episode 67

377 13 1
                                    

Saat kita hampir bertemu namun seakan kita tidak akan pernah bisa bertemu.

Di salah satu tempat duduk swara menemani krish dan Miska minum

"Kenapa aku terus kepikiran pada orang yg tertabrak tadi, kira-kira bagai mana keadaan nya sekarang?"gugam swara terdiam melamun memikirkan nya.
_____

"Sanskar,ya ampun apa yg terjadi?"teriak Kavita yg melihat sanskar masuk rumah dengan keadaan baju penuh darah.

Sanskar tak menggubris nya ia duduk di kursi aula
Dengan menahan sakit

"Bibi,,nenek,,ragini,,,"teriak Kavita pergi mengambil kotak p3k dan air

"Sanskar kau kenapa?"
Ya ampun apa yg terjadi,cepat kau bawa kotak p3k"tukas parvati cemas melihat keadaan sanskar dan duduk di sebelah nya.

"Ini kotak nya,kemari lah aku akan mengobati mu,berikan tangan mu,dan buka lah baju mu ayo."Kavita dengan perhatian nya ia cemas dan terlihat sangat perhatian.jari nya ingin membuka kancing kemeja sanskar

"Tidak perlu.siapa kau, berani-beraninya menyentuh ku,menjauh lah."sanskar menghentikan dan menghempaskan tangan Kavita dari baju nya

"Ragini bisa kau bantu aku,tolong obati luka ku."sanskar meminta tolong pada ragini

"Tentu saja aku akan mengobati luka mu."ragini menyingkirkan Kavita yg tengah duduk di sisi sanskar dan menggantikan nya

"Apa yg terjadi sanskar kenapa kau bisa terluka seperti ini?"ragini mengobati luka nya dengan pelan

"Seee,,,awww,,,tadi aku hanya tersenggol mobil,saat aku ingin menyebrang jalan"ucap sanskar meniup pelan luka yg sedang ragini obati

"Apa maksud mu,bukan kah kau pergi ke kantor dengan supir mu!
Bagia mana bisa kau jalan kaki dan menyebrang jalan"tanya parvati

"Ya nenek tadi aku terjebak macet aku berniat ingin berjalan menuju kantor karena lokasi nya tidak terlalu jauh,tapi karena terlalu terburu-buru aku tidak melihat ada mobil melaju"sanskar berbohong

Sujata,Kavita yg melihat nya hanya berdiri tak jauh.

"Kau terpaksa berbohong aku tidak akan memberitahu kan ini dulu sebelum aku yakin jika itu benar-benar swara yg ku lihat."gugam sanskar dalam hati

"Sudah cukup ragini aku baik-baik saja,terimakasih.
Nenek aku ingin istirahat"sanskar bangkit dari duduknya

"Biar aku antar,,,"Sujata ingin mengantarkan nya

Namun tangan sanskar menahan nya meminta Sujata untuk menjauh tidak ingin di sentuh Sujata pun mengurungkan niat nya ia kembali mundur selangkah menjauh dari sanskar

Sanskar pun berjalan sendiri dengan pincang menaiki anak tangga menuju kamar nya

Ragini yg melihat nya pergi membawa kotak p3k

Di kamar sanskar duduk menyandarkan tubuh nya di tempat tidur
Dengan sedikit masih merasakan sakit

"Apa kau yakin tidak ingin memanggil dokter untuk mengobati nya?"ragini datang membawakan segelas air putih dan beberapa obat

"Tidak perlu ini hanya luka kecil aku akan baik-baik saja."tolak sanskar

"Kenapa aku merasa kau berbohong sanskar,apa kau benar-benar hanya tersenggol akibat berjalan menghindari macet?"tanya ragini seakan tau apa yg sanskar sembunyikan

Sanskar yg mendengar nya ia terdiam menatap ragini yg tengah duduk tak jauh dari nya
"Aku belum yakin dengan apa yg ku lihat hari ini ragini,"sanskar dengan wajah bingung nya

"Apa yg kita lihat,"tanya ragini

"Aku melihat swara,dia,,begitu dekat dengan ku tadi ia berjalan di sebarang jalan aku coba menghampiri nya tadi tapi aku kehilangan nya karena mobil yg menabrak ku tadi."sanskar berdiri dan di raih nya foto berbingkai yg terdapat di meja rias

"Sanskar sampai kapan kau akan terus berhalusinasi jika swara ada di dekat mu,ini bukan pertama kali nya terjadi pada mu sanskar,kau ingat kau  selalu beruntung dulu kau juga pernah berkata hal yg sama pada ku
Dan kau juga hampir kehilangan nyawa mu dan membahayakan diri mu sendiri."ragini seakan tak percaya lagi dengan perkataan sanskar

"Tidak ragini aku benar-benar melihat nya dengan mata kepalaku, sendiri aku benar-benar sadar aku melihat nya"sanskar mencoba meyakinkan ragini

Ragini yg mendengar nya memegang pelipis alis nya seakan muak dengan apa yg selau di katakan sanskar
Menggelengkan kepalanya

"Ok baik lah sanskar sekarang kau istirahat lah dan minum lah obat pereda rasa sakit ini.ok"ragini mengalihkan pembicaraan

"Kau boleh tidak percaya  ragini tapi lihat aku akan membuktikan nya pada mu,jika apa yg ku lihat itu benar,"sanskar memandang ragini kembali meyakinkan nya

Ragini pun terdiam mendengar nya
Mata nya mulai berkaca-kaca sedih ia pun pergi dari kamar sanskar.

Sanskar membuka lemari di mana terlihat pakaian yg masih tertata rapi di dalam nya  ia mengambil salah satu kain sari dan memegang nya dengan erat.

Selama ini sanskar masih membiarkan barang-barang milik swara tertata rapi di tempat nya,tidak ada yg ia singkirkan Atau di rubah nya semua nya masih Sama seperti 7 tahun yg lalu di mana sang pemilik meninggalkan nya

Mata nya mulai mengeluarkan air mata membelai kain sari yg ia pegang mengingatkan nya.

Di tempat lain swara duduk di kursi melamun entah apa yg dia pikirkan setelah pulang perasaan swara jadi ga karuan ia merasakan sesuatu yg aneh.

"Ada apa ini kenapa perasaan ku jadi ga karuan seperti ini,semenjak tadi di jalan aku merasakan sesuatu tapi apa, seakan dada ku sesak dan tak bisa bernafas dengan benar."ucap swara memegang dada nya

Seakan terikat sesuatu kedua nya merasakan kesedihan yg sama,

Sekilas terbayang wajah sanskar dengan tiba-tiba membuat swara menutup mata nya dan terlihat senyum di bibir nya
Dengan duduk di sofa tangan menjadi sandaran angin yg berhembus seakan menjadi obat bagi kerinduan nya selama 7th yg ia rasakan,seakan angin menyampaikan semua luapan rasa nya.

Begitu pula dengan sanskar ia pun merasakan hal yg sama berdiri di ambang jendela kamar,dengan masih memegang sari milik swara mata nya terpejam membayangkan wajah cantik swara yg seakan memberikan senyuman manis pada nya.

"Swara"
"Sanskar"

Kedua nya dengan masih mata terpejam membayangkan satu sama lain terhubung.
Di tempat yg berbeda

Saat satu tangan memegang pundak swara, seketika itu pula swara tersadar dari lamunan nya

"Sanskar,,,,"swara membuka mata nya dan melihat ke arah di mana tangan menyentuh pundak nya

"Sanskar? Siap dia ibu,?"tanya krish

"Krish,,,emmm tidak dia,,dia teman ibu,tadi ibu ingat jika ibu punya teman di sini,
Ada apa krish apa kau membutuhkan sesuatu?"swara menetralkan situasi dan memindahkan pembicaraan

"Ibu,
Ibu shimar memanggil mu ayo cepat."ucap krish memberitahu

Baik ayo,sayang,eehh hati-hati krish jangan lari!"ucap swara sedikit berteriak.
Swara pun pergi untuk menemui shimar.

Perjanjian CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang