5

21K 1.6K 159
                                    

• I HOPE YOU ENJOY GUYS •

Jungkook keluar dari dalam mobilnya diikuti dengan Ran. Setelah keluar darisana, Jungkook dan Ran pun langsung melangkah memasuki rumah.

"BIBI!! PAMAN!!" . "AH, RAN!!" seru Nyonya Besar Jeon kegirangan lantas berlari kecil kearah ponakannya tersebut dan berpelukan erat setelahnya.

"Paman sudah berpikir macam-macam kalau kau tidak jadi datang... Maaf ya?" Ran terkekeh mendengar sang Paman menyesali hal itu padanya.

"Tadi mobil Oppa tiba-tiba mati di jalan. Makannya dia lama menjemputku." kata Ran, kedua pasangan suami istri itu pun sama-sama merengutkan wajah mereka, menyesal sekali lagi karena ponakan kesayangan mereka lama menunggu jemputan dari Jungkook.

"Seoul banyak preman dimana-mana. Kau tidak takut menunggu di halte sendirian?" Anna menggeleng sebagai jawaban tidak.

"Daddy memberitauku kalau orang-orang jahat itu bukan ancaman... Anggap saja jika ketemu mereka adalah hari paling sial." cicit gadis itu membuat kedua orangtua Jungkook tertawa mendengarnya.

"Oh, orangtuaku tanya, kapan Oppa menikah? Kan kata Paman dan Bibi... Jungkook Oppa sudah di jodohkan?"

Jungkook berdehem kecil hingga membuat pandangan mereka teralihkan.

"Aku harus kekamar." katanya kemudian berlalu pergi menuju kearah tangga.

"Kemarilah, kita duduk dulu..." ujar sang Bibi sementara Ran hanya mengikuti ujaran Bibinya.

"Perjodohan itu tidak jadi, sudah Paman batalkan karena Jungkook terus saja menolak." . "Ah, sepertinya Oppa banyak berubah semenjak 7 tahun aku tidak pernah disini lagi. Tadi saat di mobil pun rasanya sangat sunyi, jika aku bertanya dia cuma menjawab singkat. Bagaimana aku tidak merasa canggung coba?"

"Anak itu sudah terombang-ambing kedalam dunia gelapnya." ujar wanita paruh baya tersebut.

Ran terdiam untuk waktu yang lumayan lama.

Entah kenapa secara tiba-tiba.. Ia justru mengingat soal gadis yang bersama Jungkook tadi.

***

Jungkook terbaring di kasur empuknya. Menutup mata sambil menghembuskan napas panjang berkali-kali.

Dia kesulitan untuk tidur, hanya bisa menutup kedua matanya rapat sambil sesekali mengeluh karena wajah Anna terus terngiang di pikirannya.

"Sial! Gadis itu memang benar-benar buat aku gila!" cicitnya sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

Tok... Tok... Tok...

Cklek.

Tatapannya mengarah pada pintu kamar, deruan napas malasnya mulai terdengar begitu melihat siapa yang datang berkunjung di waktu yang tidak tepat seperti ini.

"Tutup pintunya, kebiasaan!"

"Santai, Bung... Aku tutup nih...." Jungkook mendengus, malas sebenarnya menerima tamu disaat dirinya tengah banyak pikiran seperti ini.

"Kenapa sih kau? Jelek sekali filter wajahmu tau!" celetuknya membuat Jungkook mendelik tajam pada dirinya.

Pria bernama Park Jimin itu sebenarnya telah terbiasa. Mengenal Jungkook selama 6 tahun tentu saja membuat dirinya dapat mengenal betul sifat sahabatnya seperti apa.

Iya benar, Jungkook itu manusia yang sulit di tebak perasaannya.

"Ngomong-ngomong kenapa kau pulang cepat? Gagal menarik rekan?" Jimin menanggapinya dengan melempar bantal sova yang ada disampingnya.

1. CEO JEON [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang