya di berantakin, gue juga sabar-sabarin sih. Jadilah kita berdua yang gotong royong beresin rumah setelah dia pulang. Enak banget dia memang, dasar Yuratuy.

Selesai beres-beres, gue sama kak Jaehyun sama-sama tiduran di kamar. Kak Jaehyun lagi bermain dengan calon anaknya yang lagi aktif nendang-nendang. Aktif yang bener-bener aktif. Bahkan gerakan perut gue keliatan, kalian tau bahasa jawa mlendus-mlendus? Ya gitu lah pokoknya, dan itu sukses membuat kak Jaehyun malah terus berucap "Hiihh ... hiihh..." Entah apa maksudnya gue juga bingung. Baju gue diangkat sama kak Jaehyun dan membuat perut gue terekspos begitu saja. Padahal gue sedikit malu karena adanya stretchmark. Tapi kak Jaehyun udah pernah ceramahin gue masalah ini, jadi ya guenya terpaksa diem aja.

"Alasan kenapa kakak kamu benci dan nggak mau berurusan sama aku karena itu kan, Ra? Karena gara-gara aku yang jadi target penculikan dan kalian kena imbasnya,"

Gue diem, bingung mau jawab apaan. Karena memang bener alasannya itu. Gue ikut mengelus perut buncit gue. Dengan pikiran yang berkecamuk.

"Ra,"

"Hm,"

"Maafin keluarga aku sama aku ya?"

"Nggak papa, kak, aku udah bilang kan ini bukan salah kalian. Masalah Mas Doyoung, aku yakin dia bisa maafin kakak juga kok,"

"Semoga. Oh iya, kok bisa tiba-tiba dia minta maaf sama kamu?" Tanya kak Jaehyun.

Gue tersenyum senang sebelum menjawab pertanyaan kak Jaehyun. Membetulkan posisi dan mulai bercerita.

"Katanya Mas Doyoung kangen sama aku. Dia minta kesempatan kedua buat jadi kakak yang baik. Mungkin dia mikir kalau masalah ini nggak boleh di biarkan gitu aja,"

Alhasil, gue ceritakan semuanya pada kak Jaehyun. Mulai dari Mas Doyoung yang minta maaf ke gue, nangis bareng, saling memaafkan dan saling meminta maaf. Berpelukan. Hingga alasan kenapa dia benci ke gue, alasan kenapa dia marah sama orang tua kita, alasan kenapa dia benci kak Jaehyun, dan nggak mau berurusan dengan keluarga kak Jaehyun lagi. Gue jelasin semuanya persis seperti yang Mas Doyoung katakan beberapa hari yang lalu.

"Wajar sih kalau dia marah sampe segitunya. Nyawanya hampir terancam disaat nggak ada orang lain,"

Gue mengangguk setuju.

"Udah ya kak, semuanya udah jelas. Nggak ada lagi salah paham. Tugas kita sekarang, hati-hati sama Hyebin. Sampai masalah dengan Hyebin belum selesai, masalah ini juga belum selesai. Dia ada dendam ke kita. Karena keluarga kita papanya Hyebin masuk penjara, perusahaannya hancur dua kali, dia juga anak broken home, dia mungkin murka,"

"Dia masih bocah kayak kamu, bisa-bisanya ngelakuin ini semua?"

"Dia punya orang suruhan kak,"

"Iya aku tau. Semoga dia sadar dan bisa diselesaikan baik-baik tanpa ada yang terluka. Apalagi kamu, soalnya kamu yang paling deket sama dia," kata kak Jaehyun.

"Semoga, berdoa aja semuanya baik-baik aja,"

"Besok nginep di rumah mama. Bantuin mama ngurus nikahannya kak Shinta," pinta kak Jaehyun.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang