episode 110

336 25 4
                                        

Ketika pendirian seseorang benar-benar di uji,maka kita akan melihat kesabaran dan emosi yg di incar.

"Ya sebaik nya aku bicara pada nya,mungkin dia sudah bisa mendengarkan ku,"sanskar yg berdiri menunggu swara pulang

Pintu kamar pun terbuka,swara terhenti di ambang pintu saat ia melihat sanskar
Swara menetralkan perasaan nya dan masuk

"Bagai mana hasil nya,apa semuanya baik-baik saja?"sanskar yg memulai bicara

"Haa,,,"swara dengan heran nya

"Maaf aku tidak menemani mu ke rumah sakit,"sanskar Dengan masih canggung

"Tidak apa."Swara yg  membereskan beberapa baju.

"Dengar,
Bisa kah kita bicara,,maksud ku kita bisa duduk membicarakan nya?"ajak sanskar

Swara pun diam dan menuruti jalan sanskar
Mereka pun duduk.

"Maafkan aku,,,
Aku hanya merasa kecewa,
Swara kita akan bicarakan ini,kau tau aku sangat mencintai mu,aku tidak bisa kehilangan mu,tapi setelah aku tau jika kau,mendonorkan salah satu organ tubuh mu untuk Miska,aku tidak tau lagi harus apa,aku berharap ini hanya mimpi."sanskar berhadapan duduk dan memegang erat tangan swara.

Swara hanya terdiam mendengarkan

"Dengar ada cara lain untuk membuat mu tetap mempunyai harapan hidup, aku mohon swara tolong mengerti perasaan ku aku sangat mencintai mu,aku tidak bisa kehilangan mu,dan,,tolong lakukan ini demi aku."sanskar meyakinkan swara

"Aku tau itu sanskar,bahkan aku juga sama,ketika kau marah padaku,kau tidak  bicara pada ku,aku merasakan mati saat itu juga,aku,,,"ucap swara

"Suutt,,,jangan bicara tentang kematian,kau,maupun aku tidak akan pernah terpisahkan."sanskar memeluk swara

Swara membalas pelukan nya,melepaskan semua kerinduan nya,emosi nya,kesedihan nya di pelukan sanskar.

"Aku yakin ini,suatu saat kau akan mengerti,dan mendukung ku,itu terbukti terimakasih sanskar."gugam swara dalam pelukan sanskar merasa lega

"Gugurkan kandungan mu."dengan menutup mata nya,memeluk erat swara sanskar mengucapkan,bahkan untuk membayangkan nya saja sanskar tak bisa.

Seketika swara melepaskan pelukan nya
Dengan mata meneteskan air mata swara menatap sanskar

"Aku tak menginginkan apa pun lagi,aku hanya ingin hidup dengan mu,dengan kedua anak kita,kita akan hidup bahagia."sanskar memegang kedua pipi swara

Swara hanya terdiam mematung ia tak mampu berkata apapun hanya air mata yg mewakili perasaan nya saat ini.

"Bagaimana bisa aku melakukan nya?"swara dengan memiringkan wajah nya menatap sanskar penuh kesedihan

Swara bangkit berdiri menyusut air mata nya.

"Aku tidak akan pernah melakukan nya."swara pergi

"Kau harus melakukan nya."sanskar yg menahan kepergian swara

"Bagia mana kau bisa berpikir seperti itu,bahkan untuk membayarkan saja aku tidak pernah,kau tau aku pikir kau orang yg akan selalu mendukung ku,tapi aku salah,hiks,,hiks,,, hiks,,,"swara menangis tak kuas menahan nya

"Jadi kau tetap pada keputusan mu?"sanskar bertanya

"Ya,,aku tetap akan mempertahan kan nya,dan aku akan melahirkan anak ku ini,"swara tetap pada pendirian nya

Dengan tatapan penuh emosi,sanskar pergi meninggalkan swara.

"Tunggu sanskar kau mau kemana?
Tolong percaya pada ku, aku akan baik-baik saja,dan kita akan membesarkan anak ini bersama-sama,"swara yg menyusul kepergian sanskar mencoba menahan
Dengan berusaha menahan kepergian sanskar swara terus mengikuti langkah besar sanskar yg tak ingin berhenti.

"AKU TIDAK MENGINGINKAN ANAK ITU!!."dengan emosi nya menghentikan langkah,menghempaskan tangan swara yg menahan nya dengan nada tinggi nya.

"TAPI AKU MENGINGINKAN NYA.
Dengan mu atau tanpa diri mu,aku akan mempertahankan nya,sampai kapan pun."swara terkekeh,tegar berbalik pergi meninggalkan sanskar

"Apa kau pikir aku benar-benar tidak menginginkan nya.sangat,,,sangat menginginkan nya, karena dia anak ku,darah daging ku.
Aahhh sialll,,,,,"sanskar yg masih berdiri menjambak rambut nya sendiri kesal
______

"Jam kerja ku sudah habis,tapi kau masih di sini?"Dani membuka baju putih nya

"Baik lah,aku juga akan pergi."sanskar yg bangun dari sofa ruangan milik Dani di mana ia selalu menghabiskan waktu untuk sekedar menenangkan pikiran nya

"Pergi,maksud mu pulang."Dani yg terlihat duduk bersama

"ada pekerjaan di kantor,jadi aku harus ke kantor."sanskar yg memeriksa ponsel nya di lihat nya lebih dari sepuluh panggilan tak terjawab yg ia acuhkan

"Aku harap itu bukan alasan mu kali ini.
Baik lah,ayo aku harus mengerjakan sesuatu di rumah ku."Dani yg meninggalkan ruangan nya bersama sanskar.

Sanskar pergi ke kantor,untuk pekerjaan nya,jam pun menunjukan pukul 9 malam.ia membereskan beberapa kertas di meja nya laku meninggalkan ruangan
Sanskar pun menuju pulang ke rumah.
dengan wajah lesu nya ia membuka pintu rumah,suasana rumah yg sudah sepi semua penghuni rumah sudah beristirahat di kamar masing-masing.

"Tuan kau baru pulang,"salah seorang pekerja rumah menghampiri nya

"Ya,
Tolong buatkan aku teh hangat,setelah itu kau antar ke kamar ku."titah sanskar

"Baik,"ucap nya

"Aku akan pergi melihat nenek."sanskar yg ingin pergi

"Tuan ibu Parvati tidak ada di rumah,tadi sore dia pergi ke rumah saudara nya,dia berpesan pada ku untuk menyampaikan nya,dia menghubungi mu beberapa kali tapi kau tidak menjawab nya."

"Ya,,baik lah, aku akan menghubungi nenek nanti"sanskar yg pergi menuju kamar

Di buka nya pintu kamar ia melihat suasana kamar yg gelap,jendela masih terbuka,angin berhembus memasuki ruangan yg di rasanya sangat dingin.

Sanskar menutup jendela,ia berpikir swara yg tertidur dengan keadaan dingin tidak baik untuk kesehatan nya.
Namun ia tak melihat swara di tempat tidur,ia melihat sekeliling kamar mencari,begitu terkejut nya ia dengan melihat ke satu arah mata nya membulat, terdiam
Seketika ia berlari

"SWARAA,,,!!!"sanskar yg melihat swara tergeletak tak sadarkan diri di lantai kamar
Ia segera memangku nya ke tempat tidur

"Ragini,,,,laks,,!!!"teriak sanskar

"Swara,,buka matamu,ku mohon bangun lah,,swara,,,"sanskar yg menggosok telapak tangan swara
Ia menyelimuti setengah tubuh swara.

"Sanskar kenap kau berterima malam-malam begini?"laks yg datang bersama ragini

"SWARAA!
Sanskar apa yg terjadi dengan swara?"tanya Ragini mulai cemas

"Dia tak sadarkan diri,saat aku masuk dia tergeletak di lantai,laks cepat hubungi dokter."titah sanskar dengan cemas nya terus menggosok tangan swara juga telapak kaki nya

"Baik aku akan menghubungi dokter."laks yg segera menghubungi

"Swara,,buka matamu,aku,,aku akan bawakan air."Ragini tak kalah cemas.

"Mana dokter nya,lama sekali,"gerutu sanskar tak bisa menunggu

"Sanskar tenang lah aku baru menghubungi nya,sebentar lagi dokter akan datang."laks yg mencoba menenangkan sanskar.

Sanskar menatap cemas dengan keadaan swara,ia begitu merasa bersalah,karna dia tak mempedulikan swara saat ia pergi dengan emosi nya.

Perjanjian CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang