episode 107

253 18 0
                                    

Ketika jiwa menyatu,
Nyawa bersama,
Maka raga saling mengisi.

Deg,,,deg,,,deg,,,
Seakan waktu berhenti untuk sesaat
Semua masih dalam diam.

Sepasang tangan kekar menyangga memegang erat tangan swara,dan menarik nya

Perlahan swara membuka mata nya.
Sanskar menarik tubuh swara berdiri dan  medekap 
Dengan cemas sanskar masih memeluk,menghela nafas melepaskan ketakutan yg ia rasakan

Begitu pun dengan yg lain mereka menghela nafas lega,

"Kau baik-baik saja?"tanya sanskar menyatukan kening nya

"Haa,,,,aku baik-baik saja,"swara masih dalam syok

"Swara,,syukurlah,,kami sangat takut."Ragini memeluk swara

"Nak kau baik-baik saja?"Parvati memeluk

Sujata masih berdiri tak jauh ia masih terdiam.

Tanpa kata,wajah yg penuh amarah,sanskar melangkah besar menghampiri Sujata.

"Jika terjadi sesuatu pada swara dan anak ku,akan ku pastikan kau tidak akan aku lepaskan.
Selagi aku menahan emosi ku lebih baik pergi,kalau tidak aku akan melupakan jika kau pernah menjadi ibu ku."dengan emosi nya sanskar mencekal lengan Sujata dengan keras

"PERGIII!!!!"teriak sanskar dan menghempaskan tangan Sujata

"Lebih baik kau pergi,dan jangan pernah menampakan wajah mu lagi
Kau benar-benar wanita gila."ucap ram

"Baik aku akan pergi,tapi ingat heyyy!!kau, kali ini kau masih selamat tapi nanti akan ku pastikan kau akan celaka di tangan ku dan aku tidak akan mengampuni mu!!! Ingat itu."Sujata berteriak mengacungkan jari nya pada swara
Sujata pergi,dengan amarah nya.

"Sudah,,,sanskar sebaik nya kau bawa swara ke kamar,dan laks kau panggil dokter cepat,"ucap Parvati yg masih cemas dengan keadaan swara

"Baik nek aku akan memanggil dokter"laks yg mengeluarkan ponsel dari saku nya

Sanskar membawa swara ke kamar.

Di kamar,swara sudah duduk di tempat tidur dengan semua masih menemani nya

"Tangan mu,,,ya ampun lihat lah bekas cakaran,"sanskar yg duduk memegang tangan swara

"Aaww,,,,"ringis swara

"Nenek dokter sudah datang,"ucap laks yg masuk bersama seorang dokter

"Ya dokter masuk lah,tolong kau periksa cucuk ku,dan kandungan nya,dan ya sekalian tolong kau obati luka di tangan nya,"perintah Parvati pada dokter

"Baik lah nyonya kau tenang lah,aku akan memeriksa nya,"dokter pun memeriksa dan mengobati luka swara.

"Bagai mana keadaan nya?"tanya sanskar yg setia duduk di samping swara

"Kalian tenang saja semuanya baik,hanya saja swara masih sedikit syok ,sebaik nya kau tetap di samping nya dan buat dia merasa nyaman kembali agar suasana pikiran nya lebih baik."ucap dokter

"Lalu dengan bayi nya?"tanya lagi Ragini

"Kandungan nya baik-baik saja,dia hanya perlu istirahat,
Baik lah kalau begitu aku permisi."ucap dokter

"Baik dokter aku akan mengantar mu,"ucap laks

Baik lah terimakasih dokter."ucap ram
Dan yg lain nya

"Nak maafkan aku, atas perilaku Sujata pada mu.aku benar-benar tidak menyangka wanita itu akan nekat "ucap ram merasa bersalah

"Tidak ayah ini bukan salah mu,aku tau ibu,masih membenci ku jadi wajar saja jika dia berbuat seperti ini pada ku."swara yg merasa tidak enak

"Tolong berhenti memanggil nya ibu
Dia tidak pantas di panggil ibu."tegas sanskar tidak suka mendengar nya

"Ya sanskar benar dia tidak pantas di panggil ibu,setelah kejadian ini aku makin yakin jika aku sudah mengambil keputusan yg benar dengan menceriakan nya."ucap ram.

"Yang ayah katakan benar,dia tidak pantas lagi di panggil ibu,
Kakak,ayah nenek setelah kejadian tadi aku semakin khawatir kalau ibu sewaktu-waktu akan mencelakakan kak swara,aku tau ibu selalu serius dengan apa yg di katakan nya."utaran merasa khawatir

"Ya kita harus lebih berhati-hati lagi."ucap laks

"Ayah,biar aku yg mengawasi ibu,tolong ijin kan aku untuk tinggal bersamanya,"ucap utaran

"Tidak utaran dia wanita gila dia bisa melukai mu nanti,aku tidak mengijinkan mu tinggal bersama nya,"sanskar dengan cemas melarang nya

"Kk dia tetap ibu ku,aku yakin ibu tidak akan melukai ku."utaran mencoba meyakinkan

"Sanskar benar utaran aku juga tidak akan mengijinkan mu,aku khawatir terjadi sesuatu pada mu."laks yg sama tak mengijinkan nya.

"Tapi kk,,,,,"ucap utaran.

"Sanskar,laks,sudah kita biarkan utaran tinggal bersama ibu nya,aku yakin Sujata tidak akan melakukan apa pun pada utaran,untuk keadaan sekarang menurut ku penting untuk utaran tinggal bersama nya,dia bisa merawat Sujata,dan membantu perekonomian nya,bagai mana pun juga utaran adalah anak nya,jadi biarkan dia tinggal di sana untuk sementara."Parvati memberikan penjelasan

"Ya ibu benar,pergi lah nak,jaga dirimu dan terus kabari ayah jika kau butuh sesuatu,atau ada masalah."ram mengusap kepala utaran mengijinkan

"Terimakasih ayah,nenek kalian sudah mengijinkan nya
Tapi,,,aku tidak bisa pergi tanpa ijin kedua kk kesayangan mu."utaran yg memelas

Sanskar dan laks pun saling menoleh

"Baik lah pergi lah tapi dengan satu syarat,hubungi kami tiap hari dan selalu menyempatkan untuk pulang kemari mengerti,"sanskar mulai meluluh

"Baik,,aku janji,
Kk apa aku tidak akan mengijinkan ku?"ucap utaran menghampiri kala yg masih tak memberikan jawaban

"Bisa apa?aku tidak bisa menolak keinginan adikku ini.
Pergi lah jaga diri mu,aku akan menyuruh seseorang untuk sellau mengawasi kalian jika terjadi sesuatu dia akan memberitahu ku.
Jangan menolak jika tidak aku tidak akan mengijinkan mu."ucap laks yg melihat utaran akan protes

"Baik lah kk ku,terserah kau saja."utaran memeluk laks.

Tak berselang lama utaran pun pergi dengan beberapa koper,pamit pada semua anggota keluarga.

Laks dan sanskar mengantarkan nya masuk mobil mereka menyuruh satu supir pribadi nya untuk pergi bersama utaran.

"Ayo lah sudah dia akan baik-baik saja,dia wanita pemberani."ucap sanskar pada laks yg melihat kepergian utaran hingga mobil tak terlihat

"Ya kau benar,"laks yg mencoba tidak menghawatirkan nya,Meeka pun masuk

"Permisi tuan ada kiriman paket."ucap seorang kurir menghentikan langkah sanskar yg ingin masuk.

"Paket untuk ku?"ucap sanskar

"Bukan, untuk nyonya swara.tolong kau tandatangani di sini,baik saya permisi tuan."kurir pun pergi

Sanskar memegang sebuah amplop berukuran sedang teriak

"Apa ini,sebuah surat?"sanskar pun lekas membuka nya.

Namun tiba-tiba ponsel nya berdering
Sanskar pun mengurungkan niat nya untuk membuka amplop itu dan mengangkat ponselnya

"Haa ya ada apa?ok baik lah aku akan segera kesana sekarang."sanskar yg segera pergi memasuki mobil nya dan melajukan nya di simpan nya amplop di sebuah penyimpanan di dalam mobil.

Perjanjian CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang