44. Bimbingan

273 34 4
                                    

Karena akhir semester enam kemarin gue udah selesai proposal, ya bukan hanya gue sih, seluruh mahasiswa sasing juga, kini saatnya gue meneruskan proposal itu menjadi skripsi yang utuh. Menulis bab empat dan lima jangan dikira mudah. Karena menuliskan finding results penelitian dan penutup itu bukan perkara mudah. Dalam bab empat hasil penelitian harus dijabarkan sedetail mungkin. Belum lagi jumlah halaman yang harus lebih banyak dari gabungan antara bab satu sampai bab tiga. Harus dikupas sampai dalam biar memuaskan si dosen pembimbing. Baru kalau bab empat sudah selesai, bab lima akan terasa lebih mudah. Hanya menuliskan kesimpulan dan saran.

Untuk saat ini gue masih berkutat pada bab empat, menuliskan finding results. Untuk skripsi gue ini, gue memakai metodologi penelitian descriptive qualitative. Jadi data yang akan di ungkapkan nantinya dalam bentuk deskripsi bukan numeric.

Hanya tersisa waktu beberapa bulan lagi, sekitar tujuh atau delapan bulan lagi sudah harus selesai skripsi ini. Karena nggak mungkin tepat di bulan Juni baru selesai. Mungkin bisa bagi mereka yang suka menerapkan sistem kebut. Tapi tidak dengan gue. Gue nggak bisa, yang ada malah hancur semuanya tulisannya. Dan selesai menuliskan skripsi pun masih perlu belajar dengan baik, mempersiapkan diri, mental, dan pikiran untuk menghadapi sidang. Biar hasilnya bisa maksimal dan tidak ada penyesalan. Kalau bisa cumlaude, Aamiin.

Seperti saat ini, gue masih di kampus. Lebih tepatnya duduk di ruangan Pak Yuno. Dengan laptop terbuka yang menampilkan hasil tulisan gue yang amburadul. Semoga tidak mendapatkan kritik, meskipun mustahil juga nggak di kritik. Pak Yuno sedang membaca dan meneliti tulisan gue, sedangkan gue gugup setengah mati. Bosan juga, karena ruangan Pak Yuno ini terpisah dari ruangan dosen yang lain. Jadi sepi, benar-benar sepi. Menambah kesan tighten.

Hoeek..

Entah kenapa, aroma pewangi yang menggantung di AC yang terletak di atas pintu ruangan ini membuat gue mual. Baunya terlalu menyengat. Gue mencoba menahan agar tidak muntah disini, ya masa gue muntah di ruang dosen. Yang ada disuruh ngepel nantinya. Tapi rasanya benar-benar nggak enak, menahan muntah itu bisa bikin jadi keringat dingin.

"Saya izinkan kalau kamu mau ke kamar mandi sebentar," kata Pak Yuno.

"Hah? Iya, pak. Maaf saya permisi sebentar,"

Gue langsung izin keluar dan pergi ke kamar mandi. Gue lari karena udah nggak tahan. Nggak peduli dengan tatapan orang lain yang memandang gue aneh, lari-larian di koridor kampus.

Sumpah, ini gue jadi sering mual. Tadi pagi juga mengalami morning sick nggak kayak pagi biasanya. Sampai kak Jaehyun pusing sendiri mau berangkat ke kampus atau enggak. Yang pada akhirnya dia tetap ngajar karena gue paksa.

Setelah dikira lebih merasa mendingan, gue lap mulut gue dan merapikan diri sebelum kembali ke ruangan Pak Yuno. Selama berjalan kembali ke ruangan Pak Yuno, gue merasa tatapan orang ke gue sangat tidak mengenakkan. Gue acuh aja, dan mengingat kembali nasehat kak Jaehyun bahwa meladeni orang bodoh itu nggak penting.

Sampai di ruangan Pak Yuno, gue kembali duduk di depan beliau.

"Maaf, pak,"

"Iya tidak apa-apa. Saya sudah baca dan masih ada beberapa yang kurang. Seperti yang saya kasih tanda disini..." Kata Pak Yuno seraya menghadapkan layar laptop supaya gue juga bisa lihat. "Dalam contoh percakapan yang menyimpang aturan maxim lebih baik lagi kalau kamu menjelaskan kenapa kok bisa disebut menyimpang. Alasannya apa, bagian mana, lalu kamu juga bisa menambahkan contoh atau kalimat yang benar dari penyimpangan maxim tersebut. Jadi kalau suatu saat ada yang menggunakan skripsi kamu sebagai acuan mereka tidak akan bingung," sambungnya, gue cuma ngangguk-ngangguk aja.

FATUM • [Jaehyun] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang